Minggu, 21 November 2010

Lirik OST Silent Hill 4 "WAITING FOR YOU"


Lagi tergila2 ma lagu OST silent hill 4 dari si Gagak jelek (ada yg pernah mainin ga?? Mia belom sih, soalnya ga kuat jantungnya,,, ngagetin sih maennya. Menegangkan hahahaha). Well,,, I love the lyrics, walo ga smua liriknya yg ngena di hati seh, tapi tetap kerenlah. apalagi Reff nya huehuehuehue,,,


WAITING FOR YOU

Your gentle voice I hear
Your words echo inside me
You said "You long for me, that you love me"
And I want to see you too, feels just like I'm falling
Is there nothing I can do, wonder if you hear my calling

I'm here and waiting for you
Where are you, I can't find you
I'm here and waiting for you
I'll wait forever for you

Mom's gone to Heaven now
Why won't she come back down
Does she have someone she loves more than me
I thought I could love you better, we were always together
If we took some time apart you would finally know my heart

I'm here and waiting for you
Where are you, I can't find you
I'm here and waiting for you
I'll wait forever for you

I fell in Love with you and now you're gone
There's nothing left within my lonely room without you

I'm here and waiting for you
Where are you, I can't find you
I'm here and waiting for you
I'll wait forever for you

Jumat, 12 November 2010

Kisah Matahari, Bunga Matahari dan Bulan

Hmmm,,, cinta itu memang sebuah misteri.


Kita ga bisa mengatur, kapan ia akan datang dan kapan ia pergi  dan kemudian datang lagi menghampiri dengan kisah yang baru. Bahkan, cinta yang tumbuh kepada seseorang yang awalnya bukan sesosok spesial untuk kita, lalu,,, CTEK,,, seolah dengan jentikan jari, kisah itupun di mulai

Seberkas bibit cinta pun jatuh ke bumi. Bibit cinta itu merupakan bibit yang di ciptakan Tuhan sebagai salah satu bibit yang paling kuat untuk bertahan hidup di bumi ini. Jika ia tumbuh di pasir, maka menjadilah ia sbuah kaktus yang bisa bertahan hidup tanpa adanya air. Jika ia jatuh di batu, maka tumbuhlah ia menjadi lumut yang akan membungkus batu itu. Dan kali ini, bibit cinta itupun tumbuh sebagai sebuah jamur yang hidup ditempat yang gelap dan lembab di sebuah batang kayu tua yang sudah lama mati dan lapuk.

Seiring dengan waktu, sang jamur mulai mengenali lingkungan sekelilingnya. Setiap hari, dia melihat seberkas cahaya yang jatuh tak jauh darinya. Cahaya itu hanya berjarak beberapa centi dari tempat ia berada. Walaupun begitu, cahaya itu tidak pernah menyapanya. bahkan sekedar mengetahui keberadaannya.

"Cahaya apakah itu? begitu indah dan begitu jernih."

"Itu adalah cahaya sang matahari, wahai jamur." Kata bunga teratai yang tumbuh di rawa-rawa. Bunga teratai, adalah kawan baik sang jamur. Dan sang jamur pun mengagumi keindahan dan kecantikan sang bunga teratai. Walaupun ia tumbuh di air yang kotor dan penuh lumut seperti ini, tetapi ia bisa mekar menjadi bunga yang indah.

"Siapakah matahari itu?" tanya sang jamur

"Oh,,, dia adalah teman baikku. Walau kami hanya bisa berjumpa di saat siang hari saja, karena hanya di siang hari, sinarnya jatuh tepat menyapaku. Tetapi ia sangat baik, membantuku untuk mengolah makanan di tubuhku dengan sinarnya. Begitu pula dengan semua tumbuhan di bumi ini. Mereka memerlukan matahari untuk dapat mengolah makanan didalam tubuh mereka dengan bantuan sinar matahari. Bukankah ia sangat baik?" Celoteh sang bunga teratai panjang lebar.

"Ah,, kalau begitu, kenapa aku bisa tetap hidup dan memperoleh makanan tanpa sinar matahari? Selama ini aku tidak pernah merasakan sinarnya sedari aku tumbuh di pohon tua ini."

"Itu karena kau sebuah jamur. Jamur tanpa sinar mataharipun bisa hidup. Kau tidak membutuhkannya." Ujar si teratai. Kemudian ucapannya terhenti, tatkala sinar matahari jatuh menyapa si teratai dengan suaranya yang lembut. Dan terataipun menerima kedatangan sahabatnya itu dengan gembira.

