Mungkin ada yang udah kenal dengan Gackt, ada juga yang tidak. Ada juga Cuma kenal penampilan luarnya atau hanya karya-karyanya saja. Kali ini, Mia akan membahas tentang beautiful handsome prince ini lebih jauh. Karena apa? Sangatlah tidak adil jika hanya menilai seseorang dari penampilan luarnya saja. Karena seorang Gackt mempunyai ‘sesuatu’ yang lebih mengagumkan dari sekedar penampilan luarnya yang ‘cantik’ itu. He is the most talented man that I ever saw
.
Siapakah Gackt itu? ~Who is Gackt?~
A Handsome beautiful Prince. Itu adalah kesan pertama kali melihat cowok yang bernama Gackt M.S Camui ini. Cowok yang memiliki paduan wajah yang unik yaitu perpaduan antara kecantikan tetapi sekaligus tampan (makanya dibilang beautiful handsome). Benar-benar seperti perwujudan tokoh komik cewek (shoujo manga) atau tokoh game yang menjadi kenyataan. Tapi, itu hanya sepintas. Karena jika sudah mengenal pribadinya, Gackt adalah seorang pria yang gentleman and the most talented man. Dibalik wajahnya yang beautiful handsome, fisik yang jangkung, gaya yang stylish, dan kulit yang sempurna, ia mempunyai sifat yang tegas, disiplin diri yang besar, perfectionis, dan mempunyai banyak bakat besar yang ada pada dirinya. And of course, a smart brain too^^. Bener-bener paduan antara keindahan fisik dan inner beauty yang mengagumkan serta bakat yang jarang dimiliki oleh orang lain.
Gackt adalah seorang penyanyi J-Rock, penulis lirik, komposer musik, pemain musik (menguasai alat musik piano, gitar, drum, bass, tuba, trompet, trombone, biola, cello, gitar akustik, dan alat musik modern lainnya. Tidak cuma itu, dia juga menguasai musik tradisional Jepang seperti taiko dan shamisen), seorang model, pemain film dan iklan, penulis naskah, dan sutradara film dan klip. Fiuh... lengkap deh.. Gackt juga banyak menulis lagu pop dan ballad yang menyentuh. Ia sangat kreatif menggabungkan aneka jenis alat musik yang tidak biasanya terdengar dalam lagu rock, seperti biola, cello, gitar akustik, hapsicord, dan bahkan alat-alat musik tradisional Jepang. Selain itu, tidak seperti penyanyi rock pada umumnya yang bercirikan suara falsetto yang tinggi, Gackt memiliki ciri vokal yang khas. Suaranya berat tapi memiliki range yang luar biasa panjang.
Kesuksesannya sekarang ini tidak didapat dengan mudah. Gackt telah melalui perjalanan yang panjang dan berat (saat hengkang dari Malice Mizer, band yang membesarkan dirinya karena perbedaan prinsip, dicaci orang yang tidak menyukai dia, kehilangan teman dll) tetapi semua cobaan yang menghadangnya tidak membuat Gackt patah semangat dan menyerah. Ia tetap berjuang untuk terus melangkah dijalan yang diyakininya.
Yah, dia seorang pria yang memiliki prinsip yang keras dalam hidupnya, sifat yang perfectionis yang terus memacunya untuk mengalahkan kelemahan yang ada dalam dirinya, dan disiplin diri yang keras dalam mewujudkan impiannya. Bayangkan, Gackt hanya tidur 3 jam dalam setiap harinya.
Selain berbakat dalam hal seni, Gackt ternyata berbakat juga dalam ilmu bela diri. Dia menguasai setidaknya 5 cabang martial arts. Yaitu Karate, Judo, Aikido, Jujitsu dan boxing (khusus boxing diajarkan oleh bodyguardnya yang semuanya merupakan mantan marinir AS). Sampai sekarang ia masih rutin berlatih tanding dengan bodyguard-nya . Dia juga ahli dalam beberapa cabang olahraga seperti ski, golf dan billiards. Baginya, bela diri itu sangatlah penting. Gackt pun mengharuskan band members-nya menguasai minimal ilmu bela diri dasar. Buat Gackt, pergi fitness itu adalah kegiatan orang lemah. Laki-laki sejati harusnya berkelahi. (wah...cowok2 fitness pada kena sindir tuh )
Siapa sangka, kecanduan Gackt terhadap olahraga beladiri ini dikarenakan sewaktu ia kecil, ia merupakan anak yang sering sakit-sakitan dan berbadan lemah. Sedangkan keluarganya adalah keluarga martial arts semua, khususnya sang ayah. Gackt yang memiliki sifat yang perfectionis dari kecil, memacu dirinya untuk tidak kalah dengan keadaan fisiknya yang lemah.
