Tampilkan postingan dengan label Agama. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Agama. Tampilkan semua postingan

Senin, 13 Agustus 2012

Keutamaan Memperbanyak Dzikir

Alkisah Ibn Abbas ra menuturkan, ketika Allah menciptakan Arsy dan meminta para malaikat untuk memikulnya, mereka merasakan betapa berat Arsy tersebut. Allah meminta mereka untuk membaca  "SUBHANALLAH", dan mereka merasakan memikul Arsy menjadi lebih ringan. Malaikat-malaikat pun terus menerus membaca nya hingga Allah SWT menciptakan Nabi Adam A.S. Ketika nabi Adam bersin Allah mengilhamkannya untuk membaca ALHAMDULILLAH dan Allah menjawab "Yarhamuk Rabbuk". Para malaikat menyambungkan kedua kalimat ALlah tersebut sehungga sepanjang masa mereka mengucapkan"SUBHANALLAH wa Alhamd li ALlah  Malaikat terus membaca kalimat tersebut hingga  Alah mengutus Nabi Nuh. Nabi Nuh diperintah Allah agar menyuruh Kaumnya menyebut LA ILAHA ILLA ALLAH

Malaikat pun menggabungkan kalimat ketiga itu sehingga menjadi "SUBHANALLAH WA ALHAMDULILLAH wa LA ILAHA ILLALLAH" yang di dengungkan sepanjang masa hingga ALlah mengutus Nabi Ibrahim. ALlah SWT mengilhami Nabi Ibrahim untuk mengurbankan anak kesayangannya dan Allah menggantikan Ismail dengan seekor domba. Ia pun berkata  ALLAHU AKBAR.  Para Malaikat menggabungkan ketiga kalimat ALlah sebelumnya dengan kalimat itu sehingga menjadi  "SUBHANALLAH WA ALHAMDULILLAH wa LA ILAHA ILLALLAH ALLAHU AKBAR". Sewaktu malaikat Jibril menceritakan hal ini kepada Rasulullah SAW karena kekagumannya kepada para Malaikat yang taat beliau berkata "LA HAWLA WALAA QUWWATA ILLA BILLAH AL ALI AL AZHIM". Maka Jibril berkata "Ini adalah kalimat penutup dari empat kalimat sebelumnya."


Setiap ibadah yang diperintahkan Allah ke manusia, memiliki keutamaan dan keistimewaan masing-masing. Sholat sebagai tiang agama, puasa membersihkan diri lahir dan batin, sedekah dan zakat sebagai pengikat tali sosial, meningkatkan sikap peduli antar manusia, dan pensucian harta, dan ibadah haji sebagai penyempurna dari perintah Allah. Selain dari ibadah wajib tersebut, ada ibadah lainnya yang tidak kalah keutamaan dan kesitimewannya. Salah satunya berdzikir

Jika ibadah lainnya ALlah menetapkan batas-batas, syarat-syarat dan waktu-waktu tertentu. Namun ALlah tidak membatasi dan menentukan dzikir hanya dalam waktu-waktu tertentu. Bahkan ALlah memerintahkan untuk memperbanyak dzikir tanpa batas. Sebagaimana ditegaskan dalam firman ALLAH " Hai orang yang beriman, berdzikirlah dengan menyebut nama ALLAH sebanyak banyaknya".

Maksudnya, berdzikirlah kepada ALlah dalam semua keadaan, dalam keadaan taat maka berdzikirlah dengan menerima ketaatan, dalam maksiat berdzikirlah agar mendapat petunjuk, dalam keadaan penuh nikmat maka berdzikirlah dengan memperbanyak  syukur dan dalam keadaan tertimpa musibah maka berdzikirlah dengan mempertebal kesabaran.

Ada 5 kebaikan dalam Dzikir :
  1. Mendatangkan Ridho ALLAH dan diampuni segala dosanya
  2. Menjaga diri dari bisikan syaitan
  3. Melembutkan hati yang keras
  4. Menambah ketaatan kepada ALlah
  5. Mencegah manusia melakukan perbuatan maksiat
Diriwayatkan bahwa Nabi Musa AS berkata, "Wahai Tuhanku bagaimana saya dapat membedakan antara orang yang Engkau cintai dan orang yang Engkau benci?". Allah menjawab, "Hai Musa, sesungguhnya jika aku mencintai atau benci kepada seorang hamba maka aku akan menjadikan dua tanda kepada nya." Musa bertanya" Wahai Tuhanku apa kedua tanda itu?"  ALLAH menjawab "Aku akan mengilhamkan kepadanya agar ia berdzikir kepada KU agar AKU dapat menyebutnya di kerajaan langit dan AKU akan menahannya dari lautan murka KU agar ia tidak terjerumus ke dalam azab dan siksa KU. Hai Musa jika aku membenci seorang hamba maka AKU akan menjadikan dua tanda kepadanya. AKU akan melupakan nya berdzikir kepadaKU dan AKU akan melepaskan ikatan antara dirinya dan jiwanya agar ia terjerumus ke dalam lautan murka KU sehingga ia merasakan siksaan KU"

Dzikir merupakan amal yang paling dicintai Allah SWT. Shahabat Mu’adz bin Jabal menuturkan bahwa dirinya pernah bertanya kepada Rasulullah SAW perihal amal yang paling dicintai oleh Allah SWT. Maka Rasulullah SAW menjawab: “Engkau mati sedangkan lisanmu basah dalam keadaan berdzikir kepada Allah SWT.” [H.R. al-Thabrani].

Rasulullah SAW juga menegaskan melalui sabdanya bahwa dzikir kepada Allah SWT merupakan amal yang paling baik, lebih baik dari pada menginfakkan emas dan perak serta lebih baik dari memerangi musuh. Shahabat Mu’adz mengatakan bahwa tidak ada satu amalpun yang lebih menyelamatkan dari siksa Allah SWT dari pada dzikir kepada Allah SWT.

Sebagian Ahli hikmah berkata "Sesungguhnya Allah memiliki surga di dunia. Siapa memasukinya maka kehiduapnnya menjadi tenteram. Ditanyakan " Apa  surga itu?" Dijawab "MAJLIS DZIKIR".

Dzikir kepada Allah SWT merupakan media yang dapat menjernihkan hati dan dapat menyelamatkan diri dari siksa Allah SWT. Orang yang berdzikir merupakan hamba yang paling mulia derajat dan kedudukannya. Rasulullah SAW suatu saat pernah ditanya tentang siapa hamba Allah SWT yang paling mulia derajatnya di sisi Allah SWT pada hari kiamat. Maka Rasulullah SAW menjawab bahwa hamba itu adalah orang-orang yang banyak berdzikir kepada Allah SWT.

Dzikir juga dapat mendidik akhlak dan melembutkan karakter. Sehingga apabila seorang hamba khusyu’ dalam dzikirnya, maka sikapnya kepada sesamanya akan menjadi lembut dan penuh pengertian. Dzikir kepada Allah SWT bisa menjadi pelindung dari gangguan syaitan yang biasa bersembunyi dan menjadi benteng yang kokoh agar tidak terjerumus untuk melakukan perbuatan-perbuatan maksiat.

Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya syaithan meletakkan mulut dan hidungnya pada hati anak Adam. Jika ia berdzikir kepada Allah SWT, maka syaithan merasa tertekan dan seandainya ia lupa kepada Allah SWT, maka syaithan akan menelan hatinya.” .

Sehingga jauh dekatnya syaithan kepada manusia tergantung seberapa banyak dan kuatnya ia dalam berdzikir kepada Allah SWT. Syaithan akan menjauh dari orang-orang yang berdzikir karena dalam dzikir itu terdapat cahaya yang membuat syaithan ketakutan.

Dzikir juga merupakan pedang bagi kaum muslimin. Dengan pedang dzikir itu mereka memerangi musuh-musuhnya baik dari golongan jin maupun manusia. Dengan dzikir mereka menangkis bala’ yang melewatinya. Para ulama berkata: “Sesungguhnya bala’ ketika turun pada suatu kaum, sedangkan di dalam kaum itu terdapat orang yang berdzikir, maka bala’ itu akan menjauh dari kaum itu.” Dzun Nun al-Mishri mengatakan bahwa barang siapa yang berdzikir kepada Allah SWT, maka Allah SWT akan menjaganya dari segala sesuatu. Dzikir kepada Allah juga dapat membuat hati ini menjadi terang dan hidup serta menunujukkannya kepada kebenaran. Orang yang tidak berdzikir hatinya gelap dan hancur seperti orang yang telah meninggal. Rasulullah SAW bersabda: “Perumpamaan orang yang berdzikir dan yang tidak berdzikir laksana orang yang hidup dan orang yang meninggal.” [H.R. Bukhari-Muslim].

Orang-orang yang berdzikir juga meyakini bahwa mereka akan memperoleh pengampunan dan ridha Allah.
Rasulullah bersabda " Siapa bertasbih, bertahmid dan bertakbir kepada Allah sebanyak 33 kali setiap selesai shalat, dan kemudian menggenapkannya menjadi 100 dengan bacaan Laa Ilaha Illa ALlah wahdahu laa syarika lah lahu Al Mulk wa lahu Al Hamdu wa huwa alaa kulli syay'in qaadir. Maka Allah akan mengampunni semua kesalahan kesalahannya meskipun  sebanyak buih di lautan



Senin, 23 Juli 2012

Adab Pergaulan Muslim Dengan Non Muslim

Manusia sebagai makhluk sosial, tidak akan pernah lepas dari kebutuhan mereka untuk bersosialisasi dengan manusia lainnya. Pernah salah seorang sahabat baik saya yang non muslim bertanya, bagaimana tata cara pergaulan orang muslim dengan non muslim?


Islam tidak melarang umatnya bergaul dengan kaum non muslim.Hanya saja, dalam pergaulan Islam telah memberikan adab-adabnya baik dengan sesama muslim dan adab dengan non muslim. Untuk kali ini, akan Mia bahas tata cara pergaulan dg non muslim, sesuai dengan pertanyaan yang diajukan.

1. Dibolehkan melakukan kerjasama dlm hal hablum minannas (antar manusia dg manusia) spt perdagangan, pendidikan umum, pekerjaan, memberantas kebatilan, menolong orang yang dizhalimi, memberantas segala bahaya terhadap kemanusiaan, menjaga keamanan lingkungan, memperoleh barang bukti dan memberantas penyakit-penyakit menular, dan lain-lainnya. Tapi tdk boleh kerjasama dlm hal agama. spt ikut perayaan suatu agama, atau melakukan ibadah bersama. Ibadah bersama yang tidak dibolehkan ini tentu saja dlm konteks ibadah manusia ke tuhan spt sholat atau misa. Tapi ibadah antar manusia spt saling memberikan hadiah/sedekah, senyum, mengucapkan salam, berbuat baik dll dibolehkan

Makanya dlm ibadah yang menyangkut perayaan hari besar agama ttu, ada ulama berpendapat, tdk boleh mengucapkan selamat kpd non muslim saat perayaan agamanya. Tapi kalau untuk perayaan umum seperti kelahiran, naik jabatan, ulang tahun dan hal2 umum lainnya maka dibolehkan. Krn, perayaan agama spt hari besar agama lain, itu udah dlm ranah aqidah. Tapi ada ulama lain yang berpendapat, boleh mengucapkan selamat tetapi tdk boleh mengikuti perayaannya. Toleransi ummat islam utk non islam yg sdg merayakan hari besarnya adalah dg tdk mengganggu, menghalang2i dan tdk ikut campur dlm perayaan tsb.

Ini didasarkan surat al-kafirun:
1. Qul yaa ayyuhal kaafiruun.
Katakanlah: Hai orang-orang kafir,
2. Laa a'budu maa ta'buduun.
aku tidak menyembah apa yang kamu sembah.
3. Wa laa antum 'abiduuna maa a'bud.
Dan kamu tdk pula menyembah apa yang aku sembah,
4. Wa laa ana 'aabidum maa 'abattum.
dan aku bukan menyembah apa yang kamu sembah,
5. Wa laa antum 'aabiduuna maa a'bud.
Dan kamu tdk pula menyembah apa yang aku sembah
6. Lakum diinukum wa liya diin.
Bagi kamu agama kamu dan bagiku agamaku.

Makanya letak toleransi ummat muslim kepada non muslim dalam urusan agama adalah "Bagimu agamamu, bagiku agamaku".

2. Berlaku adil kepada mereka. Allah mewajibkan ummat muslim menegakkan keadilan, baik ke sesama muslim maupun ke non muslim yang berbuat baik. Dan juga berbuat baik dengan bantuan finansial, memberi makan kepada mereka yang kelaparan, memberi pinjaman bagi mereka yang membutuhkan, menolong mereka dalam perkara-perkara yang mubah (boleh), berlemah-lembut dalam tutur kata, membalas ucapan selamat mereka (yang tidak terkait dengan akidah, seperti selamat belajar, selamat menikmati hidangan dll)

Hal ini berdasarkan surat Al-Mumtahanah 60. 
Allah tiada melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil.

Surat Al Maidah ayat 8.
“Hai orang-orang yang beriman, hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” 


 3. Berbuat baik dan berkata baik kpd non muslim, dan jikapun berdebat, berdebat dg baik, tidak mencaci dan hal2 buruk lainnya

Surat Al Ankabut 46
“Janganlah engkau berdebat dengan Ahli Kitab melainkan dengan cara yang terbaik, kecuali orang-orang yang zhalim di antara mereka.”