"Kau terlihat begitu gembira. Bagaimanakah rasanya sinar matahari itu wahai teratai?" Ujar si jamur dengan perasaan ingin tahu di hatinya.

"Rasanya sungguh nyaman sekali sahabatku. Hangat dan menyenangkan."

Terbesit perasaan iri di hati sang jamur. Hangat? seperti apakah rasa itu? aku juga ingin mengetahuinya.

"Hai matahari, bisakah kau membagikan sedikit sinarmu kepadaku? Aku juga ingin merasakan kehangatanmu." Sang jamur mencoba berteriak kepada sang matahari. Akan tetapi, karena ia terletak di tempat yang tertutupi oleh batang kayu tua tersebut, si matahari pun tidak mendengar seruan sang Jamur. Ia tetap asyik memberikan sinarnya kepada yang lainnya.

Sang jamur pun terkulai kecewa. Suaranya tidak sampai kepada sang matahari. Perlahan, mataharipun mulai beranjak pergi dan meninggalkan hutan mereka kembali kepada genggaman gelapnya malam. Sang terataipun mulai terkantuk-kantuk dan bersiap tidur.

"Wahai teratai. Apakah cukup bagimu hanya menikmati hangatnya sinar matahari dalam waktu yang sebentar saja?"

"Ah,,, tentu saja. Aku hanya membutuhkan sinarnya sebentar saja. Hanya untuk membantuku untuk mengolah makananku di dedaunanku ini."

"Apakah kau tidak ingin menikmati sinarnya yang hangat itu berlama-lama?"

"Tidak. Aku tidak membutuhkannya berlama-lama. Karena, aku sudah mempunyai kehidupan dan kebahagiaanku di sini. Di sisi air rawa yang sudah menopang kehidupanku. Tanpa ia, aku tidak akan bisa hidup. Dialah yang kubutuhkan dalam hidupku." ujar teratai seraya memandang air rawa dengan penuh perasaan cinta kasih. Sang rawa hanya tersenyum malu namun bahagia. Lalu ia merengkuh akar sang teratai yang tumbuh di dalam airnya kian lembut.

Mengertilah sang jamur. Sang teratai mencintai si air rawa. Matahari bukanlah cinta yang diinginkan oleh si teratai. Akan tetapi mereka hanya berteman dan saling mendukung satu sama lainnya dalam kehidupan mereka.

Ah,,, andaikan ia juga bisa menemukan sebuah cinta seperti halnya si teratai dan si air rawa. Betapa bahagianya ia. Yang dia punya hanyalah sebuah pohon tua yang sudah mati tempat ia tumbuh tersebut. Ia ingin mempunyai sesuatu yang ia cintai dan mencintainya. Seperti si rawa dan si teratai. Apakah sang matahari bisa menjadi sesuatu yang berharga itu untuknya? Ah,,, sang jamur menggeleng pahit. Tidak mungkin. Rutuknya. Jangankan untuk menjadi sesuatu yang istimewa untuknya. Melihat sosok sang matahari saja ia tidak bisa. Bahkan, hanya sinarnya itupun, tidak pernah bisa ia rasakan.

Hari demi hari pun terus bergulir. Ternyata kerinduan itu tidak bisa menghilang dari hati sang jamur. Sang jamur terus meratapi eksistensinya. Ia hanyalah sebuah jamur, yang tumbuh di tempat yang sunyi. Lembap. Tak terjangkau oleh sinar sang matahari yang semakin hari semakin ia dambakan. Walau ia tahu, kenginannya itu tidak akan bisa terwujud. Akan tetapi setiap hari ia selalu berdoa kepada Tuhan, agar Tuhan setidaknya memperkenan permintaannya untuk dapat merasakan sinar matahari yang indah itu. Akan tetapi, hanya dengan melihat cahaya dari pujaannya itu saja sudah membuatnya bahagia. Walau ia sendiri tidak bisa merasakan hangatnya sinar dari sosok yang bernama matahari itu.