“I used to practice martial arts, actually. My body used very weak and I was sick. But i dont want using that as an excuse in my life. So in started practising to conquer my own weaknesses”
Ayah Gackt juga seorang karateka yang handal. Selain musik, Gackt juga di bekali ilmu bela diri. Ia terbiasa berkelahi sejak kecil. Saat ia SMP, selain membawa stik drum, dulu Gackt juga selalu membawa linggis ke mana-mana. Tujuannya apalagi kalau bukan sebagai ‘persiapan‘ berkelahi
Tahun 2000 ia pergi ke Madagaskar untuk acara TV NHK dan disana ia berkesempatan untuk melawan petarung Madagaskar. Arena pertarungannya diadakan disebuah lapangan luas dimana ada sekitar 100 orang afrika (pria,wanita dan anak-anak) serta para kru NHK yang menyaksikan pertarungan itu. Salah seorang pelatih petarung itu mengatakan Gackt boleh memilih satu dari lima petarungnya. Gackt yang senang berkompetisi, malah memilih sang pelatih. Alasannya, karena pelatih itu mempunyai badan yang lebih kekar dan besar daripada petarung lainnya (ukuran badannya hampir 2x lebih besar dari badan Gackt yang singset)
Seeing their facial expressions, the man unfastened his garment and took it off. Under it appeared pure black skin without a trace of fat. He was definitely a suitable opponent!
It was no wonder that the villagers cheered loudly. No, no, he had one of those unbelievable physiques. I couldn't compare him to any other opponent. However, I didn't draw back. It was a very primitive sort of explanation. However, it was enough for me. it was explained to me that the only way to win was to make the person's face or shoulder hit the ground.
Saat itu, Gackt sudah lama tidak pernah terlibat pertarungan, sehingga instingnya untuk mempertahankan diri sedikit menumpul. Tetapi ini tidak berlangsung lama. Ketika ia terkena hantaman untuk keduakalinya dari lawannya, Gackt merasakan gelombang emosi yang terasa familier bergejolak didalam dirinya. Instingnya untuk bertarung kembali terbangun setelah sekian lama 'tidur' didalam dirinya. Hal itu membuatnya menjadi brutal dan lepas kendali. Para kru NHK, penduduk desa dan wasit langsung panik ketika Gackt memiting leher lawannya dan ketika ia hampir saja mematahkan leher lawannya, wasit langsung memisahkan mereka. (hunyaaaaaa.... Gakkun, dikau sangar juga >_<).
However, the second the match started, I was punched. And then, a change came over me. The battle that had been sleeping inside me awakened. My eyes were very dangerous.
In that instant, I thought that I was going to kill my opponent. It was an awareness of my own self that I had forgotten, and I was prepared to break his neck. His neck was just below me, twitching. All the villagers and the referee came running in a panic, taking my hand and stopping me.
Then, the match was ended. Though they had promised me three fights, it was stopped only after one. The staff in the office said severely, "We can't let the fans see that!"
But, my opponent was also very agitated and excited. After he got back up, he was saying "Let's go another round!"
"What are you saying? You almost died!"
In that instant, I thought that I was going to kill my opponent. It was an awareness of my own self that I had forgotten, and I was prepared to break his neck. His neck was just below me, twitching. All the villagers and the referee came running in a panic, taking my hand and stopping me.
Then, the match was ended. Though they had promised me three fights, it was stopped only after one. The staff in the office said severely, "We can't let the fans see that!"
But, my opponent was also very agitated and excited. After he got back up, he was saying "Let's go another round!"