 Surat An-Nahl: 125.
"Serulah (manusia) kepada jalan Rabbmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik."


4. Seorang muslim tidak boleh bersikap zhalim terhadap non muslim. Sehingga tidak boleh menganiaya mereka, tidak boleh berkhianat atau memanipulasi, membunuh atau melakukan perbuatan merusak lainnya, menakut-nakuti (menteror) mereka, menggertak (mengintimidasi) mereka, mencuri harta mereka, mencopetnya, tidak boleh bersikap curang terhadap hak mereka, atau mengkhianati amanah mereka, tidak boleh tidak membayar upah mereka, membayar kepada mereka harga barang jualan mereka kalau kita membelinya dari mereka, dan membagi keuntungan dalam usaha patungan dengan mereka

Asy-Syuraa ayat 15
Maka karena itu serulah (mereka kepada agama itu) dan tetaplah sebagaimana diperintahkan kepadamu dan janganlah mengikuti hawa nafsu mereka dan katakanlah: “Aku beriman kepada semua Kitab yang diturunkan Allah dan aku diperintahkan supaya berlaku adil di antara kamu. Allah-lah Tuhan kami dan Tuhan kamu. Bagi kami amal-amal kami dan bagi kamu amal-amal kamu. Tidak ada pertengkaran antara kami dan kamu, Allah mengumpulkan antara kita dan kepada-Nya lah kembali (kita)”

5. Tidak boleh memerangi atau mendzalimi (menyakiti) non muslim yang tdk memerangi islam atau ummat muslim. Org muslim di larang memerangi non muslim terlebih dahulu, hanya boleh membalas jika keselamatan mereka terancam atau diusir dr negerinya atau perang karena membela diri.

 Surat Al-Hajj ayat 39-40.  
"Telah diijinkan berperang bagi orang orang yang diperangi, karena mereka telah di aniaya, dan sesungguhnya Allah, benar benar Maha Kuasa menolong mereka. (Yaitu) orang orang yang telah diusir dari kampung halaman mereka tanpa alasan yang benar, tak lain karena perkataan mereka, “Tuhan kami hanyalah Allah”' 

  Surat Al-Baqarah 190
Dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu, (tetapi) janganlah kamu melampaui batas, karena sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas” 

jika mereka yg awalnya memerangi muslim lalu meminta perdamaian, maka permintaan itu harus dipenuhi. karena Allah tidak menyukai org yg melampaui batas (yang tidak memberikan kebaikan/perdamaian kepada yang menginginkan kebaikan/perdamaian tsb).

Surat Al Baqarah 92

 "Kemudian jika mereka berhenti (dari memusuhi kamu), maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. 

Surat Al Baqarah 93
".... Jika mereka berhenti (dari memusuhi kamu), maka tidak ada permusuhan (lagi), kecuali terhadap orang-orang yang zalim."

6. Didalam islam, ucapan salam adalah sebuah doa atau ucapan baik atau sebagai sutau bentuk penghargaan yang diberikan oleh orang lain terhadap kita. Jadi, jika ada yang mengucapkan salam yang baik, maka balaslah pula dengan kebaikan.

"Dan apabila kamu dihormati dengan suatu penghormatan, maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik, atau balaslah (dengan yang serupa). Sesungguhnya Allah memperhitungkan segala sesuatu." (QS. An Nisaa' : 86).

 Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Jika salah seorang dari Ahlul kitab mengucapkan salam pada kalian, maka balaslah: Wa ‘alaikum.” (Riwayat Bukhari dan Muslim).


7.  Tidak boleh memaksakan agama kepada mereka.

Al Baqarah ayat 2
"Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat..." 


Al-Kafiruun ayat 6
"Bagi kamu agama kamu dan bagiku agamaku."

8. Selain itu juga tidak boleh memaksakan hukum fiqih islam kepada non muslim. Kaum muslimin harus meyakini bahwa ada perbedaan antara muslim dengan non muslim dalam beberapa ketentuan hukum, seperti warisan, pernikahan, perwalian dalam nikah, memasuki kota Mekkah dan lain-lain, dan tidak memaksakan hukum fiqih islam untuk kaum non muslim. Dan untuk menetapkan suatu perkara, dikembalikan kepada aturan masing2 kitab.
 
Surat Al-Maidah 48

Dan (lalu) Kami telah turunkan kepadamu Al-Qur'an dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu; maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. Untuk tiap-tiap umat diantara kamu , Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan itu"

Surat al Hajj 67-69

"Bagi tiap-tiap umat telah Kami tetapkan syari'at tertentu yang mereka lakukan, maka janganlah sekali-kali mereka membantah kamu dalam urusan (syari'at) ini dan serulah kepada (agama) Tuhanmu. Sesungguhnya kamu benar-benar berada pada jalan yang lurus. Dan jika mereka membantah kamu, maka katakanlah: "Allah lebih mengetahui tentang apa yang kamu kerjakan." Allah akan mengadili di antara kamu pada hari kiamat tentang apa yang kamu dahulu selalu berselisih padanya."


Surat Al-Hajj ini juga berlaku untuk sesama kaum muslim yang selalu berbantah-bantahan terhadap madzhab nya
 
9. Bagaimana jika salah satu kerabatnya adalah non muslim? Seperti anak yang mempunyai orangtua yang non muslim atau sebaliknya, atau saudara yang mempunyai saudara lainnya yang non muslim?

Ibnul Qayyim mengatakan, “Allah mencela orang-orang yang memutuskan tali silaturahim dengan ibunya. Allah justru mewajibkan untuk menunaikan haknya meskipun ia seorang wanita kafir.

Ini berdasarkan firman Allah dalam surat An Nisa ayat 1”…dan (peliharalah) hubungan silaturrahim…”

Rasulullah bersabda:
  “Tidak akan masuk surga orang yang memutuskan tali silaturahim.” (HR. al-Imam Bukhari no. 5984, “Kitabul Adab”, Muslim no. 2556, “Kitab al-Bir wa ash-Shilah”)

An-Nisa ayat 36
 "Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapak, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, teman sejawat, ibnu sabil, dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri.”


Rabu, 21 Maret 2012

Syiah: Kedudukan Mereka Di Dalam Islam

Akhir-akhir ini, marak tentang pemberitaan aliran Syi’ah di Indonesia. Pro dan kontra pun mewarnai atas keberadaan aliran syi’ah didalam masyarakat

Masyarakat yang rawan akan info mengenai Syi’ah ini tentu dibingungkan dengan pemberitaan yang beredar yang mengatakan bahwa aliran Syi’ah ini adalah aliran sesat. Bahkan, ada pula yang mengatakan bahwa MUI juga sudah menfatwa bahwa aliran Syi’ah ini adalah aliran sesat, sama halnya dengan keberadaan aliran Ahmadiyah. Hal inilah menjadi konflik ummat islam ditanah air beberapa bulan terakhir ini yang dikuatirkan, aliran sesat ini akan menyebar dan menjadi racun didalam tubuh ummat islam.

Hal inilah yang menarik perhatian Mia. Karena setau Mia, MUI sendiri tidak pernah mengeluarkan fatwa sesat untuk aliran Syi’ah ini (sumber bisa dilihat disini). Dan pernyataan dari hasil Konfrensi Islam Internasional yang diadakan di Amman, Yordania;ada 8 mazhab/aliran yang disahkan oleh organisasi islam Internasional, dan Syi’ah salah satu di antaranya (sumber baca disini atau disini dalam bahasa inggris).

Jadinya, kenapa justru di Indonesia, berita tentang Syi’ah ini cenderung berbau negatif dan menjadi momok baru bagi ummat muslim di Indonesia? Apakah ada pihak-pihak tertentu yang memanfaatkan mayoritas muslim di Indonesia adalah Sunni untuk memerangi saudara sesama muslim dari golongan Syi’ah? Memang, ada beberapa pecahan dari Syi'ah ini sudah melenceng dari syariat islam dan menghina serta mengkafirkan para sahabat dan siti Aisyah. Akan tetapi, hal ini tidak bisa dipukul rata bahwa semua aliran Syi'ah seperti itu.

Terlebih lagi, sedikitnya pengetahuan kita mengenai aliran Syi’ah ini ditambah dengan pemberitaan2 dimedia online yang Mia nilai sangat provokatif. Apalagi setelah terjadinya bentrokan dibeberapa daerah Jawa Timur dengan kelompok Syi’ah yang berada disana, dengan sendirinya pernyataan dari kelompok masyarakat tersebut ikut menggiring opini publik bahwa aliran Syi’ah ini adalah aliran sesat yang harus diberantas dan diusir dari tanah air. Di tambah dengan informasi2 yang didapat dari internet yang bernada negatif tentang aliran Syi’ah ini yang pada awalnya juga ikut membentuk opini Mia terhadap aliran Syi'ah ini (walau Mia lebih cenderung bersikap netral, akan tetapi perlunya juga untuk kita mengetahui kebenarannya)

Bismillahirrahmanirrahim

APAKAH ALIRAN SYI’AH TERSEBUT?

Syi’ah (Bahasa Arab: شيعة, Bahasa Persia: شیعه) ialah salah satu aliran atau mazhab dalam Islam. Muslim Syi'ah mengikuti Islam sesuai yang diajarkan oleh Nabi Muhammad dan Ahlul Bait-nya. "Syi'ah" adalah bentuk pendek dari kalimat bersejarah Syi`ah `Ali شيعة علي artinya "pengikut Ali".

Syi'ah menurut etimologi bahasa Arab bermakna: pembela dan pengikut seseorang. Selain itu juga bermakna: Setiap kaum yang berkumpul di atas suatu perkara. Adapun menurut terminologi syariat bermakna: Mereka yang menyatakan bahwa Ali bin Abu Thalib sangat utama di antara para sahabat dan lebih berhak untuk memegang tampuk kepemimpinan kaum muslimin, demikian pula anak cucu sepeninggal beliau.

Akan tetapi, Syi'ah dalam sejarahnya mengalami beberapa pergeseran. Seiring dengan bergulirnya waktu, Syi'ah mengalami perpecahan sebagaimana Sunni juga mengalami perpecahan didalam mazhabnya. Pecahan-pecahan inilah ada yang masih mengikuti madzhab aslinya ada juga yang sudah melenceng dan menjadi garis kanan yang keras yang saling melecehkan satu sama lainnya, saling mengkafirkan satu sama lainnya dan tak jarang, mengubah tatanan syariat islam yang sudah digariskan. Perpecahan mazhab2 ini tidak hanya dialami oleh aliran Sunni dan Syi'ah saja, karena ada 8 mazhab yang telah diakui di Islam (2 diantaranya Sunni dan Syi'ah) yang juga mengalami pergeseran dan perpecahan dari cabang2nya. Cabang2 dari 8 madzhab yang mengalami pergeseran jauh dari tuntutan syariat dan prinsip utama Islam inilah yang patut diwaspadai.

Ada jauh lebih banyak kesamaan dalam 8 mazhab-mazhab Islam ini dibandingkan dengan perbedaan-perbedaan di antara mereka. Para pengikut/penganut kedelapan mazhab Islam semuanya sepakat dalam prinsip prinsip utama Islam (Ushuluddin). Adapun persamaan dari ke 8 madzhab islam tersebut:

1. Percaya pada satu Allah yang Mahaesa dan Makakuasa dan tidak menyekutukanNya;
2. Percaya pada al-Qur'an sebagai wahyu Allah
3. Baginda Muhammad saw adalah Nabi dan Rasul untuk seluruh manusia dan tiada lagi nabi dan rasul setelah beliau.
4.Semua sepakat pada lima rukun Islam: dua kalimat syahadat(syahadatayn); kewajiban shalat 5 waktu; zakat; puasa di bulan Ramadhan, dan Haji ke Baitullah di Mekkah.
5. Semua percaya pada dasar-dasar akidah Islam: kepercayaan pada Allah, para malaikat-Nya, kitab-kitabNya, para rasul-Nya, hari akhir, dan takdir baik dan buruk dari sisi Allah.

Perbedaan di antara ulama kedelapan mazhab Islam tersebut hanya menyangkut masalah-masalah cabang agama (furu’) dan tidak menyangkut prinsip-prinsip dasar (ushul) Islam. Perbedaan pada masalah-masalah cabang agama tersebut adalah rahmat Ilahi. Sejak dahulu dikatakan bahwa keragaman pendapat di antara 'ulama adalah hal yang baik.

Akan tetapi, semenjak imam Syi'ah pertama ( Ali bin Abu Tholib) meninggal banyak sekali perubahan dalam tubuh Syi'ah. Kita perbandingkan kitab-kitab hadist yang dipakai antara Syi'ah daN Sunni. Syi'ah memakai 4 kitab sebagai sumber hadist yaitu Al Kafi, Man La Yahdhuruhul Faqih, At tahdzib, Al istibshar. Sedangkan Sunni memiliki 9 kitab rujukan yaitu Sahih Bukhari, Sahih Muslim, Sunan Nasa'i, Sunan Tirmidzi, Sunan Abu Daud, Sunan Ibnu Majah, Muwatha Malik, Musnad Ahmad, dan Sunan Darimi. Seperti halnya Sunni yang meyakini Bukhari dan Muslim saja yang seluruh hadistnya dianggap sahih,sedang kitab lain tidak semua hadist didalamnya dianggap sahih. Sedangkan didalam kitab hadist Syi'ah yaitu al-kafi, banyak terdapat keganjilan didalamnya bahkan banyak yang melanggar syariat. Akan tetapi, ternyata tidak semua Syi'ah yang memakai hadist dari Al-kafi tersebut. Bisa dikatakan, aliran Syi'ah yang sudah bercabang dan bergeser dari Syi'ah aslinya yang memakai kitab tsb. Wallahualam.