Tuhan mendengar doa yang diucapkan oleh sang jamur setiap harinya. Dan keajaibanpun datang menghampiri. Tuhan mengeluarkan sang jamur dari tempat persembunyiannya ke sebuah ladang yang luas. Di mana sang angin bebas bermain dengan leluasanya dipadang itu. Di mana sang malampun terlihat jelas berselimutkan bintang dan bertahtakan bulan nan elok. Sang jamur pun menjelma sebagai sosok sebuah bunga. Dan ini bukanlah sembarangan bunga seperti bunga-bunga lainnya yang juga mendapatkan sinaran sang matahari. Tetapi, ia adalah sebuah bunga khusus yang mempresentasikan kerinduannya selama ini kepada sang matahari. Sang jamurpun menjelma sebagai bunga matahari.

Wah,,, kok bisa ya, sang jamur berubah menjadi bunga matahari? tentu saja bisa. Bukankah cinta itu sendiri memiliki keajaiban tersendiri oleh sang Pencipta. Apalagi ini hanya cerpen fiksi hohohohoho *ngeyel mode on*

Ketika pagi menjelang. Perlahan namun pasti. Sang jamur yang sudah berubah menjadi bunga mataharipun terbangun oleh perasaan hangat yang merayap sampai ke hatinya. Ketika ia membuka matanya. Sejenak, ia merasa matanya buta oleh kilauan keemasan dari sang matahari. Sang bunga merasa takjub dan dipenuhi oleh kekaguman serta perasaan euforia tiada hentinya takkala ia akhirnya bisa melihat sosok penuh cahaya itu.

Sosok itu sungguh mengagumkan bermandikan cahaya yang menyilaukan, terasa hangat dan penuh cinta. Sang bunga matahari tidak hanya merasa terbutakan oleh kilauan sinarnya yang menakjubkan. Tetapi ia juga terpesona begitu kuatnya kepada sosok matahari yang ada dihadapannya. Inilah sosok sang matahari yang ia rindukan selama ini.

"Oh,,, inikah rasanya kehangatan matahari itu? Begitu kuat, hangat, penuh cahaya, dan mempesona. Berbeda sekali dengan kehidupanku yang dahulu yang begitu kelam dan dingin."

Semenjak itu, dengan semua kekaguman akan nilai keksatriaan yang ia impikan selama ini telah ia dapatkan dalam diri sang matahari. Sang bunga tanpa hentinya terus memandangi si matahari setiap harinya. Dan akhirnya, keberadaannya pun mulai di sadari oleh sang matahari.

Di kala malam menjelang. Dengan perasaan sendu, sang bunga matahari menatap sosok pujaannya semakin lama semakin menghilang di ufuk barat. Kegelapanpun perlahan datang menjelang dan sang rembulanpun muncul mengambil singgasananya di malam itu. Keberadaan sang bulan, hampir terasa tidak begitu disadari oleh sang bunga matahari. Karena sinarnya yang sang lembut, bagaikan dunia mimpi. Sosoknya tenang terkadang tersembunyi awan yang nakal menutupi pandangan sang rembulan. Berbeda dengan sosok perkasa sang matahari. Walaupun sang awan terkadang bermain dengannya, akan tetapi sinarnya yang begitu terang memancarkan kehangatan yang terasa menembus dirinya.

Dan begitulah hari-hari baru yang di alami oleh si bunga matahari. Setiap pagi, ia selalu menyambut kedatangan pujaan hatinya dengan wajah yang riang. Dan takkala malam tiba, ia tertidur nyenyak dibawah lembutnya sinar rembulan. Yang diam-diam mengamatinya dari kejauhan.


Perasaan bahagia yang dirasakan oleh bunga matahari, membuat dirinya pun mekar dengan kelopak gaunnya yang bewarna kuning cerah. Secerah warna pujaannya yang bewarna keemasan yang memukau. Ia mekar dengan begitu indah dan mengembangkan gaunnya dengan keanggunan yang mempesona. Dia mekar hanya untuk pujaan hatinya. Semuanya hanya untuk sang matahari. Walau terkadang ada kalanya sang matahari memancarkan sinarnya terlalu garang sehingga tak ayal lagi membakar kelopak sang bunga. Akan tetapi si bunga matahari tidak peduli dengan guratan-guratan luka di kelopaknya yang disebabkan oleh sinar matahari yang tajam menghujamnya. Ia tetap berdiri kokoh dengan senyuman penuh cinta menghiasi wajahnya. Dedaunannya selalu terjulur tanpa lelah ke arah sang matahari, seolah-olah ingin menggapainya. Dan ia selalu mengikuti kemana arah sang pujaan hatinya bergerak sampai akhirnya sang mataharipun beranjak keperaduannya dan kemudian digantikan oleh sang rembulan.

