Di penghujung bulan desember 2011 ini, banyak berbagai kejadian yang terjadi. Ada beberapa peristiwa yang menjadi menarik perhatian Mia untuk membahasnya. Apa sajakah itu?
1. Penusukan
Belum hilang kekuatiran dan keresahan masyarakat Jakarta terhadap kasus perkosaan di angkot yang sempat mencuat beberapa bulan terakhir ini, dipenghujung tahun 2011 ini, kembali terjadi tindakan kriminalitas yang tidak kalah mengkuatirkan. Pada bulan Desember ini, telah terjadi setidaknya 3 kasus penusukan yang terjadi didaerah Jakarta saja. Ada beberapa korban yang meninggal tetapi ada juga yang hanya terluka.
a. Peristiwa penusukan Christoper Melky Tanujaya
Peristiwa penusukan yang dialami oleh seorang siswa bernama Crhistoper, sempat menjadi sorotan media beberapa hari ini. Dikarenakan, Christopher ini adalah siswa yang berprestasi, yang merupakan juara dari kompetisi olimpiade matematika tingkat SLTP tahun 2009 lalu. Kematian Crhistopher, dirasakan kehilangan salah satu aset berharga harapan bangsa dimasa depan.
Christopher ditemukan tewas usai turun dari busway dengan kondisi luka tusuk pada bagian leher di sekitar Jalan Pluit Selatan, Penjaringan, Jakarta Utara, Senin (5/12) pukul 20.00 WIB.
Tidak butuh waktu lama. Dalam waktu 3 hari polisi akhirnya bisa membengkuk sipelaku penusukan. Pihak kepolisian melakukan upaya penyelidikan dan menelusuri identitas pelaku yang bernama Ayub melalui kamera tersembunyi di sekitar lokasi pembunuhan dan memantau telepon selular milik korban yang diambil pelaku. Berdasarkan situs resmi Pusat Komunikasi dan Informasi Bidang Humas Polda Metro Jaya di Jakarta, tersangka Ayub ditangkap di rumahnya daerah Penjaringan, Jakarta Utara, Kamis (8/12) sekitar pukul 21.00 WIB.
Pelaku diduga memiliki motif ingin merampas telepon selular korban, namun ketahuan sehingga melakukan penusukan terhadap Christopher. Korban melakukan perlawanan saat pelaku merampas telepon selular, sehingga akhirnya Ayub menusuk leher Christopher hingga terkapar di pinggir jalan.
Pada tgl 24 november lalu, juga ada kasus penusukan terhadap siswa SMK negeri 1 oleh dua pelaku yang juga pelajar dengan menggunakan celurit.
b. Penusukan pemilik warung dan pemilik kostan di Tambora
Korban adalah seorang ibu-ibu berusia 55 tahun bernama Lani tewas setelah ditusuk tiga kali di bagian dada, dan satu kali di perut, pemilik warung sekaligus juragan kos-kosan di kawasan Tambora, Jakarta Barat. Pelaku diidentifikasi berkaos putih dan bercelana pendek. Diduga tersangka yang kini buron tersebut berniat mencuri namun terpegok korban, Jumat 9 desember lalu. Karena panik, korban meninggalkan hasil rampokan berserakan dijalan begitu saja beserta pisau yang digunakan utnuk menusuk Lani.
Menurut Kepala Unit Reskrim Polsek Tambora, Ajun Komisaris Sukatma, tersangka beraksi seorang diri, masuk ke warung korban. “Korban sempat berteriak dan mengejar tersangka, namun akhirnya terjatuh dan tewas. Motifnya mungkin saja mau mencuri tapi terpegok korban atau memang dendam sengaja datang untuk menghabisi korban, ini masih didalami,” ujar Sukatma. Selain menyita barang bukti sandal tersangka yang ditinggal dan pisau, polisi juga akan memeriksa CCTV yang dipasang di kos-kosan ibu dua anak tersebut (wuuiihh,, keren nih kostannya)
c. Penusukan terhadap reporter TV one
Peristiwa penusukan terhadap kamerawan dan satpam terjadi di Wisma Nusantara ketika tvOne sedang syuting acara live dengan tema Siapa di Balik Nunun. Menurut Technical Support tvOne, Deni Setiawan, pelaku diduga mengincar presenter Grace Natalie.
Kejadiannya ketika kita sedang live di luar, ketika commercial break pelaku mendekat ke arah Grace yang lagi di luar. Kameramen sudah tahu gelagatnya, lalu FD (Floor Director) menyelamatkan Grace ke dalam, namun pelaku tetap kejar ke dalam," ujar Deni Setiawan.