Akan tetapi, kita tetap dilarang untuk mengkafirkan saudara sesama muslim, hanya karena perbedaan mereka SELAMA perbedaan itu tidak menyangkut prinsip-prinsip dasar Islam yang spt disebutkan di atas tadi.

Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhu berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

((أَيما رجُل قال لِأَخِيْهِ : يَا كَافِرُ, فَقَدْ بَاءَ بِهَا أَحَدُهُمَا , فَإِنْ كَانَ كَمَا قَالَ وَ إِلاَّ رَجَعَتْ عَلَيْهِ))

“Apabila seseorang menyeru kepada saudaranya: Wahai kafir, maka sungguh akan kembali sebutan kekafiran tersebut kepada salah seorang dari keduanya. Bila orang yang disebut kafir itu memang kafir adanya maka sebutan itu pantas untuknya, bila tidak maka sebutan kafir itu kembali kepada yang mengucapkan.” (Shahih, HR. Al-Bukhari no. 6104 dan Muslim no.60)

ASAL MULA MUNCULNYA SYI'AH 

Perbedaan pendapat di kalangan para ahli mengenai awal kemunculan Syi’ah adalah hal yang wajar. Para ahli melihat fakta sejarah perpecahan umat Islam mulai muncul pada masa pemerintahan Usman bin Affan dan memanas pada pemerintahan Ali bin Abi Thalib, tepatnya setelah perang Shiffin. Adapun kaum Syi’ah berpendapat bahwa perpecahan itu sudah ada sejak wafatnya Nabi saw. dan kekhalifahan berada di bawah pimpinan Abu Bakar.

Pada perkembangannya, perbedaan pendapat mengenai khalifah antara sunni dan syi'ah ini dimanfaatkan oleh beberapa orang yang mengincar kekuasaan dalam kekuatan baru dunia ini, yaitu kekuatan ummat islam. Fitnah semakin menyebar dikalangan ummat islam, terutama setelah terbunuhnya khalifah Utsman bin Affan. Satu-satunya sahabat utama yang masih hidup dikala itu adalah Ali bin Abi Thalib, sahabat sekaligus menantu rasul dan ayah dari para ahlul bayt (keturunan) rasul. Keistimewaan kedudukan Ali yang tidak dimiliki oleh sahabat lainnya inilah mendapat banyak dukungan dari ummat, baik dari Sunni maupun Syi'ah yang dikuatirkan oleh kaum munafiq poros kekuatan berada ditangan Ali setelah tiadanya ketiga sahabat utama rasul yang lainnya. Maka dimulailah plot mereka untuk memecahkan antar sesama kaun muslimin terutama antara kelompok Sunni dan Syi'ah.

Ada 3 riwayat tentang asal mula kelompok Syi'ah ini:

1. Dari sumber lain dikatakan syi'ah sudah ada sejak nabi masih hidup. Syi'ah disini dimaksudkan hanyalah suatu kelompok yang bersimpati kepada Ali. Suatu kaum yang bersimpati kepada Ali karena kelebihan dan kedekatnya dengan Rosul. Jadi bukan karena ada campur tangan yahudi atau agama parsi, seperti yang orang2 katakan. Dan pada tahap selajutnya syi'ah hanya sebagai sebuah media politik (persoalan kekhalifahan) bukan perbedaan akidah seperti Syi'ah sekarang.

2. Syi'ah muncul pada saat pemerintahan Utsman bin Affan. Di masa ini berkembang di masyarakat muslim sebuah rasa simpatik dan kekaguman yang tinggi terhadap Ali. Ali memang seorang pribadi yang mengesankan, keislamanya tidak diragukan, kesetiaan terhadap Rosul sudah terbukti, dan berbagai kelebihan-kelebihannya yang tidak dimiliki sahabat lain.

3. Syi'ah muncul setelah nabi meninggal, sebagai reaksi mendukung Ali untuk menjadi khalifah pengganti Rasul. Lawan politik Syi'ah waktu itu adalah kelompok Sunni yang mendukung 3 sahabat Rasul lainnya untuk menjadi khalifah, antara lain abu bakar, Umar dan Utsman. Perbedaan pandangan ummat islam mengenai inilah kemudian dimanfaatkan oleh kaum Yahudi untuk memecahbelahkan ummat islam. Kemudian, munculah Abdullah bin saba' seorang yahudi yang berpura-pura masuk islam (sumber lain mengatakan ia hanya diperalat oleh kaum Yahudi). Dan berusaha memecah belah umat islam, dengan fitnah bahwa Ali lah yang berhak menjadi khalifah, khalifah sebelumnya adalah kafir yang telah merampas dari yang berhak. Bahkan ia menuhankan Ali dan melebih-lebihkan kedudukan Ali diatas Rasul. Lalu ia pun membentuk kelompok Syi'ah Saba'iyah. Sampai-sampai, abdullah bin saba' inipun memprovokasi Ali secara langsung untuk memberontak kepada Utsman dan mengambil alih kepemimpinan.

Berdasarkan dua hal tersebut, Ali kemudian memerangi abdullah dan pengikutnya. Perang ini terjadi pada pertengahan bulan Jumadil Akhir tahun tiga puluh enam Hijriyah. Pertempuran ini berjalan dari siang hari sampai sorenya, dan menelan korban sepuluh ribu Muslimin, bahkan dalam riwayat yang lain tiga belas ribu orang. Akan tetapi, abdullah bin saba' sendiri berhasil melarikan diri ke Mesir dengan meninggalkan paham dari Abdullah yang telah merusak sebagian kelompok Syi'ah yang ada. Hal ini bisa dilihat mereka sangat mengagungkan Ali bahkan melebihi dari Rasul sendiri dan menghina para sahabat seperti yang dilakukan oleh abdullah. Kelompok Syi'ah yang berpaham inilah yang membuat citra kelompok Syi'ah lainnya ikut menjadi buruk dimata Sunni dan kelompok islam lainnya.

Kemudian di Mesir, abdullah pun bertemu dengan beberapa kaum munafiquun untuk merencanakan suatu makar yang hebat. Kemudian dengan pengaruhnya, Abdullah bin Saba’ berhasil membuat opini tentang keburukan pemerintahan Utsman bin Affan ra di Madinah. sehingga beberapa orang kaum muslimin terpengaruh oleh cerita yang disebarkan oleh Abdullah bin Saba’ tersebut. Setelah dirasakan banyak kaum muslimin yang terpengaruh olehnya maka Abdullah bin Saba’ berangkat ke madinah beserta rombongannya menuju Madinah. Sesampainya Madinah Abdullah bin Saba’ dan rombongannya membuat fitnah yang besar terhadap Khalifah Utsman bin Affan.

Saking hebatnya fitnah itu karena juga disebarkan oleh rombongan Abdullah bin Saba’ yang besar jumlahnya maka sebagian sahabat radhiyallahu ‘anhum terpengaruh oleh ucapan kaum munafiquun tersebut sampai – sampai putra Khalifah pertama yaitu Abdurrahman bin Abu Bakar Ash Shiddiq mendatangi Khalifah Utsman bin Affan ra. dengan marah dan menarik jenggotnya.

Dan pada puncaknya kaum munafiquun dan sebagian kaum muslimin yang baik yang terprovokasi oleh ucapan Abdullah bin Saba’ dan pengikutnya mengepung rumah Utsman bin Affan ra. kemudian membunuhnya. Setelah meninggalnya Utsman bin Affan ra. maka kaum munafiquun dan sebagian sahabat serta kaum muslimin yang lain membai’at Ali bin Abi Thalib ra secara paksa. Salah satu yang memaksa Ali kala itu adalah Thalhah dan pemuka madinah yang meminta Ali bersedia untuk di baiat.

Akan tetapi, Ali sudah membaca situasi dan fitnah yang akan menimpa dirinya jika ia menerima pembaiatan tsb, maka ini akan menjadi kesempatan bagi kelompok yang ingin menjatuhkan dirinya untuk menuntut pengusutan atas pembunuhan Utsman. Kemudian munculah fitnah yang menyebabkan sahabat terpecah belah yaitu tentang hukuman bagi para pembunuh Utsman bin Affan ra. Mereka terus mendesak Ali untuk menerima jabatan kepemimpinan atau keadaan ummat akan semakin kacau dan bingung setelah kematian Utsman dan ditakutkan hal ini dimanfaatkan oleh kelompok yang haus kekuasaan. Akhirnya Ali pun bersedia dibaiat. Akan tetapi, ia meminta waktu untuk berijtihad dalam kasus pembunuhan Ustman. Sikap 'diam'nya Ali ini dimanfaatkan oleh kaum muanfiquun untuk melancarkan fitnah terhadap Ali, bahwa Ali sengaja melindungi pembunuh Utsman bahkan mereka menuduh Ali lah dalang dari pembunuhan Utsman.

Fitnah tersebut semakin besar ketika Muawiyah dan kelompoknya mendesak dan menyatakan makar kepada Ali, jika Ali belum juga mengambil tindakan atas kasus pembunuhan Utsman, paman Muawiyah. Hal ini membuat sahabat radhiyallahu’anhum terpecah menjadi 2 kubu yaitu kubu Ali bin Abi Thalib ra. dan kubu Mu’awiyyah, Thalhah, Zubair dan sahabat lainnya menuntut disegerakannya hukuman qishas bagi pembunuh Utsman bin Affan ra. Dan mereka tidak akan tunduk kepada Ali selama pembunuh Utsman tidak dihukum. Namun Khalifah Ali bin Abi Thalib ra. menundanya karena 2 ijtihad, pertama negara dalam keadaan kacau sehingga perlu ditertibkan dahulu dan yang kedua, untuk pembunuh Utsman bin Affan ra, Ali masih memerlukan waktu untuk memeriksa kebenarannya agar tidak salah menjatuhkan hukuman kepada kelompok yang tidak bersalah dari pihak muslimin karena ketidaktahuannya. Hal ini terlihat dalam perkataan Ali.

" Demi Allah aku sangat berharap seandainya Bani Umayyah Ridha, maka akan aku keluarkan orang-orang dari Bani Hasyim, kemudian mereka bersumpah bahwa kami tidak membunuh Utsman dan tidak mengetahui pembunuh Utsman". memang demikian, keadaan dia (Ali bin Abi Thalib Radiallahu anhu) tidak mengetahui para pembunuh Utsman Radiallahu anhu dengan pasti. Dan dia juga mengatakan pada saat terjadinya perang jamal : "Semoga Allah melaknati para pembunuh Utsman baik di lembah atau di gunung, didaratan atau di lautan". Beliau juga berdoa : "Ya Allah, limpahkanlah kehinaan para pembunuh Utsman.

Sikap ijtihad Ali yang dianggap menunda-nunda ini kemudian disampaikan Thalhah kepada Aisyah yang dianggap sosok yang bisa menegur Ali. Aisyah yang kuatir masalah ini akan berlarut2 dan akan membawa keperpecahan ummat pun akhirnya bersedia keluar dari rumah beliau di Medinah untuk menemui Ali di Basrah. keluarnya Aisyah, dijadikan fitnah oleh kaum munafiq dan pengikut abdullah bin saba' dengan mengatakan Aisyah membenci Ali dan hendak memerangi Ali. Fitnah inilah yang membuat kelompok Syi'ah yang termakan hasutan membenci Aisyah RA. Tujuan Aisyah ke Basrah untuk menyatukan umat Islam, bukan beperang atau memberontak terhadap Ali radhiallahu ‘anh. Pasukan Ali r.a. pun pergi ke Basrah bukan untuk memerangi pasukan Aisyah, tapi untuk bersatu dengan mereka guna menghadapi peristiwa pembunuhan Usman r.a. Jika tujuannya untuk mempersatukan umat Islam, kenapa terjadi peperangan antara pasukan Aisyah dan Ali?

Sebenarnya ada orang-orang yang membunuh Usman (Sejarah Terbunuhnya Usman r.a.) menyamar di antara umat Islam . Mereka tidak suka melihat Aisyah dan Ali bersatu. Oleh karena itu mereka merencanakan untuk mengadu domba mereka. Setelah islah antara Aisyah dan Ali tersepakati, keesokan paginya, para pembunuh Usman menyerang pasukan Aisyah yang sedang tidur dengan nyenyaknya. Pasukan Aisyah kaget dan menyangka pasukan Ali mengkhianati mereka. Untuk mempertahankan diri mereka, pasukan Aisyah menyerang pasukan Ali. Pasukan Ali menyangka pasukan Aisyah telah mengkhianati mereka. Akibatnya terjadilah perang Jamal yang dimana dimenangkan oleh Ali. Akan tetapi, pertempuran ini banyak menumpahkan darah sesama muslim.