Selama sang matahari tidak tampak, selama itu pula sang bunga tertunduk layu. Berharap waktu cepat bergulir sehingga besokpun ia bisa kembali melihat pujaannya. Di dalam tidurnya itu, diam-diam sang rembulanpun jatuh cinta kepada sang bunga. Ia melihat guratan demi guratan luka yang tergores di mahkotanya yang berwarna kuning mempesona itu. Akan tetapi, lebih dari itu. Ketegaran sang bunga matahari yang hanya menatap sang matahari tanpa mempedulikan yang lainnya itulah membuatnya mencintai sang bunga. Karena itukah sang bunga di beri nama, bunga matahari, sehingga yang ia cintai hanyalah sosok agung si matahari?

Tanpa sepengetahuan sang bunga. Sang rembulan mengumpulkan titik-titik air yang beterbangan di malam itu dengan cahayanya yang lembut lalu kemudian mengubah titik-titk air yang dingin itu menjadi tetesan embun yang ia gunakan untuk mengobati luka bakar dikelopak sang bunga yang disebabkan oleh panasnya cahaya sang matahari. Ketika pagi menjelang, sang bunga pun terjaga dengan perasaan segar oleh embun yang dikumpulkan oleh sang bulan di malam harinya. Sang bunga matahari pun kembali menyambut sinar kekasihnya dengan senyuman penuh cinta dan mengikuti arah sang matahari kemanapun ia pergi dan akhirnya tenggelam.

Tanpa ia sadari, waktupun mengikis kehidupan sang bunga matahari perlahan-lahan. Kelopak gaunnya tidaklah seindah yang dahulu. Seperti disaat ia mekar untuk pertamakalinya. Gaunnya yang kini berwarna kuning kusam itu penuh dengan guratan luka yang ia dapatkan selama perjalanan hidupnya bersama sang matahari. Walaupun begitu, sang matahari tidak sekalipun membawanya pergi ke sisinya dan menyambut uluran tangan dari sang bunga. Matahari terlalu sibuk untuk menyapa dan membagikan cahayanya kepada yang lainnya. Sehingga terkadang ada kalanya sang matahari tidak menyapa sang bunga dan lebih memilih menyembunyikan dirinya di balik awan-awan yang berwarna gelap menggantung.

Akan tetapi, sang bunga tetap bertahan menanti sang pujaan hatinya untuk keluar dari persembunyiannya. Di tengah derasnya hujan yang diturunkanoleh sang awan, sang bunga matahari tetap berdiri kokoh dengan batangnya yang kini menjulang semakin tinggi. Berharap dedaunannya kelak bisa menyentuh hati sang matahari.

Akan tetapi, waktupun menjawab penantian sang bunga. Ia tidak lagi bisa berdiri sekokoh seperti dahulu. Kelopaknya pun mulai berguguran satu persatu. Sang matahari tetap tidak menyambut uluran tangannya. Ia selalu datang dan pergi seperti biasanya. Meninggalkan sebuah senyuman yang hangat untuk sang bunga akan tetapi tidak pernah menangkap hati sang bunga. Dan hati sang bunga pun sekarang hancur. Seperti harapannya yang turut gugur bersama helaian kelopaknya yang berjatuhan ke tanah.

Sang bunga matahari mulai menutup dirinya dan menangis tersedu-sedu. Walau ia tetap memberikan senyumannya yang terlembut, tak kala matahari datang menyapanya. Akan tetapi ia langsung menangis rapuh takkala matahari beranjak pergi. Ia ingin tetap terlihat tegar dan kuat di hadapan sosok yang ia cintai itu. Walaupun sebenarnya ia sudah hancur, rapuh dan sekarat. Tanpa diketahui oleh sang matahari.

Hanya bulan yang menyaksikan semua kesedihan dan luka yang dialami oleh sang bunga matahari. Dengan sabar, ia terus mengumpulkan embun yang ia dapat dan mengoleskannya ke sang bunga matahari dengan lembutnya. Sang bunga pun tersentak. Tersadar, dengan kelembutan dari sang rembulan yang selama ini tidak begitu ia pedulikan. Karena selama ini ia hanya menyadari sinar dari sang matahari yang begitu kuat, begitu hangat, begitu menyilaukan walaupun terkadang menyakiti dirinya. Berbeda dengan sang rembulan, sinarnya begitu lembut, menenangkan dan penuh kasih. Sinar yang selalu membuainya tak kala ia tidur ditengah kegelapan malam. Dan menyelimutinya dengan lembut bagaikan sutera yang halus.