"What are you saying? You almost died!"
However, I had already clearly confirmed it. This was my true nature. I thought that that part of me had been buried deep inside me from a long time before. With this foundation in place, it didn't mean that I was a violent person, but that more and more, I had to liberate this spiritual side of me.
I Think that’s one of the most wonderful things about martial arts. If a person like me sees a big guy and think he can’t beat him then that makes him weak in his heart. But we have a martial arts that take advantage of our bodies and if we master them we can fight evenly with anybody. It’s not about getting into brawls; it’s about facing up to each other. You and me, without running away. I think you can learn a lot about that from martial arts.
Walau begitu, ada 1 orang yang sampai sekarang tidak bisa ia kalahkan, yaitu ayahnya sendiri. Sang ayah juga seorang petarung tangguhdan selalu menasihatinya, "Never hit a woman!" Kadang Gackt merasa kesal terhadap ibunya yang kelewat disiplin. Namun semarah apa pun, ia selalu teringat pesan ayahnya. Sang ibu, yang juga tidak kalah galak, seringkali balas menantangnya, "You want to hit me? Go ahead! I’ll tell your father and you’ll be dead!" Jadi, dalam keluarga yang penuh jagoan karate ini, yang paling hebat sebenarnya adalah…Mama Camui!!!
Selain itu, Gackt juga menguasai setidaknya 8 bahasa. Selain bahasa Jepang he can speaks English (meski pelafasannya masih kurang jelas but he can understand english very well. Karena ia pernah tinggal beberapa tahun di Amerika.), Mandarin, French, Korean, dan Cantonese. Dan saat ini dia mempelajari bahasa Itali dan Spanyol. Woooaaaah... what a smart guy, isn’t
Walaupun begitu banyak hal yang ia kuasai, Gackt tidak pernah merasa dirinya seorang yang sempurna, walau dia menjabat title sebagai MR. Perfect dari hasil poling Asian Magazines.
“Any idol, is imperfect human. They all have weaknesses in their hearts. But even so, they’re trying to conquer those weaknesses. That’s my idea of idol or my philosophy behind a idol.”
Masa Kecil Gackt. ~Gackt Childhood~
Gackt and His Piano Lesson
Gackt mengklaim dirinya adalah seorang vampir yang lahir ditahun 1540 (wah.... kita sebangsa dunk Gackt hehehehe). Tapi itu adalah alter ego-nya Gackt. Karena sebenarnya dia adalah seorang pria kelahiran 4 juli 1973 di Okinawa, Jepang. Ia terlahir ditengah keluarga musisi yang sangat disiplin apalagi sang ayahnya, seorang yang sangat disiplin dan keras (bisa dimengerti, sifat disiplinnya Gackt dapet darimana) dan sangat mengutamakan pendidikan Pendidikan keluarga yang sangat disiplin membuat Gackt kecil tidak boleh menonton TV kecuali program ilmu pengetahuan^^’. Keluarga Gackt sangat mencintai musik klasik (kedua orangtua Gackt merupakan pemain musik klasik) oleh karena itu ia di’paksa’ belajar piano sejak umur 3 tahun. Awalnya Gackt sangat membenci musik khususnya musik Enka, karena ayahnya sangat menyukai musik Enka jadi ia selalu memutarnya berulang-ulang sehingga Gackt merasa sangat muak mendengarnya. Di saat ia berumur tujuh tahun, Gackt mulai merasa muak dengan piano. Sifatnya yang pemberontak mulai muncul, karena ia ingin memainkan piano jika ia ingin memainkannya, bukan karena sebuah ‘keharusan’ atau paksaan dari siapapun.
I felt strongly, "I'm being made to do it."
Tetapi Gackt tahu, orangtuanya tidak akan membiarkannya. Akhirnya Gackt memutuskan untuk berbuat ulah, yaitu membuat para guru pianonya membencinya. Ia merantai pintu rumah gurunya dan menguncinya sehingga gurunya tidak bisa membuka pintu rumahnya dari dalam (nakal banget sih). Terkadang ia juga berulah saat latihan dengan tidak mengikuti instruksi gurunya dan memainkan piano dengan suara yang sangat mengerikan. Sehingga gurunya sering mengatainya dengan ‘anak bodoh’ atau stupid kid.