Aisyah yang menyadari pertumpahan darah sesama muslim ini sangat menyesali diri kenapa ia tidak bisa mencegah dan meluruskan kesalahpahaman ini sehingga harus melihat antar ummat islam saling berperang hanya karena kesalahpahaman tersbut. Setelah perang Jamal berakhir, Aisyah meminta Ali untuk memulangkannya ke Madinah. Dan setelah itu, Aisyah tidak mau lagi ikut campur dalam urusan politik dan mempercayakannya kepada Ali. Dan Ali pun memulangkan Aisyah dengan selamat dan penuh rasa hormat dengan pengawalan dari saudara sepupu Aisyah dan beberapa pengawal wanita yang menyamar menjadi prajurit untuk menjaga kehormatan Aisyah agar tidak terjadi fitnah terhadap diri Aisyah.

Pada saat Aisyah akan bertolak ke Madinah, saat itu Ummul Mukminin Aisyah ra berkata; “Wahai anakku janganlah diantara kita saling menyalahkan”. Kemudian Khalifah Ali ra berkata;"Sesungguhnya ibunda Aisyah adalah istri Rosululloh didunia dan di akhirat." Hal ini menampakkan tiada kebencian diantara Aisyah terhadap Ali dan begitu pula dengan Ali kepada Aisyah.

Sungguh sangat menyesakkan, bahwa sebagian kisah tentang perang Jamal ini banyak dikisahkan kembali oleh pihak2 yang mengaku sebagai Syi'ah yang jelas2 telah melenceng dan menfitnah kemuliaan ibunda siti Aisyah r.a, salah satu istri Rasul yang berakhlak mulia, digambarkan sebagai sosok yang penuh dendam, dengki dan kebencian kepada Ali. Naudzubillah mindzalik. Tentu hal ini semakin mengobarkan kebencian para ummat muslim lainnya kepada kelompok yang telah melakukan fitnah terhadap ibunda Asiyah r.a dan sekaligus menyudutkan citra kelompok Syi'ah yang dituduh telah menyebarkan fitnahan dan cacian kepada Aisyah dan para sahabat. Dan disayangkan, beberapa aliran Syi'ah yang sudah terpecah dan melenceng, menerima versi fitnah atas diri Aisyah dan para sahabat tersebut sehingga semakin memperburuk citra Syi'ah yang sesungguhnya di mata ummat muslim lainnya.

PERPECAHAN DIDALAM ALIRAN SYI'AH

Dengan bergulirnya massa. Kelompok-kelompok Syi'ah ini sudahpun terpecah-pecah, sebagaimana yang juga terjadi dikelompok2 islam lainnya. bahkan, mayoritas agama langit seperti agama Yahudi, Kristen, Majusi dan Islam mengalami realita tersebut di atas. Terjadi perbedaan pendapat di antara para pemeluknya dalam menentukan siapakah yang berhak menjadi pemimpin sebagai penerusnya atau tak jarang dipengaruhi oleh politik dan kekuasaan bisa melatarbelakangi perpecahan dari sebuah madzhab. Dengan demikian, akan muncul aliran baru yang merupakan cabang dari mazhab itu.

Pada masa hidupnya Imam Ali a.s, Imam Hasan a.s. dan Imam Husein a.s. tidak terjadi perpecahan dalam tubuh mazhab Syi’ah. Setelah Imam Husein a.s. meninggal secara syahid, mayoritas pengikut Syi’ah menjadikan Imam Ali As-Sajjad a.s. sebagai imam keempat dan kelompok minoritas yang dikenal dengan sebutan “Kaisaniyah” menjadikan putra ketiga Imam Ali a.s. yang bernama Muhammad bin Hanafiah sebagai imam keempat dan mereka meyakini bahwa ia adalah Imam Mahdi a.s. yang ghaib di gunung Ridhawi. Di akhir zaman ia akan muncul kembali.

Setelah Imam Sajjad a.s. syahid, mayoritas pengikut Syi’ah mengakui Imam Baqir a.s., putranya sebagai imam Syi’ah dan kelompok minoritas meyakini Zaid, putranya yang lain sebagai penggantinya. Kelompok ini akhirnya dikenal dengan nama Syi’ah Zaidiyah.

Pasca syahadah Imam Baqir a.s., para pengikut Syi’ah menjadikan Imam Ja’far Ash-Shadiq a.s., putranya sebagai imam keenam Syi’ah. Dan setelah Imam Shadiq a.s. syahid, para pengikut Syi’ah terpecah menjadi lima golongan:

a. Kelompok pertama. Mayoritas pengikut Syi’ah yang meyakini Imam Musa Al-Kazhim a.s, putranya Imam Ridha a.s sebagai imam Syi’ah yang ketujuh. Imam Ridha a.s. mengangkat putranya sebagai imam Syi’ah yang kedelapan dan kelompok minoritas dari mereka mengingkari imamahnya dan menjadikan Imam Kazhim a.s. sebagai imam Syi’ah terakhir. Kelompok ini akhirnya dikenal dengan nama “Syi’ah Waqifiyah”.
b. Kelompok kedua menjadikan putra sulungnya yang bernama Ismail sebagai imam Syi’ah yang ketujuh. Kelompok ini akhirnya dikenal dengan nama “Syi’ah Ismailiyah”.
c. Kelompok ketiga menjadikan putranya yang bernama Abdullah Al-Afthah sebagai imam Syi’ah yang ketujuh. Kelompok ini akhirnya dikenal dengan nama “Syi’ah Fathahiyah”.
d. Kelompok keempat menjadikan putranya yang bernama Muhammad sebagai imam Syi’ah yang ketujuh.
e. Kelompok kelima menganggap bahwa Imam Shadiq a.s. adalah imam Syi’ah terakhir dan tidak ada imam lagi sepeningalnya.

Setelah Imam Ridha a.s. syahid hingga lahirnya Imam Mahdi a.s., di dalam tubuh Syi’ah tidak terjadi perpecahan yang berarti. Jika terjadi perpecahan pun, itu hanya berlangsung beberapa hari dan setelah itu sirna dengan sendirinya. Seperti peristiwa Ja’far bin Imam Ali Al-Hadi a.s., saudara Imam Hasan Al-Askari a.s. yang mengaku dirinya sebagai imam Syi’ah setelah saudaranya syahid.

Dari kelima aliran Syi'ah diatas akhirnya berkembang dan terpecah menjadi 22 aliran Syi'ah. Akan tetapi, Mia baru bisa mendapatkan 11 informasi dari aliran syi'ah ini. Tiga dari 22 aliran Syi'ah yang terbesar yang hingga sekarang masih memiliki pengikut yang tidak sedikit, sedangkan selebihnya mempunyai sedikit pengikut. Tiga aliran Syi’ah terbesar tersebut adalah:
1. Syi’ah Zaidiyah
2. Syi’ah Ismailiyah terpecah lagi menjadi
a. Bathiniyah, yang nanti terpecah lagi menjadi dua yaitu;
- Nazzariyah yang dikenal jg sbg Aqa-khaniyah
- Musta’liyah
b. Duruziyah yang pada akhirnya para pengikutnya kembali ke bathiniyah
c. Muqanni’iyah yang juga para pengikutnya kembali ke bathiniyah
3. Syi’ah Imamiah Itsna ‘Asyariyah.

dari ketiga aliran syi'ah tersebut, aliran bathiniyah pecahan dari Ismaliyah yang sangat berbeda ajarannya dibandingkan dua aliran syi'ah lainnya. Perbedaan mendasar antara Syi’ah Imamiah, Syi’ah Zaidiyah dan Syi’ah Ismailiyah. Syi’ah Zaidiyah meyakini bahwa imamah bukanlah hak prerogatif Ahlul Bayt a.s. saja dan para imam tidak berjumlah dua belas orang serta mereka tidak mengikuti fiqih Ahlul Bayt a.s. Sementara, Syi’ah Ismailiyah meyakini bahwa para imam berjumlah tujuh orang, Rasulullah SAWW bukanlah penutup para nabi dan hukum-hukum syari’at bisa dirubah. Bahkan --menurut keyakinan Bathiniyah-- kewajiban manusia sebagai makhluk Allah (taklif) bisa dihapus total. Sedangkan aliran Syi'ah imamiah itsna 'Asyariyah, Mereka meyakini bahwa Rasulullah SAWW adalah penutup semua nabi dan para imam a.s. tersebut --berdasarkan hadis-hadis mutawatir yang disabdakan olehnya-- berjumlah dua belas orang, tidak lebih dan tidak kurang dan syi'ah imamiyah ini hanya memandang hak imamah pada Ahlul Bait dari garis keturunan Fatimah yang kemudian diteruskan oleh garis keturunan Al-Husein. Mereka juga meyakini bahwa Al Quran mencakup semua hukum yang diperlukan oleh kehidupan manusia dan hukum-hukum tersebut tidak akan pernah mengalami perubahan dan renovasi. Bahkan hukum-hukum tersebut adalah kekal dan abadi hingga hari kiamat.

dan ada 7 aliran Syi'ah lainnya akan tetapi tidak begitu banyak pengikutnya, yaitu
4. Syi'ah Gulat adalah kelompok syiah yang difatwa sesat, karena mereka secara jelas mengatakan Ali bin Abi Thalib adalah Tuhan, bahkan al Jahd mengatakan ruh Allah adalah ruh Ali bin Abi Thalib.
5. Syi'ah kaisaniyah yang pengikutnya membaiat Muhammad bin Ali atau Muhammad bin Muafiyah sebagai Imam Mahdi yang akan muncul kembali di akhir zaman
6. Syi'ah Rafidlah, yang juga dianggap sesat karena terkenal sebagai kelompok yang ekstrim dalam mencela sahabat dan Aisyah ra. Bahkan, kelompok ini hampir mirip dengan aliran Syi'ah Nazariyyah yang merupakan pecahan dari Syi'ah Ismailiyah, yang menghalalkan darah sesama muslim yang diluar Syi'ah. Sehingga kelompok Syi'ah Rafidlah ini terkenal dengan kekejamannya membantai ummat islam beraliran Sunni di Irak.
7. Syi'ah Mu'tadilah adalah kelompok Syi'ah yang tidak berkeyakinan Ghulat dan tidak bersikap seperti kelompok Syi'ah Rafidlah. Mereka hanya mendukung/mengutamakan Ali ra saja di atas sahabat yang lain, dan lebih mengedapankan riwayat ahlulbait daripada riwayat yang lain, secara zahir mereka tetap menghormati para sahabat Nabi saw., sedang batinnya hanya Allah Swt. Yang Mahatahu, hanya saja mereka tidak segan-segan mengajukan kritik terhadap sejumlah sahabat secara ilmiah dan elegan.
8. Syi’ah Almukhlasin Yaitu sekolompok siyi’ah yang pada waktu Ali bin Abi Thalaib RA menjadi khalifah sudah ada. Mereka terdiri dari nuhajirin dan Anshar yang mendukung Ali bin Abi Thalib sebagai khlifah. Mereka tidak mengkafirkan, mencaci, menghina dan membenci shahabat, mereka juga berpegang teguh dengan ajaran Allah dan rasulnya.
9. Syi’ah Tafdliliyah adalah kelompok yang sepenuhnya mendukung Khalifah Ali bin Abi Thalaib sebagai khlifah, melebihi sahabat lainnya. Mereka mengkafirkan, mencaci, menghina dan membenci shahabat nabi SAW. Seperti Umar dan Utsman Bin Affan.
10. Syi’ah As-Saba’iyah. Kelompok Syi’ah ini disebut juga syi’ah at-Tabriyah. Syi’ah inilah mengkafirkan, mencaci, menghina dan membenci shahabat nabi SAW. Seperti Umar dan Utsman Bin Affan. Mereka berlebihan memuji, membela dan menganggap Ali Bin Abi Thalib adalah nabi dan bahkan ada yang menganggap Ali adalah Tuhan, seperti Abdullah bi Saba’ yahudi teluen yang membidani berdirinya kelompok syi’ah Saba’iyah. Para pengikut Saba'iyah yang sudah melenceng ini diperangi oleh Ali sendiri. Tetapi sayangnya Abdullah bin saba' berhasil melarikan diri ke Mesir dan melanjutkan provokasinya dan mendalangi kematian Utsman bin Affan sehingga memicu perpecahan ummat islam semakin besar.
11. Syiah Qaramithah, yaitu Syiah yang sering menafsirkan Alquran sesuka hatinya. Mereka mengatakan bahwa malaikat adalah muballig mereka dan Syaitan adalah musuh mereka, yang dinamakan sembahyang adalah mengikuti mereka, haji adalah adalah ziarah kepada imam, puasa ialah tidak membuka rahasia imam.

KEDUDUKAN SAHABAT (AHLUL SUNNAH) DAN KELUARGA (AHLUK BAYT) DIMATA RASUL

Yang menjadi perbedaan antara Sunni dan Syi'ah pada awalnya hanyalah pada permasalahan politik yaitu mengenai tampuk kepemimpinan (khalifah) ummat islam setelah meninggalnya Rasulullah. Yang dimana kelompok Sunni berpendapat, bahwa tampuk kepemimpinan dipegang oleh para sahabat dekat Rasul yaitu Abu bakar, Umar bin khattab, Utsman bin affan (Ahlul Sunnah). Sedangkan kelompok Syi'ah berpendapat, bahwa tampuk kepemimpinan rasul sepantasnya diteruskan oleh keluarga dan keturunan beliau yaitu Ali bin abi thalib (sahabat sekaligus menantu rasul), Hasan dan Husein dan keturunannya (Ahlul Bayt).