"Wahai bulan,,, kenapa kau memperlakukanku begitu lembutnya? sadarkah engkau, aku adalah bunga matahari. dan selamanya, aku hanya akan melihat sang matahari."

Sang bulanpun tersenyum lembut kepada sang bunga matahari. "Wahai sang bunga matahari. Engkau telah menamakan dirimu dengan nama dia yang kau cintai, menyatakan dirimu adalah bagian darinya. Dan selalu mengikutinya dengan pandangan matamu yang lembut dimanapun ia berada. Dan dengan lenganmu yang rapuh tetapi kokoh itu, terus berusaha menggapai sambutan dari matahari yang kau puja. Akan tetapi, ketika sang matahari tetap egois membagikan sinarnya kepada yang lain, tidak hanya untukmu, kau dengan sabar selalu menatapnya penuh cinta. Dan begitupun denganku, wahai bunga matahari. Aku begitu merindukan sebuah bunga yang menginginkan eksistensinya hanya untuk diriku. Bunga yang selalu memandang lembut kepadaku, walaupun sinarku ini begitu lemah dan tidak dirasakan oleh yang lainnya seperti sinar matahari yang mampu membuat yang lainnya berpaling memandang cahayanya yang menyilaukan. Aku mencintai caramu mencintai matahari. Kesetiaanmu, ketabahanmu, ketegaranmu dan kesabaranmu untuk menunggu sang matahari untuk kembali bersinar keesokan harinya. Walaupun kau tahu, bahwa sinar kekasihmu itu tidak hanya untukmu. Tapi kau selalu tersenyum penuh cinta menyambut kedatangannya. Aku mencintai caramu mencintai sang matahari,,, walau aku tahu. Bahwa keberadaan dirimu, hanyalah untuknya. Jadi, hanya inilah yang dapat aku lakukan untukmu, wahai bunga matahari yang penuh cinta. Mengobati luka-lukamu takkala sinar matahari menyakiti kelopakmu yang rapuh. Memberikanmu sinar ku yang lembut takkala kau tertidur sehingga aku tetap bisa melihatmu tersenyum ditengah kedamaian tidurmu. Aku mencintaimu, sebagaimana kau mencintai sang matahari. Dengan sepenuh jiwamu."

Sang bunga matahari tersadar akan kebodohnnya, yang telah terbutakan oleh cinta yang dia inginkan sehingga ia tidak pernah menyadari ada sebuah cinta yang sebenarnya ia butuhkan yang telah menjaganya selama ni. Seperti kisah cinta sahabatnya si bunga teratai dengan si air rawa.

Dan ia juga menyadari permintaannya yang egois kepada Tuhan. Selama ini ia selalu menginginkan sebuah cinta sebagaimana yang ia inginkan dari dahulunya. Ternyata, tak selamanya apa yang ia inginkan itu adalah hal yang ia butuhkan. Tak selamanya juga, apa yang ia inginkan adalah merupakan hal yang terbaik di dalam hidupnya. Yah,,, selama ini ia begitu menginginkan cinta dari sang matahari, akan tetapi ternyata yang ia butuhkan adalah sentuhan lembut penuh kelembutan dari sang rembulan. Bukannya sentuhan penuh gelora yang membakar dirinya perlahan-lahan.

Diiringi isak tangis sang bunga matahari, ia pun memohon kepada Tuhan. Berikanlah ia, apa yang ia butuhkan untuk hidupnya, bukan sesuatu yang ia inginkan seperti yang selama ini yang ia kira. Tuhanpun tersenyum, bahwa bunga yang Dia sayangi telah menyadari kebodohannya dan keegoisannya selama ini. Kemudian, Tuhanpun menyentuh lembut sang bunga matahari dan mengubahnya menjadi sesosok bunga anggrek bulan yang bermahkotakan gaun putih yang tak kalah indahnya dengan gaunnya yang terdahulu. Seperti cahaya sang rembulan yang bewarna putih keperakan yang mempesona.  Semenjak itu, sang bunga anggrek bulan selalu menari dengan anggunnya ditemani oleh lembutnya sinar sang rembulan yang akan selalu menjaga dirinya.