Akhirnya keinginan Gackt pun terkabul, orangtuanya menyerah dan memperbolehkannya berhenti belajar bermain piano saat ia berumur 11 tahun. Tapi hal itu tidak berlangsung lama. Ketika Ia berumur 14 tahun, Gackt berteman dengan banyak anak yang datang dari berbagai latar belakang keluarga yang berbeda, kebanyakan mereka datang dari keluarga yang bisa dibilang ‘berantakan’. Tetapi, diantara semua teman-temannya ada satu orang yang berbeda. Walaupun ia seorang anak yang nakal tetapi temannya ini mempunyai pola pikir yang berbeda dari orang lain. Hal inilah yang membuat Gackt merasa tertarik untuk menghabiskan banyak waktu bersamanya daripada dengan teman lainnya.
Suatu hari, mereka berdua bolos dari sekolah (naughty boy you are…) dan mereka sepakat untuk pergi kerumah temannya itu. Gackt setuju, karena ia belum pernah bermain kerumah temannya itu. Ternyata temannya itu adalah anak orang kaya. Temannya mempunyai rumah yang seperti mansion yang dikelilingi dengan pagar tinggi yang sangat mengesankan. Temannya itu mempunyai sebuah grand piano yang besar di ruang musiknya. Gackt merasa sangat terkejut, temannya yang bengal dan jahil itu ternyata bisa memainkan permainan piano yang sangat indah. Temannya menjelaskan bahwa orangtuanya adalah seorang guru musik, jadi ia sudah terbiasa bermain piano sejak kecil. Gackt yang mempunyai sifat berkompetisi yang tinggi, tidak mau kalah dengan temannya.
"To tell you the truth, I play the piano too." So then, I tried to demonstrate my playing.
Tetapi karena ia sudah lama tidak berlatih sehingga permainan pianonya tidaklah seindah yang dimainkan temannya. Gackt menyadari perbedaan level mereka, skill temannya melebihi jauh darinya. His friend was beat him. Hal itulah membuat Gackt merasa terluka.
Gackt seorang yang sangat kompetitif. Ia sangat membenci sebuah kekalahan. Prinsipnya, “Bukannya aku ingin untuk menjadi pemenang, hanya saja aku tidak ingin kalah. ~”I felt a rising determination of not wanting to lose to him. I hate losing. Gackt is and has always been extremely competitive and has stated, "It's not that I want to win; it's just that I don't want to lose." Or “I don’t wanna be number 1, but I don’t wanna be a number 2”~ (itu sama aja jadi yang nomor 1 atuh... dasar perfectionist akut)
Temannya mempunyai tingkat kemahiran yang lumayan tinggi dalam memainkan piano. Sekitar tingkat D atau E. Untuk bisa melampaui skill temannya, maka Gackt harus melatih dirinya dengan memainkan permainan piano yang berlevel A atau B. Ia berlari ke kota dan pergi membeli semua parkamen literature musik piano untuk level A atau B. Gackt tidak mau berlatih yang berlevel C, karena itu berarti hanya satu peringkat diatas temannya itu. Semenjak itu ia berlatih bermain piano siang malam seperti orang gila. Ia tidak pergi kesekolah bahkan iapun mengorbankan waktu tidurnya. Yang ia lakukan adalah berlatih piano sampai ia bisa melampaui grade temannya. Jika sebelumnya orangtuanya mati-matian menyuruhnya berlatih piano, sekarang kebalikannya, orangtuanya mati-matian menyuruhnya berhenti memainkan piano.
My parents felt weird that I suddenly became passion palying piano. They had in the past told me to go practice, now they were yelling at me, "Stop already!"