Akan tetapi, perlu digarisbawahi, pada awalnya walau kelompok Sunni memilih kepemimpinan Ahlul Sunnah, akan tetapi mereka tidaklah mencela keluarga Rasul dan keturunannya. Dan begitu juga dengan kelompok Syi'ah, walau mereka mendukung Ahlul Bayt, akan tetapi mereka tidak mencela para sahabat. Akan tetapi, semenjak fitnah yang dilancarkan oleh Abdullah bin saba', sehingga memecahbelahkan antara kelompok Sunni dan Syi'ah, tak jarang mereka saling menghina satu sama lainnya bahkan menghina para sahabat dan keluarga rasul.

Kelompok2 ekstrim inilah yang mengaku mencintai rasul, tetapi menghina apa yang dicintai oleh Rasul. Karena baik kedudukan para sahabat dan keluarga rasul sama-sama mendapat kedudukan yang penting dan dimuliakan oleh rasul sendiri.

Sebagaimana kita ketahui, Rasul mempunyai banyak sahabat yang berjuang disisi beliau. Jika untuk jumlah, ada definisi yang dijabarkan oleh Abu Zur'ah Ar Razi tentang jumlah orang yang tergolong sahabat Nabi:

شهد معه حجة الوداع أربعون ألفاً، وكان معه بتبوك سبعون ألفاً، وقبض عليه الصلاة والسلام عن مائة ألف وأربعة عشر ألفاً من الصحابة

Empat puluh ribu orang sahabat Nabi ikut berhaji wada bersama Rasulullah. Pada masa sebelumnya 70.000 orang sahabat Nabi ikut bersama Nabi dalam perang Tabuk. Dan ketika Rasulullah wafat, ada sejumlah 114.000 orang sahabat Nabi" (Al Ba’its Al Hatsits (1/25)

Selain itu, ada dua pendapat mengenai definisi dari kata sahabat Rasul ini:
1. Sahabat semuanya adil dan mereka adalah para mujtahid. Ini adalah pendapat Ahlul Sunnah wal-Jama'ah.
2. Sahabat seperti orang lain, ada yang adil dan ada yang fasiq karena mereka dinilai berdasarkan perbuatan mereka. Justru itu yang baik diberi ganjaran karena kebaikannya. Sebaliknya yang jahat dibalas dengan kejahatannya. Ini adalah pendapat mazhab AhlulBait Rasulullah saw./Syi'ah/Imam Dua belas.

Dan untuk para sahabat tersebut, rasul sendiri memuji mereka

لا تزالون بخير ما دام فيكم من رآني وصاحبني ومن رأى من رآني ومن رأى من رأى من رآني

Kebaikan akan tetap ada selama diantara kalian ada orang yang pernah melihatku dan para sahabatku, dan orang yang pernah melihat para sahabatku (tabi’in) dan orang yang pernah melihat orang yang melihat sahabatku (tabi’ut tabi’in)"

Akan tetapi, dari puluhan ribu para sahabat Rasul yang dikatakan sebagai manusia yang terbaik pada zamannya tersebut, ada 4 sahabat utama yang sangat dicintai dan dipercayai oleh Rasul. Dan untuk mereka, Rasul sendiri mempunyai pujian khusus yang mencerminkan kedudukan mereka dimuliaan dan dicintai oleh Rasul. Yaitu, Abu Bakar, Ummar bin Khattab, Utsman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib.

Kecintaan Rasul kepada para sahabat utama beliau bisa kita lihat dengan pujian yang diberikan beliau kepada para sahabat yang dicintainya. Seperti kepada Abu Bakar, Rasul pernah memuliakannya karena sifat keadilan, kebenaran dan dermawan yang dimiliki Abu Bakar. "Andaikata kualitas keimanan Abu Bakar dan manusia sejagad ditimbang, tentu akan lebih berat kualitas keimanan Abu Bakar." Selain itu, beliau memberikan julukan Ash Shiddiq (artinya 'yang berkata benar') kepada Abu Bakar yang akhirnya orang-orangpun memanggil beliau dengan nama Abu Bakar Ash Shiddiq. Dan Rasulullah pun pernah bersabda,


“Sesungguhnya orang yang paling berjasa kepadaku dengan ikatan persahabatan dan dukungan hartanya adalah Abu Bakar. Seandainya aku boleh mengangkat seorang Khalil -kekasih terdekat- selain Rabb-ku niscaya akan aku jadikan Abu Bakar sebagai Khalil-ku. Namun, cukuplah -antara aku dengan Abu Bakar- ikatan persaudaraan dan saling mencintai karena Islam. Dan tidak boleh ada satu pun pintu yang tersisa di [dinding] masjid ini kecuali pintu Abu Bakar. Hadits ini juga diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam Shahihnya, di Kitab Fadha’il ash-Shahabah

Dan kepada Umar, Rasul memuliakan akhlaknya yang tegas dan keberaniannya membela agama Allah dengan perkataan. "jika kalian menjadikan Umar sebagai pemimpin, kalian akan menemukan dia seorang yang kuat, amanah, berjihad di jalan Allah, dan tidak takut celaan orang yang suka mencela."

Dan Utsman bin Affan yang mendapat perlakuan khusus dan dimuliakan oleh Rasulullah dikarenakan sifatnya yang pemalu dan perilakunya yang penuh adab dan kesopanan. Diriwayatkan Aisyah bertanya kepada Rasulullah Saw, "Abu Bakar masuk tapi engkau biasa saja dan tidak memberi perhatian khusus, lalu Umar masuk engkau pun biasa saja dan tidak memberi perhatian khusus. Akan tetapi ketika Utsman masuk engkau terus duduk dan membetulkan pakaian, mengapa?’ Rasullullah menjawab, “Apakah aku tidak malu terhadap orang yang malaikat saja malu kepadanya?”

Ketiga sahabat ini dipuji oleh Rasul dengan perkataan, "Yang paling penyayang di antara kalian dialah Abu Bakar, yang paling keras dalam agama Allah SWT dialah Umar, dan yang paling besar rasa malu nya dialah Utsman"

Dan kepada Ali, sahabat nabi paling muda usianya dan sekaligus sepupu dan menantu beliau. Rasul memuliakan kepribadian Ali yang cerdas, pintar, jenius dan energetik. Ia menguasai banyak ilmu, seperti fikih, hisab, zuhud, tasawuf, ilmu kalam, dll. beliau juga selalu menjadi rujukan khalifah-khalifah sebelum dirinya untuk menetapkan hukum terutama Umar, yang sering meminta pendapat Ali dalam mengambil keputusan. Kecerdasan Ali ini dipuji oleh Rasul, "jika aku ini adalah kota ilmu, maka Ali adalah pintu gerbangnya".

Dan bahkan Ali pernah ditunjuk Rasul untuk membawa bendera panji Islam diperang Badar disaat usianya masih terhitung sangat muda. Dikala ummat islam terdesak dengan jumlah musuh yang 10x lipat lebih banyak, Ali terus berjuang dan maju digaris terdepan tanpa gentar. Semangat dan perjuangan Ali inilah yang akhirnya menyatukan kembali semangat para pejuang dan mengantarkan mereka kepada kemenangan. Dan begitu pula disaat perang Uhud dan perang Khandak (Ahzab), Ali telah membuktikan kecintaannya untuk memperjuangkan agama Allah dan pembelaannya kepada Rasulullah. Sehingga Rasul pernah bersabda,
"peperangan Ali dengan ‘Amr lebih utama dari amalan umatku hingga hari kiamat kelak",

Ketika Ali berhadapan dengan Amr bin Abdi wud, seorang pemimpin pasukan dari pihak musuh yang terkenal keperkasaannya. Dan Ali berhasil mengalahkan Amr didalam perang Khandak tsb. Dan juga peristiwa penaklukan benteng Khaibar, yang dimana Abu bakar dan Umar sekalipun tidak bisa menaklukkan benteng Khaibar, Ali akhirnya berhasil membawakan kemenangan setelah kepemimpinan diserahkan ke tangan Ali.

Masih banyak kemuliaan para sahabat yang dipuji langsung oleh Rasulullah. Oleh karena itu, Rasul sendiri mengecam orang-orang yang mencela dan menghinakan para sahabatnya.

Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

لا تسبوا أصحابي ، فلو أن أحدكم أنفق مثل أحد ذهبا ، ما بلغ مد أحدهم ولا نصيف


“Jangan engkau cela sahabatku, andai ada diantara kalian yang berinfaq emas sebesar gunung Uhud, tetap tidak akan bisa menyamai pahala infaq sahabatku yang hanya satu mud (satu genggam), bahkan tidak menyamai setengahnya” (HR. Bukhari no. 3673, Muslim no. 2540)

Selain kecintaan beliau terhadap para sahabatnya, Rasulullah sangat mencintai keluarga dan keturunan beliau. Seperti sabda Rasul. "Rasulullah saw. bersabda "Siapa menyakiti Fatimah, dia menyakitiku, dan siapa menyakitiku, dia menyakiti Allah" "Siapa menyakiti Ali, sesungguhnya dia menyakitiku, dan siapa yang menyakitiku, dia menyakiti Allah" "al-Hasan dan al-Husain kedua-dua mereka adalah pemuda Syurga" (al-Qunduzi al-Hanafi, Yanabi' al-Mawaddah, hlm. 129-131 dan lain-lain).

Dan juga wasiat beliau kepada ummat islam,
"Kutinggalkan di tengah kalian dua peninggalanku: Kitabullah, sebagai tali yang terentang dari langit sampai ke bumi, dan keturunanku, ahlul baytku. Dua-duanya itu sungguh tidak akan terpisah hingga saat kembali kepadaku di haudh (telaga di surga)."


Jadi sudah jelas, kedudukan para sahabat terutama Abu Bakar, Umar Bin Khattab, Utsman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib dengan kedudukan keluarga dan keturunan Rasul yaitu Ali bin Abi Thalib, Fatimah RA, al Hasan dan al Husein dihati Rasul. Baik ahlul sunnah dan ahlul bayt beserta istri-istri rasul lainnya, mempunyai tempat yang mulia dan kecintaan istimewa terhadap mereka. Akankah pantas kita untuk mencela dan menghina salah satu darinya?


"Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara. Karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu itu dan bertaqwalah kepada Allah supaya kamu mendapat rahmat ." (Q.S. Al-Hujurat : 10 )


sumber lainnya - http://news.okezone.com/read/2012/01/01/337/550019/mui-pusat-syiah-tidak-sesat
                       - http://www.lastiko.web.id/2011/01/sejarah-ringkas-perang-jamal-antara-ali.html
                       - http://www.al-shia.org/html/id/shia/moarrefi/3.htm
                       - http://www.surgamakalah.com/2010/12/syiah.html
                       - http://tazhimussunnah.com/buletin/82-mengenal-tentang-syiah-rafidhah.html
                       - http://wahanakreasi4.blogspot.com/2010/12/syiah-sabaiyah-dan-syiah-ghulat.html
                       - http://ejajufri.wordpress.com/2010/02/19/sikap-fpi-terhadap-syiah-dan-wahabi/
                       - dan sumber lainnya

Kamis, 04 November 2010

Sudahkah Kita Hidup Sederhana?

Ingatkah kalian, wahai ummat islam,,, wahai ummat terpilih.

Kehidupan Rasullullah, kehidupan Kekasih Allah, manusia yang paling mulia, manusia terpilih, pemimpin dari ummat Islam yang begitu sederhana. Dengan status yang sedemikin tinggi dan terhormat, sesungguhnya apa yang diinginkan Rasulullah, tentu tak sulit untuk dikabulkan, baik oleh Allah SWT maupun umatnya yang begitu mencintainya. Akan tetapi, ingatkah kalian, wahai ummat islam. Rasullullah menolak kilauan materi tersebut. ”Tidak, ya Tuhanku, lebih baik aku lapar sehari, dan kenyang sehari. Bila kenyang, aku bersyukur memuji dan memuja-Mu, dan jika lapar aku akan meratap berdoa kepada-Mu.

Ingatkah kalian, wahai ummat islam. Kemenangan demi kemenangan yang didapat kaum muslimin ketika berjihad melawan musuh Allah yang hendak menghancurkan islam? Dari kemenangan-kemengan tersebut, terbayangkah berapa kekayaan harta materi musuh yang didapat dari peperangan tersebut? Akan tetapi, adakah Rasullullah menjadi sosok yang kaya karenanya? TIDAK!! Beliau tetap menjalankan kehidupan beliau yang sederhana. Saat berpuasa hanya sahur dan berbuka dengan beberapa biji kurma dan air zam-zam. Bahkan tak jarang beliau menahan rasa lapar hanya untuk bisa menjamu tamu beliau dengan makanan yang seadanya di rumah beliau.

Tahukah kalian, wahai ummat islam. Betapa para sahabat sangat mencintai beliau. Bahkan mereka rela mempertaruhkan nyawa mereka hanya demi kselamatan beliau. Dan para sahabat-sahabat mulia tersebut, berasal dari para saudagar yang kaya raya, keturunan bangsawan, dan pemimpin bagi kaumnya. Jika saja Rasul berkehendak atas harta mereka, mereka akan menyerahkannya dengan suka rela. Akan tetapi, Rasul tetap hidup dalam kesederhanaannya.Semua harta yang beliau dapatkan dari rampasan perang atau hadiah-hadiah mewah yang diberikan oleh para raja, beliau berikan kepada fakir miskin atau kepada kaum yang lapar. Sampai beliau meninggal,

Umar melihat Rasul sedang berbaring di atas sebuah tikar kasar, dan hanya berselimutkan kain sarung. Kemudian, terlihatlah guratan tikar yang membekas di tubuh Rasulullah SAW. Umar pun melayangkan pandang ke sekeliling kamar.