11 November 2010
Created by : Miaw,,,

Minggu, 07 November 2010

Obrolan Chat

Cuma pengen share percakapan konyol di Ym bareng salah satu sohib Mia tadi malam. Setelah berbincang2 ngalur ngidul, tiba2 Mia berimprovisasi yang sangat mengharukan *ambil tisu*

Mia: Sedih,,
Lady: Sedih kenapa?
Mia: ~~'
Mia: lad,,,
Mia: gw kerasa kebeban banget
Lady: beban?
Mia: beban bikin perasaan gw ga enak 
Mia: Menyiksa gua banget T_T
Mia: Aku tersiksaaaaaah,,, hiksss
Mia: gua sepertinya harus pergi sekarang,,,
Lady: pergi ke?
Mia: byeee T__________T
Lady: @.@
Lady: ngomong apa sih
Lady: oiii,, lu kenapa?
Mia: hiks,,,
Mia: mo ke wc dulu
Lady: dodolllllll
Mia: mo buang beban dulu hihihihi
Mia: dari tadi dah nahan2 :P
Lady: jorok!!!
Mia: wekekekekekeek =))
Lady: JOROOKKK
Lady: ih
Mia: ntar yaaaaaa :D
Lady: SHOO SHOOO
Mia: *ngacir*

Senangnya jailin dia wkwkwkwkwkwwkwk

Kamis, 04 November 2010

Sudahkah Kita Hidup Sederhana?

Ingatkah kalian, wahai ummat islam,,, wahai ummat terpilih.

Kehidupan Rasullullah, kehidupan Kekasih Allah, manusia yang paling mulia, manusia terpilih, pemimpin dari ummat Islam yang begitu sederhana. Dengan status yang sedemikin tinggi dan terhormat, sesungguhnya apa yang diinginkan Rasulullah, tentu tak sulit untuk dikabulkan, baik oleh Allah SWT maupun umatnya yang begitu mencintainya. Akan tetapi, ingatkah kalian, wahai ummat islam. Rasullullah menolak kilauan materi tersebut. ”Tidak, ya Tuhanku, lebih baik aku lapar sehari, dan kenyang sehari. Bila kenyang, aku bersyukur memuji dan memuja-Mu, dan jika lapar aku akan meratap berdoa kepada-Mu.

Ingatkah kalian, wahai ummat islam. Kemenangan demi kemenangan yang didapat kaum muslimin ketika berjihad melawan musuh Allah yang hendak menghancurkan islam? Dari kemenangan-kemengan tersebut, terbayangkah berapa kekayaan harta materi musuh yang didapat dari peperangan tersebut? Akan tetapi, adakah Rasullullah menjadi sosok yang kaya karenanya? TIDAK!! Beliau tetap menjalankan kehidupan beliau yang sederhana. Saat berpuasa hanya sahur dan berbuka dengan beberapa biji kurma dan air zam-zam. Bahkan tak jarang beliau menahan rasa lapar hanya untuk bisa menjamu tamu beliau dengan makanan yang seadanya di rumah beliau.

Tahukah kalian, wahai ummat islam. Betapa para sahabat sangat mencintai beliau. Bahkan mereka rela mempertaruhkan nyawa mereka hanya demi kselamatan beliau. Dan para sahabat-sahabat mulia tersebut, berasal dari para saudagar yang kaya raya, keturunan bangsawan, dan pemimpin bagi kaumnya. Jika saja Rasul berkehendak atas harta mereka, mereka akan menyerahkannya dengan suka rela. Akan tetapi, Rasul tetap hidup dalam kesederhanaannya.Semua harta yang beliau dapatkan dari rampasan perang atau hadiah-hadiah mewah yang diberikan oleh para raja, beliau berikan kepada fakir miskin atau kepada kaum yang lapar. Sampai beliau meninggal,

Umar melihat Rasul sedang berbaring di atas sebuah tikar kasar, dan hanya berselimutkan kain sarung. Kemudian, terlihatlah guratan tikar yang membekas di tubuh Rasulullah SAW. Umar pun melayangkan pandang ke sekeliling kamar.