Dadang, kamerawan TvOne selamat dari upaya penusukan yang dilakukan oleh pelaku yang bernama Adil Firmansyah di lobi Wisma Nusantara Jakarta, Senin 12 Desember 2011 pukul 19.35. Dadang mendapat luka goresan di perut bagian kiri.
Menurut Sugiyanto, sekuriti Wisma Nusantara, saksi mata kejadian, Adil yang berhasil melewati penjagaan pintu masuk Wisma Nusantara, menghambur mendekati sejumlah kru TvOne yang sedang melakukan opening acara Apa Kabar Indonesia Malam. Sampai saat ini, motif dari Adil ini masih belum begitu jelas. Ada yang mengatakan bahwa ia adalah fans berat dari Grace natalie, tetapi menurut penuturan humas TV One, Adil mengungkapkan motifnya bahwa ia tidak suka dengan lambang tivi one yang memakai angka 1. Karena angka 1 itu hanya untuk Tuhan. Diduga, Adil memiliki masalah kejiwaan atau stress.
Sebelumnya, di bulan November yang lalu, jurnalis SCTV, Zainuddin juga mengalami penikaman dan beruntung ia bisa diselamatkan walau menjalani perawatan dirumah sakit Ibnu Sina.
2. Dorama Lupa Ingatannya Nunun.
Panggung politik dan pemerintahan kita makin mirip tayangan sinetron yang penuh liku dan drama. Terutama oleh pelaku korupsi yang buron. Seperti Gayus, Nazaruddin dan kasus terbaru sekarang adalah Nunun Nurbaeti.
Nunun menjadi buronan Interpol setelah KPK menetapkannya sebagai tersangka pada Februari 2011 lalu. Nunun diduga memberikan cek pelawat sebanyak 480 lembar senilai Rp 24 miliar ke seluruh politikus DPR di Senayan periode 1999-2004. Pemberian itu untuk memenangkan Miranda Swaray Goeltom menjadi Deputi Senior Gubernur Bank Indonesia
Dalam kasus ini KPK sudah menetapkan 30 orang tersangka dari anggota DPR periode 1999-2004 dan sebagian besar telah divonis bersalah oleh pengadilan.
Dia baru dinyatakan sebagai tersangka Mei 2011 lalu. Namun, Nunun tak kunjung bisa dihadirkan sebagai saksi dalam persidangan kasus itu. Bahkan saat beberapa anggota dewan juga duduk di kursi pesakitan di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Nunun tak kunjung berhasil ditemukan. Nunun raib setelah beralasan sakit lupa dan berobat ke luar negeri. Buronnya Nunun itu membuat KPK mengajukan permohonan pencabutan paspornya pada 26 Mei 2011 lalu.
Sejak itu, keberadaannya simpang siur. Berbagai laporan menyebutkan dia sempat terlihat di sejumlah negara ASEAN, seperti Singapura, Kamboja dan Vietnam. Yang paling anyar foto Nunun yang beredar luas di internet akhir November lalu.
Di foto itu dia terlihat sedang shopping di sebuah butik ternama di Singapura. Suami Nunun mantan Walapolri Komjen (Purn) Adang Daradjatun ini ditangkap tim Interpol Royal Police tepat di Hari Antikorupsi se-Dunia. Dan berulang kali, sang suami menegaskan Nunun ada di Singapura untuk berobat. Namun jejaknya beberapa waktu kemudian terendus di berbagai negara di kawasan ASEAN. Sejumlah negara disebut pernah didatangi Nunun dalam 'pelariannya', seperti Kamboja dan Thailand. Nunun terlihat ke Kamboja untuk menghindari kejaran Interpol, sekaligus mencari tempat yang lebih baik.
Dan tanggal 9 Desember, pelarian Nunun akhirnya berakhir. Ia berhasil ditangkap berkat kerjasama bandara Thailand yang melaporkan keberadaan Nunun kepada KPK. Dan akhirnya Nunun dijemput pulang bersama 11 anggota KPK termasuk wakil KPK sendiri.
Akan tetapi, drama ini masih belum selesai sampai disitu. Setiba di tanah air, Nunun kembali 'jatuh sakit'. Dan sakitnya ini tidak main-main. Dokter pribadinya menyatakan, Nunun mengalami sakit lupa ingatan walaupun tidak total akan tetapi tidak akan bisa disembuhkan dikarenakan stroke yang diidap Nunun.
KPK tentu tidak percaya begitu saja. Karena saat diperiksa KPK, Nunun tetap bisa menjawab sejumlah pertanyaan. KPK sendiri menyiapkan dokter ahli lainnya untuk memeriksa kondisi Nunun, termasuk dokter psikologi.
Akan tetapi, ada kabar yang terdengar cukup pahit yang berdengung jika Nunun terbukti benar-benar sakit lupa ingatan ini.