Gackt and His Six Sense
Gackt juga mempunyai indera keenam yang tajam. Ia tidak sengaja mendapat ‘kelebihan’ itu. Pada umur 7 tahun, Gackt pernah tenggelam dan hanyut terbawa ombak laut di Okinawa dan menyebabkannya hampir meninggal. Ketika dia selamat dari ‘near-death experience’-nya itu, Gackt mendapati dirinya bisa melihat hal-hal yang tidak bisa dilihat oleh orang pada umumnya. Ia bisa berkomunikasi dengan ‘orang’ dari dunia lain. Bahkan ia hampir tidak bisa membedakan lagi mana orang yang dari dunia nyata mana orang yang sudah meninggal. Hal inilah membuat Gackt dicap sebagai anak aneh oleh tetangganya karena tetangganay sering melihatnya bicara sendiri. Bahkan orangtuanyapun merasa takut kepadanya sampai ia dikirim untuk dirawat ke sebuah rumah sakit. Gackt kecil merasa tersiksa karena rumah sakit itu lebih menyerupai penjara. Selain bisa melihat dunia lain, intuisi Gackt atas kematian orang terdekatnya juga tajam. Hal ini ia sadari ketika ia dirawat dirumah sakit yang bagaikan penjara itu. Ia ditempatkan dibangsal anak-anakyang mempunyai penyakit yang parah. Tak jauh dari bangsalnya dirawat ada bangsal lainnya untuk anak-anak yang divonis tidak dapat disembuhkan. Setiap kali ia membuat jalinan persahabatan dengan anak-anak seusianya disana, ia sering mendapat firasat buruk. “He will going to die tomorrow.” Dan benar saja, keesokan harinya ia mendapati kamar anak itu telah kosong, ketika ia bertanya pada perawat disana, perawat itu menjelaskan anak itu telah meninggal. Tidak hanya sekali itu Gackt mengalami kejadian yang membuatnya semakin tertekan, mengetahui kematian teman-temannya tetapi ia tidak punya daya untuk menolong mereka. Gackt merasa sangat depresi dan ingin segera keluar dari rumah sakit itu agar ia tidak bisa merasakan lagi perasaan saat kematian merenggut teman-temannya satu demi satu.
Oleh karena itu, agar ia bisa keluar dari ‘neraka’ itu, Gackt kecil mulai meniru perilaku dokter yang merawatnya dan orang-orang yang dianggap normal oleh orang lain. Melihat perilaku Gackt yang sudah ‘normal’, akhirnya Gackt dilepaskan dari rumah sakit itu. Akan tetapi, Gackt kecil merasa sangat sedih, karena tidak ada satupun orang yang bisa menerima ‘keanehan’ didirinya, bahkan orangtuanya sekalipun. Hal ini membuat Gackt kecil menjadi pribadi yang tertutup karena merasa orang dewasa tidak mempercayainya.
To the adults who said "I told you so," I had only a feeling of deep distrust. But I didn't want to ever go back to that hospital.So, from then on, I continued to copy the people who my parents and other adults of that generation said were correct. All the while, I held on to the thought of "What on earth am I?"
Sampai ia dewasa, intuisi Gackt atas kematian itu masih terus berlanjut. Hal ini terjadi ketika tahun 1999, ketika suatu hari ia merasakan perasaan yang membuatnya merasa sangat sedih dan merasa sesuatu yang buruk akan terjadi. Perasaan itu selalu dialaminya jika ada seseorang yang berarti baginya akan meninggal. Kali ini perasaan itu mengarah ke salah satu member dari bandnya dulu, Malice Mizer. Tanpa menghiraukan hari sudah menjelang tengah malam, Gackt berusaha mencari-cari para sahabatnya dari Malice Mizer. Tetapi ia hanya bertemu dengan salah seorang dari temannya dari Malice Mizer,
I called the members of Malice Mizer that I still talked to. "Is anything wrong with any of the members?" I asked frantically, confronting them, but they all said "I saw them today and they seemed to be fine." But even then my fears didn't go away. I went to see some other people who were close to the Malice Mizer members. Though it was the middle of the night, I told myself that soon I was going to confirm if anything was going on with any of the members. But in the end, that confirmation didn't happen. One week afterwards, the official announcement of Kami's death was made."June 21, 1999. Kami, the drummer of Malice Mizer, passed away of a subarachnoid hemorrhage.
Gackt merasa sangat terpukul atas kematian Kami, karena Kami adalah salah satu teman terdekatnya.