Dilihatnya segenggam gandum seberat kira-kira satu sha’, daun penyamak kulit, dan sehelai kulit binatang. Menyaksikan kesederhanaan Rasulullah SAW,  Umar pun tak kuasa menahan air matanya. ”Apa yang membuatmu menangis, ya putra Khattab?” ujar Rasulullah bertanya kepada Umar.
Umar pun menjawab, ”Bagaimana aku tak menangis, ya Rasul, di pinggangmu tampak bekas guratan tikar, dan di kamar ini aku tidak melihat apa-apa, selain yang telah aku lihat. Sementara raja Romawi dan Persia bergelimang buah-buahan dan harta, sedang engkau utusan Allah SWT.”

Rasulullah pun bersabda, ”Wahai putra Khattab, apakah kamu tidak rela, jika akhirat menjadi bagian kita dan dunia menjadi bagian mereka?” Rasulullah dan keluarganya menerapkan hidup sederhana. Sebagai pemimpin umat, Rasulullah mengajarkan umatnya untuk senantiasa mensyukuri setiap rezeki halal yang dianugerahkan Sang Pencipta.

Dan apakah kalian menyadari, wahai ummat islam. Fatimah, putri kesayangan Rasullullah. Seorang putri dari pemimpin ummat islam, putri dari kekasih Allah. Ketika Fatimah memasuki umur untuk menikah, berbondong-bondonglah para sahabat Rasul untuk melamar Fatimah menjadi menantu mereka. Para sahabat itu berasal dari kalangan kaya raya dan sahabat setia Rasullullah. Akan tetapi, Rasul menolak putra-putra dari sahabatnya tersebut dengan bijak dan lembut. Dan akhirnya Rasul memilih Ali, seorang pemuda miskin akan tetapi kaya akan akhlak, kuat imannya dan teguh akan agamanya.

Dan tahukah kalian, wahai ummat islam. Ali hanya mampu memberikan mahar beberapa pakaian bekas dan kulit domba untuk menikahi Fatimah, sang putri kesayangan dari Rasullullah. Perlengkapan pengantin wanitanya antara lain adalah tempat tidur dari dedaunan kurma, bantal kulit berisi jerami, bejana kulit kecil dan kantong air dari kulit. Untuk pernikahan itu, Ali ra. telah menjual seekor unta miliknya dan sebagian barang-barangnya. Tempat tidur mereka terbuat dari kulit domba. jika mereka akan tidur, mereka harus membalikkan bulunya terlebih dahulu. Sedangkan bantainya terbuat dari kulit yang diisi jerami.

Suatu hari Fatimah dan Ali datang menghadap Rasullullah, meminta seorang pelayan untuk  membantu Fatimah dalam mengurus urusan rumah tangganya. Sungguh, Rasul sangat mencintai Fatimah. Dia adalah anak yang paling dicintai Nabi SAW sehingga beliau bersabda :"Fatimah adalah darah dagingku, apa yang menyusahkannya juga menyusahkan aku dan apa yang mengganggunya juga menggangguku." [Ibnul Abdil Barr dalam "Al-Istii'aab"]

Akan tetapi, apakah karena kecintaan beliau yang teramat besar kepada Fatimah, sehingga beliau memanjakan putrinya itu dengan memenuhi permintaan yang terdengar sangat kecil? Yaitu hanya meminta seorang pembantu untuk ia mengurus rumah tangganya. Jika Rasullullah berkehendak, maka ia bisa saja mencarikan seorang pembantu untuk anak kesayangannya. Akan tetapi, karena kecintaan Rasul kepada Fatimah, ia tidak ingin merusak akhlak Fatimah menjadi wanita pemalas. Dan sesungguhnya, kesusahan seorang istri dalam mengurus rumah tangganya, akan mendapatkan ganjaran pahala yang sangat besar di sisi Allah.

Rasullullah SAW bersabda kepada Fatimah : "Ucapkanlah :"Wahai Allah, Tuhan pemilik bumi dan Arsy yang agung. Wahai, Tuhan kami dan Tuhan segala sesuatu yang menurunkan Taurat, Injil dan Furqan, yang membelah biji dan benih. Aku berlindung kepada- Mu dari kejahatan segala sesuatu yang Engkau kuasai nyawanya. Engkau- lah awal dan tiada sesuatu sebelum-Mu. Engkau-lah yang akhir dan tiada sesuatu di atas-Mu. Engkau-lah yang batin dan tiada sesuatu di bawah- Mu. Lunaskanlah utangku dan cukupkan aku dari kekurangan."