Dilihatnya segenggam gandum seberat kira-kira satu sha’, daun penyamak kulit, dan sehelai kulit binatang. Menyaksikan kesederhanaan Rasulullah SAW,  Umar pun tak kuasa menahan air matanya. ”Apa yang membuatmu menangis, ya putra Khattab?” ujar Rasulullah bertanya kepada Umar.
Umar pun menjawab, ”Bagaimana aku tak menangis, ya Rasul, di pinggangmu tampak bekas guratan tikar, dan di kamar ini aku tidak melihat apa-apa, selain yang telah aku lihat. Sementara raja Romawi dan Persia bergelimang buah-buahan dan harta, sedang engkau utusan Allah SWT.”

Rasulullah pun bersabda, ”Wahai putra Khattab, apakah kamu tidak rela, jika akhirat menjadi bagian kita dan dunia menjadi bagian mereka?” Rasulullah dan keluarganya menerapkan hidup sederhana. Sebagai pemimpin umat, Rasulullah mengajarkan umatnya untuk senantiasa mensyukuri setiap rezeki halal yang dianugerahkan Sang Pencipta.

Dan apakah kalian menyadari, wahai ummat islam. Fatimah, putri kesayangan Rasullullah. Seorang putri dari pemimpin ummat islam, putri dari kekasih Allah. Ketika Fatimah memasuki umur untuk menikah, berbondong-bondonglah para sahabat Rasul untuk melamar Fatimah menjadi menantu mereka. Para sahabat itu berasal dari kalangan kaya raya dan sahabat setia Rasullullah. Akan tetapi, Rasul menolak putra-putra dari sahabatnya tersebut dengan bijak dan lembut. Dan akhirnya Rasul memilih Ali, seorang pemuda miskin akan tetapi kaya akan akhlak, kuat imannya dan teguh akan agamanya.

Dan tahukah kalian, wahai ummat islam. Ali hanya mampu memberikan mahar beberapa pakaian bekas dan kulit domba untuk menikahi Fatimah, sang putri kesayangan dari Rasullullah. Perlengkapan pengantin wanitanya antara lain adalah tempat tidur dari dedaunan kurma, bantal kulit berisi jerami, bejana kulit kecil dan kantong air dari kulit. Untuk pernikahan itu, Ali ra. telah menjual seekor unta miliknya dan sebagian barang-barangnya. Tempat tidur mereka terbuat dari kulit domba. jika mereka akan tidur, mereka harus membalikkan bulunya terlebih dahulu. Sedangkan bantainya terbuat dari kulit yang diisi jerami.

Suatu hari Fatimah dan Ali datang menghadap Rasullullah, meminta seorang pelayan untuk  membantu Fatimah dalam mengurus urusan rumah tangganya. Sungguh, Rasul sangat mencintai Fatimah. Dia adalah anak yang paling dicintai Nabi SAW sehingga beliau bersabda :"Fatimah adalah darah dagingku, apa yang menyusahkannya juga menyusahkan aku dan apa yang mengganggunya juga menggangguku." [Ibnul Abdil Barr dalam "Al-Istii'aab"]

Akan tetapi, apakah karena kecintaan beliau yang teramat besar kepada Fatimah, sehingga beliau memanjakan putrinya itu dengan memenuhi permintaan yang terdengar sangat kecil? Yaitu hanya meminta seorang pembantu untuk ia mengurus rumah tangganya. Jika Rasullullah berkehendak, maka ia bisa saja mencarikan seorang pembantu untuk anak kesayangannya. Akan tetapi, karena kecintaan Rasul kepada Fatimah, ia tidak ingin merusak akhlak Fatimah menjadi wanita pemalas. Dan sesungguhnya, kesusahan seorang istri dalam mengurus rumah tangganya, akan mendapatkan ganjaran pahala yang sangat besar di sisi Allah.

Rasullullah SAW bersabda kepada Fatimah : "Ucapkanlah :"Wahai Allah, Tuhan pemilik bumi dan Arsy yang agung. Wahai, Tuhan kami dan Tuhan segala sesuatu yang menurunkan Taurat, Injil dan Furqan, yang membelah biji dan benih. Aku berlindung kepada- Mu dari kejahatan segala sesuatu yang Engkau kuasai nyawanya. Engkau- lah awal dan tiada sesuatu sebelum-Mu. Engkau-lah yang akhir dan tiada sesuatu di atas-Mu. Engkau-lah yang batin dan tiada sesuatu di bawah- Mu. Lunaskanlah utangku dan cukupkan aku dari kekurangan."

Lalu beliau melanjutkan, "Maukah kalian jika kuceritakan sesuatu yang lebih baik daripada yang kalian minta tadi? Fatimah dan Ali menjawab, ‘Ya, tentu saja.’ Beliau berkata, ‘Yaitu beberapa kalimat yang diajarkan Jibril kepadaku. Ketika kalian beristirahat di tempat tidur ucapkanlah Subhanallah 33 kali, Alhamdulillah 33 kali, dan Allahu Akbar 34 kali. "Dan nasehat itu telah menjadi amalan rutin keluarga Fatimah ra.

Dan lihatlah kita sekarang, wahai ummat muslim. Kita semua terbutakan oleh kilauan materi. Berlomba-lomba mencari dan mengumpulkan kekayaan dan menulikan telinga akan tangis anak-anak yatim, kemiskinan para orang-orang fakir, dan kelaparan para tetangga. Sampai kapankah kita akan terus mengumpulkan pundi demi pundi uang? Tumpukan harta demi harta? Sesungguhnya, harta di dunia jika kalian kumpulkan, maka tidak akan ada habisnya untuk dikumpulkan. 

Sadarkah kalian, wahai ummat islam. Bahwa menumpukkan kekayaan, merasa miskin dan sayang untuk berbagi nikmat yang diberikan oleh Tuhanmu, itu adalah sifat dari orang kapitalis. Hidup di dunia hanya untuk menguasai dan mencari keuntungan pribadi sebanyak mungkin. Tidakkah kalian melihat keadaan sekarang bahwa si kaya semakin kaya, dan si miskin semakin miskin.

Untuk apa kita berkeinginan untuk mempunyai rumah besar bertingkat-tingkat, jika banyak saudara-saudara kita yang tidur kedinginan di bawah kolong jembatan? Untuk apa kita berrmimpi  utk membeli mobil mewah dan perhiasan yang tak ternilai harganya, jika banyak saudara-saudara kita yang mengais makanan dari tong sampah? Untuk apa kita mengejar kedudukan dan jabatan yang tinggi, sedangkan tangisan anak yatim piatu dan kepapa-an orang miskin tidak terdengar oleh kita?

Jika ummat islam menyadari dan tahu diri, bagaimana kehidupan Rasullullah yang sederhana, patutlah kalian bermalu hati. bagaimana kalian bisa menikmati semua kekayaan di dunia sedangkan Rasullullah selalu berbagi harta kekayaannya bagi yang membutuhkan? Bagaimana kalian memakan makanan secara berlebihan dan membuat perut kalian buncit kekenyangan, sedangkan rasullullah selalu membagikan makanan yang ia punya kepada orang yang lapar daripada mengenyangkan perutnya sendiri?

Nabi SAW mengumpamakan kehidupan dunia bagaikan berjalan di hari panas, lalu berhenti sejenak sekadar beristirahat, dan tidak lama lagi tempat itu akan ditinggalkan. Jadi, dengan kata lain, Islam adalah agama yang berlandaskan nilai kesederhanaan yang tinggi, seperti dicontohkan Rasulullah dan keluarganya.

Allah SWT dalam surat al-Israa ayat 26-27 berfirman, ”Dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros, sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan.

Islam tidak melarang kita untuk kaya, bahkan mendorong kita untuk menjadi pribadi yang kaya akan tetapi, hendaklah kekayaan kita itu dapat bermanfaat tidak hanya untuk diri sendiri atau keluarga kita saja, akan tetapi bisa bermanfaat bagi orang-orang disekeliling kita tanpa mengenal apa rasnya, bangsanya dan agamanya. Itulah yang dimaksudkan Islam adalah agama rahmat bagi seluruh alam, hendaknya kita bisa menjadi pribadi yang bermanfaat bagi sesama kita, tidak hanya memboroskan harta kita untuk kepentingan diri pribadi kita sendiri dan keluarga saja. Untuk menghindari hidup boros itu, sikap yang sederhanalah kuncinya. 

Semoga kita, ummat islam (khususnya penulis) bisa mempraktekkan kehidupan yang sederhana sebagaimana di contohkan oleh rasullullah. Dengan mensyukuri nikmat yang diberikan Allah, dan memperlapang hati untuk dapat saling berbagi bagi orang yang membutuhkan.

Sabtu, 24 Juli 2010

How To Makes "Generasi Sholeh"?

Kita semua, baik yang sudah menjadi orangtua, calon orangtua ataupun yang belum menikah, sangat tentu mengharapkan mendapatkan anak keturunan yang sholeh. Sebagus-bagusnya permata dunia, anak yang sholeh lah permata paling berharga yang di miliki oleh orangtua. Sungguh, seburuk-buruknya bencana didunia adalah mendapatkan anak yang tidak sholeh, durhaka terhadap Tuhan dan orangtua.

Akan tetapi, bagaimanakah caranya agar kita bisa mendapatkan anak keturunan yang sholeh dan sholeha?

Tentu kita akan berpendapat, dengan memberikan si anak pendidikan terutama pendidikan agama. Yang menyedihkannya, di zaman sekarang, fungsi orangtua sudah bergeser dari sebagai si pendidik menjadi si pemberi dana atau funders untuk pendidikan anak-anaknya. Para orangtua berlomba-lomba menyekolahkan anak mereka di sekolah yang bermutu tinggi, dan juga memberikan pendidikan ekskul di tmp les-les yang ternama. Tapi orangtua lupa, tugas mendidik anak sebenarnya adalah tanggung jawab sebagai orangtua, bukan sebagai si pemberi dana untuk pendidikan semata.

Pendidikan apakah yang perlu kita terapkan kepada anak? Tentu saja pendidikan mengenal sang Pencipta, rasulNya, kitabNya, dan agamaNya. Tidak hanya cukup untuk mengenalNya, tetapi menerapkan rasa cinta kepadaNya, rasulNya, kitabNya dan agamaNya juga.

Caranya? Dengan memberikan contoh kepada anak, bukan hanya dengan mengajar dan menyuruh, tetapi orangtua secara aktif juga memberikan contohnya secara langsung. Bagaimana bisa, kita menyuruh anak kita untuk sholat, sedangkan kita sendiri tidak sholat? Bagaimana bisa kita megharapkan anak kita dipenuhi oleh rasa kasih sayang kepada sesama, tetapi kita sendiri pelit untuk bersedekah? Bagaimana kita bisa mengharapkan anak kita patuh terhadap kita, sedangkan kita durhaka kepada orangtua kita? Ajarkan, perintah dan beri teladan.

Untuk menananmkan rasa cinta anak kepada nabi dan rasul Allah, sering-seringlah ceritakan kisah-kisah teladan para nabi dan sahabatnya, sehingga si anak merasa mengenal sosok para nabi terutama baginda Rasullullah sehingga tumbuh rasa cinta dihatinya karena si anak mengenal dan mendapatkan sosok teladan yang akan dia teladani, bukannya meneladani power rangers yang sering ia tonton atau artis-artis yang sering berseliweran di layar kaca yang akhir-akhir ini malah menjadi contoh public figur yg banyak melakukan perbuatan tercela.

Agar si anak mencintai Al-Quran, semenjak dari kandungan, perdengarkanlah ia lantunan ayat-ayat suci Al-Quran, Bukan hanya musik-musik klasik dari dunia barat sana. Karena jika dewasa, si anak sudah merasa akrab dengan Al-Quran karena sudah diperdengarkan semenjak ia berada didalam kandungan. Dan alangkah bagusnya ayat-ayat suci itu dilantunkan sendiri dari suara dan bibir si orangtua, bukannya dari kaset. Dan juga, jangan lupakan doa untuk si anak dan tentu untuk kita sendiri.

"Ya Allah, jadikanlah aku dan keluargaku sbg pecinta Al-Quran, dan jadikanlah Al-Quran mencintai kami."

Karena orang yang dicintai Al-Quran sudah pasti tentu yang mencintai Al-Quran dan org yang di cintai Al-Quran, dengan sendirinya di cintai oleh Allah.

Ajarilah dan perkenalkanlah si anak dengan agamanya, dan bukan pengetahuan agama secara umum saja. Karena banyak kasusnya ummat islam yang hanya mengetahui ajaran agamanya sendiri sekedar kulit-kulit arinya saja. Yaitu hanya sebatas rukun islam dan rukun iman saja. Sungguh sangat ironis, bahwa banyak para muallaf, yang baru saja memeluk agama islam (yang bersungguh-sungguh karena kesadarannya bukan karena demi cinta kepada seseorang, demi harta, demi jabatan, di bawah ancaman dll) yang lebih banyak mengetahui seluk beluk ajaran islam itu sendiri daripada orang yang sudah memeluk islam semenjak ia lahir atau islam karena keturunan. Seharusnya, kita yang beragama islam semenjak lahir, harus lebih mengetahui agama kita sendiri karena sudah kita anut seumur hidup kita dan juga di anut oleh orangtua kita daripada orang yang baru saja memeluk agama islam. Its very embarrassing is'nt it?