To this day, I have never stopped chasing after the dream that Kami left unfinished. That is proof that Kami existed on this earth, proof that he lived.
Even now, Kami is alive inside of me….
Dunia Musik Gackt Yang Pertama ~Gackt First Music World~
Ketika Gackt kelas tiga SMP, selera musiknya mulai berubah dari musik klasik ke rock. Oleh karena itu yang pada awalnya ia hanya mempelajari alat-alat musik klasik mulai mempelajari alat musik rock especially drum. It was cool. The drums were really cool. Hal ini karena seorang senpai (kakak kelas) Gackt seorang pemain drum. Senpai-nya itu seorang troublemaker diSMU-nya, tetapi ia seorang yang cool menurut Gackt. Pertama kali ia mendengar permainan drum senpainya, Gackt merasa terkaget-kaget. Karena drum dimainkan dengan penuh pukulan dan kekerasan tetapi entah kenapa bisa terdengar sangat hebat, maka ia memutuskan untuk belajar drum dari senpainya dan bertekad bisa memainkan drum lebih hebat dari senpainya ()
Tetapi ketika ia baru masuk SMU, senpainya sudah lulus untuk melanjutkan perguruan tinggi. Gackt merasakan motivasinya untuk bermain drum mulai menghilang karena kehilangan guru sekaligus saingan untuk ia ‘kalahkan’. Ia mulai mencari motivasi dihal lain. Suatu hari ia tidak sengaja lewat di sebuah ‘studio’ sekolahnya. Disanalah ia mendengar beberapa teman-temannya berlatih musik bersama, yang dinamakan dengan band untuk pertama kalinya. Tetapi Gackt sangat tidak menyukai permainan mereka. Gackt sudah terlatih musik semenjak ia berumur tiga tahun dan hampir semua jenis alat musik sudah ia kuasai, sedangkan teman-temannya itu kebanyakan baru belajar musik ketika mereka SMP bahkan baru beberapa bulan yang lalu. Bahkan, tidak ada seorangpun yang mengajari mereka untuk bermain musik. Kebanyakan mereka belajar secara otodidak atau belajar sendiri, sehingga permainan musik mereka terdengar sangat kacau dan mengerikan.
Honestly, they sucked. They really did."What the heck are they doing? Is a band really such a shitty group of people?
Oleh karena itu, ketika ada temannya yang mengetahui ia bisa bermain drum, banyak tawaran dari teman-temannya agar ia bergabung dengan mereka. Tetapi Gackt selalu menolak tawaran itu, karena ia merasa level mereka jauh dibawahnya (mulai sombong neh ceritanya si young Gackt). Oleh karena itu ia tidak mau bermain bersama mereka. Selain itu, karena ia menganggap bahwa band itu tidak lebih dari sekumpulan orang yang tidak tahu cara bermain musik dengan benar. Tetapi, suatu hari ada seorang teman dekatnya yang meminta bantuannya untuk bermain sebagai drummer di band mereka. Gackt seorang yang sangat menghargai persahabatan. Meski ia tidak menyukai konsep band, ia tidak bisa menolak permintaan temannya untuk mengisi posisi drummer mereka yang tidak bisa hadir waktu pertunjukkan band mereka.
Disaat live performance, meskipun permainan band mereka [seperti yang sudah diduganya] jelek sekali. Tetapi yang membuat Gackt terkejut adalah ketika melihat reaksi penonton. Hanya dengan 4 orang : vokalis, gitaris, bassist dan drummer, sebuah band dapat membuat ratusan orang terlarut dalam suasana penuh semangat. Meskipun Gackt sering bermain dalam pertunjukan orkestra dan ditonton oleh ratusan orang yang lebih banyak dari pertunjukan band pertamanya, ia sama sekali tidak merasa sepuas seperti yang ia alami sekarang.