Lalu beliau melanjutkan, "Maukah kalian jika kuceritakan sesuatu yang lebih baik daripada yang kalian minta tadi? Fatimah dan Ali menjawab, ‘Ya, tentu saja.’ Beliau berkata, ‘Yaitu beberapa kalimat yang diajarkan Jibril kepadaku. Ketika kalian beristirahat di tempat tidur ucapkanlah Subhanallah 33 kali, Alhamdulillah 33 kali, dan Allahu Akbar 34 kali. "Dan nasehat itu telah menjadi amalan rutin keluarga Fatimah ra.

Dan lihatlah kita sekarang, wahai ummat muslim. Kita semua terbutakan oleh kilauan materi. Berlomba-lomba mencari dan mengumpulkan kekayaan dan menulikan telinga akan tangis anak-anak yatim, kemiskinan para orang-orang fakir, dan kelaparan para tetangga. Sampai kapankah kita akan terus mengumpulkan pundi demi pundi uang? Tumpukan harta demi harta? Sesungguhnya, harta di dunia jika kalian kumpulkan, maka tidak akan ada habisnya untuk dikumpulkan. 

Sadarkah kalian, wahai ummat islam. Bahwa menumpukkan kekayaan, merasa miskin dan sayang untuk berbagi nikmat yang diberikan oleh Tuhanmu, itu adalah sifat dari orang kapitalis. Hidup di dunia hanya untuk menguasai dan mencari keuntungan pribadi sebanyak mungkin. Tidakkah kalian melihat keadaan sekarang bahwa si kaya semakin kaya, dan si miskin semakin miskin.

Untuk apa kita berkeinginan untuk mempunyai rumah besar bertingkat-tingkat, jika banyak saudara-saudara kita yang tidur kedinginan di bawah kolong jembatan? Untuk apa kita berrmimpi  utk membeli mobil mewah dan perhiasan yang tak ternilai harganya, jika banyak saudara-saudara kita yang mengais makanan dari tong sampah? Untuk apa kita mengejar kedudukan dan jabatan yang tinggi, sedangkan tangisan anak yatim piatu dan kepapa-an orang miskin tidak terdengar oleh kita?

Jika ummat islam menyadari dan tahu diri, bagaimana kehidupan Rasullullah yang sederhana, patutlah kalian bermalu hati. bagaimana kalian bisa menikmati semua kekayaan di dunia sedangkan Rasullullah selalu berbagi harta kekayaannya bagi yang membutuhkan? Bagaimana kalian memakan makanan secara berlebihan dan membuat perut kalian buncit kekenyangan, sedangkan rasullullah selalu membagikan makanan yang ia punya kepada orang yang lapar daripada mengenyangkan perutnya sendiri?

Nabi SAW mengumpamakan kehidupan dunia bagaikan berjalan di hari panas, lalu berhenti sejenak sekadar beristirahat, dan tidak lama lagi tempat itu akan ditinggalkan. Jadi, dengan kata lain, Islam adalah agama yang berlandaskan nilai kesederhanaan yang tinggi, seperti dicontohkan Rasulullah dan keluarganya.

Allah SWT dalam surat al-Israa ayat 26-27 berfirman, ”Dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros, sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan.

Islam tidak melarang kita untuk kaya, bahkan mendorong kita untuk menjadi pribadi yang kaya akan tetapi, hendaklah kekayaan kita itu dapat bermanfaat tidak hanya untuk diri sendiri atau keluarga kita saja, akan tetapi bisa bermanfaat bagi orang-orang disekeliling kita tanpa mengenal apa rasnya, bangsanya dan agamanya. Itulah yang dimaksudkan Islam adalah agama rahmat bagi seluruh alam, hendaknya kita bisa menjadi pribadi yang bermanfaat bagi sesama kita, tidak hanya memboroskan harta kita untuk kepentingan diri pribadi kita sendiri dan keluarga saja. Untuk menghindari hidup boros itu, sikap yang sederhanalah kuncinya. 

Semoga kita, ummat islam (khususnya penulis) bisa mempraktekkan kehidupan yang sederhana sebagaimana di contohkan oleh rasullullah. Dengan mensyukuri nikmat yang diberikan Allah, dan memperlapang hati untuk dapat saling berbagi bagi orang yang membutuhkan.