Selain pendidikan, apalagi yang diperlukan untuk mendapatkan generasi sholeh di masa depan?Cukupkah hanya pendidikan saja untuk bisa menjadikan anak kita menjadi anak yang sholeh?Jawabannya tentu saja TIDAK!!!!!!!!

Ternyata watak, karakter dan sifat si anak sangat dipengaruhi dari apa yang ia makan dan apa yang ia pakai. Jika si anak memakan makanan/minuman haram walau setitik saja, maka makanan/minuman yang haram tersebut akan membuat karakternya, wataknya, dan sifatnya menjadi buruk. Begitu pula dengan pakaian atau apapun yang ia punya. Jika kita memberikan atau membelikannya dari sesuatu yang haram, maka akan berpengaruh ke si anak.

Apakah kita cukup menjaga si anak dari hal-hal yang haram? tentu saja tidak. Kita sebagai orangtua atau calon orangtua, harus bisa menjaga diri kita dari hal-hal yang haram juga.

Karena, ternyata kita harus menjaga diri dari hal-hal yang di haramkan oleh Allah walau setitik saja dari sebelum si anak di ciptakan. Karena, si anak tentu berasal dari (maaf) sperma dan sel telur dari ayah dan ibunya. Bayangkan saja, jika kita memakan dan memakai hal-hal yang haram, maka sesuatu yang haram itu akan menyatu menjadi darah daging kita. Dengan begitu, diri kita sendiripun menjadi haram dan apa yang keluar dari tubuh kita adalah sesuatu yang haram juga.

Jadi bagaimana kita bisa mendapatkan anak yang suci lahiriah dan batiniah sedangkan kita memberikan anak kita 'darah' yang haram yang mengalir di tubuh si anak.

Mia pernah mendengar cerita di suatu majelis taklim, tentang ada seorang laki-laki mendatangi Rasullullah untuk mengadukan sifat dan perangai buruk anaknya.

"Ya Rasullullah, sungguh saya mempunyai seorang putra yang beranjak remaja. Semenjak kecil, dia sangat susah untuk diajarkan sebuah kebenaran,  selalu melawan perintah kami. Ajaran agama yang kami ajarkan sepertinya tidak pernah masuk ke telinga dan ke hatinya. Padahal kami, orangtuanya selalu mengajarkan agama sesuai tuntunan Al-Quran dan sunnahmu. Saya dan istri saya juga taat kepada ajaran agama, sholat, puasa dan sedekah tidak pernah kami tinggalkan. Kami juga tidak pernah memakan hak orang lain atau hal-hal yang diharamkan oleh agama. Akan tetapi, kenapa Allah memberikan kami anak yang berperangai buruk, jauh dari agama dan durhaka kepada orangtua?"

Rasullullahpun bertanya. "Adakah sesuatu yang engkau atau istrimu lakukan ketika sedang mengandung anak kalian yang diharamkan oleh agama?"

Sang lelaki tersebut merenung berpikir sejenak dan lalu menjawab. "Seingat hamba, kami tidak pernah memakan atau memakai atau melakukan sesuatu yang diharamkan oleh Allah..." Kemudian dia berhenti sejenak. "Kecuali ada satu kesalahan kecil yang sempat hamba lakukan ya Rasullullah. tetapi itu karena sangat terpaksa."

"Apakah yang telah kau lakukan itu?" tanya Rasullullah

"Ketika istri hamba mengandung anak kami, istri hamba kala itu mengidam memakan buah kurma. Jadi hambapun segera berangkat ke pasar bersama istri hamba untuk membeli buah kurma. Akan tetapi waktu itu telah masuk waktu sholat sehingga semua pedagang meninggalkan dagangannya untuk pergi sholat sehingga tidak ada satupun pedagang yang hamba temui saat itu untuk berdagang. Akan tetapi waktu itu istri hamba terus merengek-rengek ingin memakan buah kurma walau hanya satu saja, jadi hambapun mengambil satu buah kurma dari salah satu tempat pedagang tersebut dan memberikannya kepada istri hamba.

"Itulah yang membuat anakmu tuli telinganya untuk nasehat-nasehat yang baik, buta matanya untuk melihat kebenaran dan tertutup hatinya akan ajaran agama, dan menjadi anak durhaka baik terhadapmu baik terhadap Allah. Itu smua dari SATU biji kurma yang telah dimakan oleh istrimu yang dimana engkau memberikannya dari hasil yang haram. Walau hanya satu biji, engkau sudah sama dengan mencurinya dari pemilik kurma, memakan hak orang lain yang sepatutnya harus kau bayar.Sebiji kurma itu telah menjadi haram untukmu, istrimu dan calon anakmu. Sehingga kurma yang haram itu menyatu kedalam darah anakmu sehingga membuat sifatnya menjadi buruk karena terhalang dari rahmat Allah karena makanan haram tersebut."

Si lelaki tersebut langsung menangis tersedu-sedu dan sangat menyesali perbuatannya tersebut. Ia tidak menyangka, hanya karena 1 biji kurma yang ia ambil demi ngidamnya sang istri telah membawa dampak yang buruk kepada buah hatinya

"Apa yang harus saya lakukan ya Rasullullah?"

"Memohon ampunlah engkau dan istrimu kepada Allah, dan segeralah engkau pergi mencari pedagang kurma tersebut dan meminta maaf kepadanya agar ia merelakan 1 biji kurma yang telah engkau curi tersebut walaupun ia tidak mengetahuinya. Bayarlah 1 biji kurma itu agar menjadi halal bagi anakmu.IsnyaAllah, hal haram yang telah menjadi penghalang antara anakmu dan rahmat Allah, bisa hilang."


Astagfirullah... hanya 1 biji kurma yang telah ia curi demi mengobati ngidam istrinya saja, telah menjadi penghalang rahmat Allah atas anaknya. Rahmat itu bukan hanya berupa rezeki semata, akan tetapi dibukakannya pintu hati dan segala panca indera kita terhadap cahaya Ilahi berupa iman, ketaqwaan, kebenaran, keberkahan, anak yang sholeh, suami dan istri yang sholeh dan lain-lainnya adalah termasuk Rahmat dari Allah.

Selain itu, adanya barang2 yang haran yang kita miliki, atau makanan dan minuman haram yang kita konsumsi dan akhirnya menjadi lebur di tubuh kita sehingga membuat darah dan daging kita menjadi haram, akan membuat doa kita tidak terkabulkan oleh Allah. Itu juga salah satu membuat rahmat Allah terhalang atas kita, karena terkabulnya doa-doa kita adalah merupakan salah satu rahmat dari Allah.. Atau hidup kita walau serba berkecukupan, tetapi hati terasa was-was, hidup tidak tenang, anak-anak durhaka, istri atau suami yang selalu bertengkar atau tidak harmonis, juga merupakan salah satu akibat dari tidak adanya rahmat Allah dikeluarga itu karena tertutup oleh sesuatu yang haram yang dipakai atau yang mereka makan yang akhirnya menyatu menjadi darah daging.

Jadi, untuk mendapatkan anak keturunan yang sholeh, dimulai dari diri kita saat ini. Adakah kita memakai, memakan, meminum dan mengerjakan hal-hal yang diharamkan oleh Allah? Jika iya, maka apapun yang keluar dari kita, apapun yang kita hasilkan (darah, daging, sperma, sel telur) akan menjadi haram adanya. Dan ini akan berpengaruh ke watak dan sifat anak dan keturunan kita nanti. Mereka akan terhalang dari rahmat Allah dan jauh dari anak yang sholeha. Oleh karena itu, mulailah kita membersihkan dan mensucikan diri dari sekarang dengan tidak memakai, memakan dan meminum sesuatu yang diharamkan oleh Allah. Dan jangan lupa untuk berzakat dan bersedekah untuk membersihkan dan mensucikan harta halal yang kita punya menjadi suci.

Selain itu, berhentilah sebagai orangtua yang berperan sbg donatur pendidikan bagi anak kita, akan tetapi jadilah sebagai pendidik dari si anak tersebut. Pelajarilah agama kita lebih mendalam lagi agar kita bisa mengajari anak kita dengan pengetahuan agama yang tidak cuma dari kulit luarnya saja. Dengan begitu, si anak bisa mengenal agamanya, kitabnya, rasulnya dan Tuhan-nya. Sehingga timbul kesadaran untuk menjalankan perintahNya dan menjauhi laranganNya yang mana itu semua bertujuan baik untuk kehidupan manusia.  Dan berikanlah contoh yang baik. Tidak hanya memberikan perintah tapi juga mencontohkannya langsung kepada anak serta tentu saja tidak lupa selalu mendoakan mereka dengan doa yang baik dan dengan ucapan yang baik.

InsyaAllah, kelak kita akan mempunyai anak dan keturunan yang sholeh dan sholeha yang selalu dijaga dan dirahmati oleh Allah. Amieeen...

Rabu, 14 April 2010

Tanda Kekuasaan Allah Pada Seorang Balita -bisa membaca Al-Quran dan Sholat padahal bukan dari keluarga muslim-

Dari kemaren susah nyari ide mau ngeposting apa, akhirnya tadi malam iseng-iseng main ke youtube. Dan Mia menemukan Video menarik yang di upload oleh salah satu pengguna Youtube di Malaysia, yang judulnya "Budak 5 tahun lahir bukan dari Islam tahu mengenai islam" Kalo di artiin dalam bahasa Indonesia jadi gini. "Anak usia 5 tahun lahir bukan dari keluarga islam, tahu tentang islam"

Bisa dilihat videonya saat dia memberikan ceramah di sini saat ia berusia 4 tahun, dan di sini saat ia berusia 5 tahun, dan di sini (sorry ga di upload di blog ini, inetnya lelet T^T)

Kayaknya ni anak berasal dari afrika (dilihat dari fisiknya) dan ada salah satu video membuat judul Tanzanian Miracles kid (bisa dilihat di sini), yang berarti ia berasal dari Tanzania.Dan di video ini, anak ini sedang memberikan ceramah ke India dan diliput di tivi India.

Ajaibnya, bocah ini sudah bisa berbicara dalam 5 bahasa (English, French, Italian, Swahili and Arabic) semenjak ia berumur 1 tahun (Hmmm.. termasuk kategori anak indigo juga dia) tanpa belajar sama sekali. Pertamakalinya keajaiban Allah atas anak ini adalah ketika ia berumur satu tahun, tiba-tiba orangtuanya dikagetkan mendapati anaknya berbicara bahasa arab. Karena orangtuanya adalah keluarga non muslim (bukan arab) jadi mereka tidak mengerti apa yang dikatakan oleh anaknya. Ketika orangtuanya mencari penerjemah bahasa arab, inilah arti kata yang diucapkan oleh anak mereka.

"Kalau kamu beriman maka kamu akan diterima oleh Allah"

Setelah itu, anak yang baru berumur 1 tahun itu dengan sendirinya sudah pandai membaca Al-Quran dan ia mengatakan, ia akan menjadi seorang penghapal Al-Quran dan hadist. Dan ia selalu menjalankan sholat 5 waktu dengan benar padahal tidak ada seorangpun yang mengajarinya bagaimana gerakan sholat dan bacaannya (karena keluarganya tidak ada satupun yang beragama islam)

Orangtuanya yang tergetar batinnya melihat kekuasaan Allah atas anaknya, akhirnya memeluk islam.

Saat ia berumur 5 tahun, dan ia mendapat gelar Sheikh Sharifrudin dan sudah menghapal seluruh isi Al-Quran dan Al-Hadist secara benar. Dan sekarang ia sering diundang sebagai penceramah dengan 5 bahasa yang ia kuasai.

Sungguh, sudah banyak tanda-tanda kekuasaan Allah yang sudah Ia perlihatkan kepada kita, dan sehendaknyalah kita bisa merenungkan, memahami dan membuat iman kita bertambah kuat dan bertaqwa dalam mengimani rukun islam.

"Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segala wilayah bumi dan pada diri mereka sendiri, hingga jelas bagi mereka bahwa Al-Quran itu adalah benar. Tiadakah cukup bahwa sesungguhnya Tuhanmu menjadi saksi atas segala sesuatu?" [QS. Al- Fushshilat]

"Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, Maka peliharalah kami dari siksa neraka."(surat Ali-imran ayat 190-191:)

Kamis, 25 Maret 2010

Cinta dan Air Matanya Rasullullah SAW

Tiba-tiba dari luar pintu terdengar seorang yang berseru mengucapkan salam. "Bolehkah saya masuk?" tanyanya. Tapi Fatimah tidak mengizinkannya masuk. "Maafkanlah, ayahku sedang demam", kata Fatimah yang membalikkan badan dan menutup pintu.

Kemudian ia kembali menemani ayahnya yang ternyata sudah membuka mata dan bertanya pada Fatimah, "Siapakah itu wahai anakku?"

"Tak tahulah ayahku, sepertinya baru sekali ini aku melihatnya," tutur Fatimah lembut. Lalu, Rasulullah menatap puterinya itu dengan pandangan yang menggetarkan. Seolah-olah bagian demi bagian wajah anaknya itu hendak dikenang.