Awesome! What's this! Just what kind of band, with just 4 people, can make people feel like this? This thing called a band was really cool. It was totally different from classical music, and it was a whole new world. The orchestras that I had played in until then had many people playing the same instrument. There was a first violin and a second violin…and there were times when they didn't play the same part together. From the number of people needed to play one part, they added people, and there were a lot of times when you couldn't play because your part wasn't needed.However, a band wasn't like that. There are only 4 people. Also, all the instruments are different. If one person plays wrong, it's all over. You can't make mistakes. It means this: in a band, every person has a heavy responsibility. That responsibility exists equally among everyone. From when I was very young, I had been searching for a place where I could belong. I wanted this place to not be a copy of anyone else's place.
In this group called a band was the first time that I found the answer.
Semenjak itu, Gackt merasa telah menemukan dunianya dimana seharusnya ia berada. Di dunia musik bersama group yang dinamakan ‘BAND’
Gackt started as a drummer for both a Japanese recording studio and an unknown band. Gackt kemudian memulai debutnya sebagai drummer bersama band yang masih belum mempunyai nama. Kemudian dia membentuk sebuah band bernama Cains:feel bersama You, yang kelak akan menjadi gitaris+violin di dalam band Gackt sekarang; Gacktjob. Namun, Cains;feel ini belum mempunyai vokalis. Ketika mereka sedang mencari orang mengisi posisi vokalis, You dengan iseng menantang untuk jadi penyanyi. Gackt sebenarnya tidak pede dengan warna suaranya yang rendah/ bass bariton. Pada umumnya suara vokalis J-rocks bernada falsetto tinggi (tapi banyakan yang cempreng bagi Mia hohohoho *dilelepin ke mesin cuci ma J-rockers*)
You meledek dia dengan kata, "Are you scared? apa kau merasa tidak mampu melakukannya?". Kata-kata You inilah membuat sifat kompetitif Gackt ini merasa tertantang. Tidak ada kata yang tidak mungkin dalam kamus Gackt, selama dia belum mencobanya!!! Kemudian ia melatih mati-matian vokal dan tekniknya dalam bernyanyi selama seminggu (cepet amat^^' dasar pintar) lalu untuk pertama kalinya ia memperdengarkan suara hasil latihannya kepada You. You pun terkesima, dan menyemangati Gackt untuk menjadi vokalis dalam band mereka. Suara Gackt yang unik ini membuat Mana ~seorang bassis and leader dari band Malice Mizer, sebuah band indies yang sudah terkenal di Tokyo, tertarik dengan Gackt dan merekrutnya sebagai vokalis pada tahun 1995 dan Gackt pun menerimanya. Ia pun akhirnya hijrah ke Tokyo untuk memulai debutnya bersama Malice Mizer.
Nama Gackt semakin berkibar dibawah bendera Malice Mizer, dan Gackt pun merasa Malice Mizer adalah Band yang selama ini yang ia cari untuk ia bernaung karena setiap personelnya mempunyai skill yang membuat Gackt menghormati mereka. Bersama band ini, Gackt mempunyai impian bahwa ia ingin nama band mereka tidak hanya dikenal di Jepang saja, tetapi juga di Asia. Sedikit demi sedikit impian Gackt go Asia semakin terwujud. Nama Malice Mizer semakin besar dan menjadi band yang diperhitungkan dalam Jepang. Sampai akhirnya band ini lepas dari label indies dan dikontrak oleh salah satu label besar di Jepang. Akan tetapi, setelah mereka mendapat kontrak yang bernilai sangat besar itu, Tetapi kesuksesan mereka itu justru membuat Gackt merasakan sedikit perubahan dialami oleh rekan-rekannya. Mereka hanya membuat lagu sebatas nilai komersil untuk dikonsumsi oleh masyarakat Jepang dan mulai melupakan impian terbesar mereka yaitu menaklukkan musik Asia. Karena untuk go diluar Asia, personel lainnya merasa pesimis jika mereka bisa sesukses di Jepang. Saat ini, mereka merasa cukup puas dengan ketenaran dan uang yang cukup besar yang telah mereka hasilkan. Gackt merasa sangat kecewa. Kepuasan yang ia cari dalam sebuah band bukanlah pada banyaknya jumlah uang yang dihasilkan, tetapi bagaimana ‘pesannya’ melalui musik yang mereka ciptakan dapat dinikmati dan didengarkan oleh semua orang tanpa dibatasi oleh batasan negara..