“Kalau memang Nunun sakit kan tidak bisa diproses hukum. Pak Harto kan ditutup perkaranya karena sakit. Kalau dia memang ternyata sakit maka perkara ini tidak bisa dilanjutkan,” kata Anggota Komisi III DPR, Ahmad Yani.
Aturan hukum dan perundang-undangan di Indonesia menetapkan bahwa orang yang sedang sakit tidak bisa diadili. Oleh karena itu dalam setiap acara penyidikan suatu perkara, setelah penyidik menanyakan indentitas dan alamat tersangka pelaku tindak pidana, maka pertanyaan penyidik berikutnya adalah : “APAKAH SAUDARA DALAM KEADAAN SEHAT”. Hukum Acara Pidana di Indonesia menentukan bahwa seseorang hanya bisa diadili apabila yang bersangkutan dalam keadaan sehat. Mengenai hal ini mantan Ketua Mahkamah Agung, Prof. DR.Bagir Manan, SH, MH, ketika ditanya seputar kasus penghentian penyidikan terhadap mantan Presiden Suharto, mengatakan bahwa:
“Terdakwa yang dalam keadaan sakit tidak boleh diteruskan pemeriksaannya guna melindungi kepentingan terdakwa, karena kemungkinan orang yang tidak sehat dapat memberi keterangan di luar kehendaknya yang justru akan memberatkan dirinya sendiri, dan keterangan seperti itu tidak dapat diterima oleh persidangan. “Orang yang diadili itu memiliki hak untuk membela dirinya. Bagaimana dia mau melindungi dirinya kalau dia sakit,” ujar Bagir.
Hmm... apakah undang-undang untuk orang sakit tidak bisa di proses itu tetap berlaku untuk kalangan rakyat bawah pak? Atau hanya untuk kalangan pejabat saja?
Tanyakan ke rumput yang bergoyang ~,~
3. Lelucon berbuah Petaka
|
gambar dan berita bersumber dari sini |
Peristiwa ini entah masuk dalam kategori tragis atau lucu. Tragis, karena niatnya untuk becanda malah berakhir menderita karena terkena tendangan satpam yang reflek melindungi keamanan tamunya. Lucu nya, 'suster ngesot' jadi-jadian kena tendangan maut satpam.
Oke... oke... bagi korban, hal ini bukanlah peristiwa yang lucu. Akan tetapi, ini bisa jadi pelajaran bagi kita semua, jangan bercanda yang melampaui batas. Walau tujuannya untuk memeriahkan suasana ulangtahun teman.
Peristiwa ini terjadi tanggal 10 Desember 2011 kemarin. Saat itu, Mega bersama teman-temannya berlibur di Kota Bandung. Kebetulan, Fitra Mahaly, temannya, berulang tahun ke-18. Mega pun berencana membuat kejutan untuk Mega. Mereka kemudian menginap di Apartemen Galeri Ciumbuleuit, Jalan Ciumbuleuit, dan membuat rencana kejutan untuk Fitra pun disusun. Mega dan kawan-kawan berniat menakut-nakuti Fitra dengan berpura-pura menjadi ‘Suster Ngesot’.
Saat hari H nya, Mega menunggu di lantai 17 Apartemen Ciumbuleuit. Teman-teman lainnya makan bersama Fitra. Setelah mendapat aba-aba dari temannya, Mega duduk di depan lift.
Pintu lift terbuka. Di dalamnya, tak hanya Fitra dan teman-temannya. Ada satpam bernama Sunarya dan seorang pegawai Apartemen Galeri Ciumbuleuit lainnya. Fitra kaget melihat sosok ‘Suster Ngesot’ ada di depannya dan berteriak ketakutan. Mendengar tamunya ketakutan, refleks, security yang bernama Sunarya menendang wajah Mega yang menyamar jadi ‘Suster Ngesot’. Tendangan itu begitu keras sehingga membuat Mega pingsan dan kehilangan giginya.
Orang tua Mega, Mahfud Djabir Mega, melaporkan insiden itu ke Polrestabes Bandung. Dia merasa kesal dan tidak terima anaknya diperlakukan kasar sehingga masuk rumah sakit.
Tidak bisa disalahkan juga, satpam yang menendang suster ngesot jadi-jadian ini, karena ia sendiri tidak tahu settingan acara surprise tersebut. Dan peristiwa kejutan berubah jadi musibah ini, bisa dibilang adalah resiko Mega dan kawan-kawannya yang telah merencanakan lelucon yang 'menakutkan' ini.
Apa yang ditanam, itu pula yang akan dituai. Dan ini lah yang dituai oleh Mega atas lelucon suster ngesotnya tersebut.