"Ketahuilah, dia lah yang menghapuskan kenikmatan sementara, dia lah yang memisahkan pertemuan di dunia. Dia lah malaikatul maut," kata Rasulullah.

Fatimah pun menahan ledakan tangisnya. Malaikat maut datang menghampiri, tapi Rasulullah menanyakan kenapa Jibril tidak ikut sama menyertainya.

Kemudian dipanggilah Jibril yang sebelumnya sudah bersiap di atas langit dunia menyambut ruh kekasih Allah dan penghulu dunia ini.

"Jibril, jelaskan apa hakku nanti di hadapan Allah?" tanya Rasululllah dengan suara yang amat lemah.

"Pintu-pintu langit telah terbuka, para malaikat telah menanti ruhmu. Semua syurga terbuka lebar menanti kedatanganmu," kata Jibril.

Tapi itu ternyata tidak membuatkan Rasulullah lega, matanya masih penuh kecemasan. "Engkau tidak senang mendengar kabar ini?" tanya Jibril lagi.

"Kabarkan kepadaku bagaimana nasib umatku kelak?"

"Jangan khawatir, wahai Rasul! Allah, aku pernah mendengar Allah berfirman kepadaku: "Kuharamkan syurga bagi siapa saja, kecuali umat Muhammad telah berada di dalamnya," kata Jibril.

Detik-detik semakin dekat, saatnya Izrail melakukan tugas. Perlahan ruh Rasulullah ditarik.

Nampak seluruh tubuh Rasulullah bersimbah peluh, urat-urat lehernya menegang. "Jibril, betapa sakit sakaratul maut ini." Perlahan Rasulullah mengaduh. Fatimah terpejam, Ali yang disampingnya menunduk semakin dalam dan Jibril memalingkan muka.

"Jijikkah kau melihatku, hingga kau palingkan wajahmu Jibril?" Tanya Rasulullah pada Malaikat pengantar wahyu itu.

"Siapakah yang sanggup, melihat kekasih Allah direnggut ajal," kata Jibril. Sebentar kemudian terdengar Rasulullah mengaduh, karena sakit yang tidak tertahankan lagi.

"Ya Allah, dahsyat nian maut ini, timpakan saja semua siksa maut ini kepadaku, jangan pada umatku." Badan Rasulullah mulai dingin, kaki dan dadanya sudah tidak bergerak lagi. Bibirnya bergetar seakan hendak membisikkan sesuatu. Ali segera mendekatkan telinganya. "Uushiikum bis shalati, wa maa malakat aimanuku (peliharalah shalat dan peliharalah orang-orang lemah di antaramu)".

Di luar pintu, tangis mulai terdengar bersahutan, sahabat saling berpelukan. Fatimah menutupkan tangan di wajahnya, dan Ali kembali mendekatkan telinganya ke bibir Rasulullah yang mulai kebiruan.

"Ummatii, ummatii, ummatiii (Umatku, umatku, umatku)." Seru beliau sebelum mengucapkan kalimat syahadat untuk menemui Allah.

______________________________________________

Dan, berakhirlah hidup manusia mulia yang memberi sinaran itu. Di saat2 terakhir beliau, bukan keluarganya yang dipikirkannya. Akan tetapi ummat yang akan ditinggalkannya. Kini, mampukah kita mencintai Rasullullah seperti beliau mencintai kita ummatnya? Berapa kalikah kita  mengucapkan salawat dalam sehari atas beliau ? satu kali? dua kali? tiga kali? atau tidak pernah sama sekali?

Allahumma sholli 'ala Muhammad wa baarik wa salim 'alaihi.




sumber: suara merdeka

Selasa, 09 Februari 2010

10 Pintu Iblis Merperdaya Manusia

Suatu organ istimewa karunia Allah kepada setiap manusia selain otak untuk berpikir adalah hati yang fitrah yang memliki tujuan untuk menerima petunjuk serta hidayah Allah. Tetapi hati juga sebenarnya mudah menerima nafsu yang datangnya dari syaitan.

Maka, berlomba-lombalah malaikat dan syaitan untuk menguasai hati manusia. Syaitan akan bekerja keras siang dan malam semata-mata untuk menawan pemilik hati itu agar mereka melanggar perintah Allah. Seperti yang ia sumpahkan kepada Tuhan untuk akan menjerumuskan keturunan Adam tatkala di hari pertama Iblis membangkang kepada Allah untuk sujud (memberikan hormat) kepada Adam.

Dan (ingatlah) ketika kami berfirman kepada malaikat: Tunduklah (beri hormat) kepada Nabi Adam. Lalu mereka sekaliannya tunduk memberi hormat melainkan Iblis; dia enggan dan takbur dan menjadilah dia dari golongan yang kafir. (Qs. Al-Baqarah 34)

Mengapa iblis tidak mau bersujud kepada Adam? Selain iblis merasa cemburu kepada Adam, bahwa Adam adalah makhluk Allah 'yang baru' diciptakan tetapi sudah diberikan derajat yang tinggi untuk menjadi khalifah di bumi. Bukankah selama ini ia (iblis) sudah banyak berjasa kepada Allah dalam menumpas jin-jin yang kafir kepada Allah? Bukankah selama beribu-ribu tahun (ada ulama yang mengatakan sampai 70.000 tahun) ia (iblis) selalu beribadah kepada Allah? Memuji dan mengagungkan namaNya bahkan para malaikatpun kagum melihat ibadahnya sehingga ia pun dijuluki ahli ibadah surga oleh para malaikat Allah. Sampai suatu saat, Allah menciptakan Adam dan meninggikan derajatnya bahkan menyuruh dirinya untuk memberikan penghormatan keapda Adam. Selain itu, ia juga merasa lebih baik dari pada Adam sehingga ia enggan bersujud, sebagaimana firman-Nya :

"Allah berfirman: "Apakah yang menghalangimu untuk bersujud (kepada Adam) di waktu aku menyuruhmu?" Menjawab iblis "Saya lebih baik daripadanya: Engkau ciptakan saya dari api sedang dia Engkau ciptakan dari tanah". (TQS. al-A'raf [7] : 12).

Sebenarnya, alasan Iblis kepada Allah itu sangat logis, tetapi bukan itu yang dinilai oleh Allah. Melainkan karena pembangkangannya, rasa sombong serta iri dan dengki yang merayapi diri Iblis terhadap Adam itulah, maka kemudian Allah Swt memerintahkan kepada Iblis untuk keluar dari syurga, sebagaimana firman-Nya :

"Allah berfirman: "Turunlah kamu dari surga itu; karena kamu sepatutnya tidak menyombongkan diri di dalamnya, maka keluarlah, sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang hina". (TQS. al-A'raf [7] : 13).

Iblis menerima hukuman yang diberikan Allah kepadanya dengan permohonan dispensasi agar ia ditangguhkan kematiannya hingga hari kiamat,bahkan Iblis bersumpah akan menyesatkan anak cucu Adam dari jalan Allah sebagaimana dijelaskan dalam firman-Nya

"Iblis menjawab: "Beri tangguhlah saya sampai waktu mereka dibangkitkan". (QS. al-A'raf [7] : 14).

"Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus" (QS. al-A'raf [7] : 16).

Untuk menyesatkan anak cucu Adam, Iblis akan mengerahkan seluruh tenaga dan kemampuannya dengan mendatangi manusia dari berbagai arah, sebagaimana dijelaskan dalam firman-Nya :

"Kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat)." (TQS. al-A'raf [7] : 17).

Oleh karena itulah, maka kemudian Allah Swt menyuruh Iblis keluar dari surga sebagaimana firman-Nya :

"Allah berfirman: "Keluarlah kamu dari surga itu sebagai orang terhina lagi terusir. Sesungguhnya Barangsiapa di antara mereka mengikuti kamu, benar-benar aku akan mengisi neraka Jahannam dengan kamu semuanya". (TQS. al-A'raf [7] : 18). Demikianlah dialog antara Allah dan Iblis dalam al-Quran.

Beruntung golongan manusia yang berhasil menangkis godaan syaitan dan mengelakkan hati daripada dihuni syaitan. Akan tetapi, ternyata tipu daya iblis memang sangat dahsyat, sehingga banyak manusia yang melupakan musuhnya sebenarnya yaitu iblis, dan bahkan manusia dengan sukarela menerima ajakan dan rayuan iblis sebagaimana menerima ajakan seorang sahabat yang sudah dekat dengan dirinya.

Ternyata, berhasilnya tipu daya iblis itu, karena iblis mengetahui kunci untuk memasuki pintu-pintu hati manusia. Jika pintu-pintu itu terbuka, maka iblis akan leluasa untuk membujuk manusia melakukan kemaksiatan sesuai dengan kehendaknya.

Seorang ulama pernah berkata: "Saya senantiasa berfikir dan memerhatikan, dari pintu mana syaitan menghasut dan menyesatkan manusia. Tiba-tiba saya dapati syaitan datang dari 10 pintu:


• Pertama ialah pintu kesombongan dan keangkuhan. Kedua sifat ini tidak disukai Allah dan Rasul-Nya. Sudah merasakan dirinya cukup segalanya - dari status hidup hingga pada uang dan harta benda yang dimiliki hingga mendongakkan kepala ke langit tanpa mempedulikan orang di sekitarnya.

• Pintu kedua ialah melalui sifat bakhil dan pelit. Harta benda atau uang adalah kurniaan Allah kepada hamba-Nya. Harta benda yang dimiliki adalah suatu amanah dan tanggungjawab yang perlu diurus dan dibelanjakan sewajarnya, manusia yang suka menyimpan harta kerana takut akan kehabisan dan tidak sanggup mengeluarkan sebahagiannya ke jalan yang hak seperti berzakat dan membelanjakan ke jalan yang bermanfaat yang lainnya pasti tidak akan mendapat keberkatan dan rahmat Allah walaupun dianugerahi nikmat melimpah ruah oleh Allah.

• Ketiga ialah melalui sifat takabur yang akan hadir dalam diri seseorang apabila dia merasakan dirinya sudah lengkap memiliki segalanya lalu dia mulai merasa tinggi diri terhadap orang di sekelilingnya

• Pintu keempat melalui sifat ria dan suka dipuji. Dengan derajat dan ilmu yang dimiliki itu, manusia lupa diri akan asal usulnya. Mereka mula memandang kecil dan remeh kepada orang lain karena menganggap mereka semuanya lemah dan tidak akan mampu.

• Sifat kelima sifat hasut dan dengki. Islam amat membenci umatnya yang mempunyai perasaan dengki kepada orang lain karena iri kepada kelebihan dan kepandaian yang diberikan Allah kepada seseorang yang lain.

• Pintu keenam ialah melalui sifat suka memandang remeh kepada orang lain.

• Pintu ketujuh ialah menerusi sifat ujub atau bangga diri. Orang yang mudah membangga diri sendiri sebenarnya dialah orang yang tidak mempunyai apa-apa.

• Pintu kedelapan ialah melalui sifat suka bersenang senang. Manusia yang lebih gemar bersenang senang biasanya mudah alpa dengan kesenangan dan kemewahan yang dikurniakan,

• Sifat kesembilan yang menjadi pintu bagi laluan syaitan ialah sifat suka berangan-angan. Islam amat antisifat malas.

• Pintu terakhir yang menjadi laluan syaitan ialah melalui sifat suka berburuk sangka. Meletakkan anggapan buruk terhadap seseorang amat dibenci agama. Seseorang yang sengaja berprsangka dan atau menuduh orang lain melakukan perbuatan tidak baik tanpa bukti dan kebenaran akan dilaknati Allah.

Sesungguhnya kecintaan manusia terhadap 10 sifat yang dinyatakan itulah sebenarnya yang membawa kesesatan kepada manusia di dunia ini. Apabila hati sudah bertaut dengan 10 sifat diatas akan mudahlah syaitan menyesatkan manusia daripada jalan yang lurus.

Berlindunglah selalu daripada bisikan syaitan dengan sentiasa menyebut: "Aku berlindung daripada syaitan yang terkutuk." Kita juga dianjurkan selalu berdoa dengan menyebut: "Ya Tuhan kami, jangan Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan selepas Engkau memberi petunjuk kepada kami dan kurniakanlah kepada kami rahmat di sisi Engkau kerana sesungguhnya Engkaulah Maha Memberi (kurnia).

Selanjutnya, berhubung hutang itu harus ditunaikan, maka Mia menunaikan hutang award Mia yang udah menumpuk hehehehehe

1. Phonank (sorry pho, ga sempat bikin alur paradenya. Ampuuun...Jangan lempar saia ke Gackt *ngarep.com*)

2. Ra-Kun

3. Mas Goen

4. Raxen
5. Pohonku
6. Ayas
6. Mbak Lina Marliana (maaf mbak tealt masangnya, kmrn ga tau kalo Mia dapet awardsnya)



Awards ini akan Mia teruskan bagi sahabat2 blogger (mau ngambil semuanya boleh, mau ambil satu juga boleh)
1. Okky
2. Shinkun
3. Syifa
4. Kang Sugeng
5. Kang Tejo
6. Al-Basri
7. Mangkasara
8. Aditya
9. Daokt
10. Rifky media
11. Ninneta
12. Sauskecap
13. Sabirin
14. Rumah Blogger