Money makes people crazy. From everything in this lesson, when Malice Mizer went major, even though we were making lots of money, my heart wasn't shaken. But that wasn't true for everyone. I told the other members about the mistakes I had made in the past. I said, "Money will definitely make you do strange things. So please, wake up!” But it seemed like they didn't understand my true intentions.
Karena perbedaan prinsip ini, Gacktpun hengkang dari Malice Mizer pada tahun 1998. Untuk meraih impiannya, Gackt tinggal beberapa tahun di Amerika untuk meningkatkan kemampuan vokalnya. Ketika ia kembali ke Jepang, Gackt membangun karirnya kembali dari nol. Ia merasa sangat terharu ketika masih ada beberapa fans Malice Mizer yang mau menerima dirinya sebagai soloist meskipun tak sedikit dari mereka membenci Gackt. Sedikit demi sedikit, impian Gacktpun tercapai berkat kerja kerasnya. Bahkan namanya tidak hanya dikenal di Asia saja, bahkan namanya lebih banyak dikenal di kawasan Eropa. Pada tahun 2002, dia membentuk sebuah band bernama Gacktjob bersama You (temannya di Cains;feel), Chachamaru, Ryu dan Juniki. Akan tetapi, bagi Gackt, Malice Mizer tetap sebagai masa lalu yang sangat ia banggakan sebagai bagian dari sejarah hidupnya. Walaupun ia tidak berada didalam malice Mizer lagi, Gackt tetap menjalin hubungan baik dengan para personil ex-bandnya itu.
to be continue to part 2
Ceritanya panjaaaaaaaang broo.. aku bacanya nyicil aja ya...
BalasHapusboleh... asal jgn ampe 5 tahun aja nyicilnya. kelamaan :D
BalasHapusAku dateng nyicil bacaan lagi... ntu si Gackt Hebad juga bacanya seru.. panjang tapi.. jadi harus nyicil lagi hewww... keburu masuk kuliah,...
BalasHapushakhakhak...kayak barang kreditan aja. nyicil terus *guling2*
BalasHapusAhirnya.. aku menyelesaikan juga bacaanku..... abis ini kita pindah keatas... hewww... *celingukan nyari tangga*......
BalasHapuskeren ya hidupnya.... jadi pengen, tapi aku gag pernah bisa nyayi.. kata temenku suara vokalku datar gag da naek turunnya..... hahahaha...
so, aku putusin maen musik trus nyayinya dalem atih heww...
Aku suka cerita Gackt_mu.... aku kasi senyum sekeranjang... :)
WOW Akhirnya selesai juga yg baca2.. bener2 Gackt laki2 yg hampir sempurna....
BalasHapusSuka bgt ma artikelnya, hbis di bumbui dengan sedikit kisah hyde...xixixix
oh hyde u are still my number one.. si Gackt buat mia aj...hahaha
HEBAT!!!SALUT SAMA Sensai GACKT..*sambil tepok2*
BalasHapuskemauannya, kerjakerasnya, experiencenya dan prinsipnya dan persahabatanya..
ternyata bener jangan judge buku dari covernya..
meskipun bacanya kepaksa tapi tahnks buat kucing jadi tahu kisah hidup gackt yg inspiratif..
kerrreeeeennnn euy....w makin cinta ma gackt.....gak bosen w bacanya
BalasHapusternyata dy orng yg disiplin....sama donk ma w!!!! w jd termotivasi nich
thnks ya wat kucing..hehehehe
Well. Dah berulang kali Q baca biografinya Gackt. Tapi yang ini sedikit beda. Emmm.... banyak ga' sedikit. Lebih menghibur end yang paling penting Q lebih tahu tentang Gackt.
BalasHapusHahahah.......
Bayangin Gackt diancam mamanya lucu juga ya?
hmmmm lumayan detail info si gact tuh, jadi tau kalo dia jebolan malice mizer (kenal malice mizer taon 2002an -__-).
BalasHapuslaruku donk di kupas tuntas sekalian
Masih ada bagian 2 nya?? Fiuh narik napas dulu ah buat nerusin bacanya
BalasHapus