Ciri-ciri Indigo Child
Definisi Indigo child yang dikutip dari sebuah buku”Indigo Child” yang ditulis bersama Lee Carrol dan Jan Tober. Mereka menggunakan kata biru tua untuk melukiskan anak-anak indigo ini. Tetapi, generasi biru tua menampakkan suatu sifat psikologis yang serba baru dan lain dari yang lain, serta punya perilaku-perilaku yang sangat berbeda dengan sebagaian besar keajaiban dibandingkan dengan generasi sebelumnya.
Menurut Jan Tobler dalam pengantar buku The Care and Feeding of Indigo Children ada 10 ciri anak indigo:
1. Mereka datang ke dunia dengan rasa ingin berbagi
2. Mereka menghayati hak keberadaannya di dunia ini dan heran bila ada yang menolaknya.
3. Dirinya bukanlah yang utama, seringkali menyampaikan ‘siapa jati dirinya’ pada orang tuanya
4. Sulit menerima otoritas mutlak tanpa alasan
5. Tidak mau/sulit menunggu giliran
6. Mereka kecewa bila menghadapi ritual dan hal-hal yang tidak memerlukan pemikiran yang kreatif
7. Seringkali mereka menemukan cara-cara yang lebih tepat, baik di sekolah maupun di rumah, sehingga menimbulkan kesan “non konformistis” terhadap sistem yang berlaku; 8. Tampak seperti antisosial, terasing kecuali di lingkungannya. Sekolah seringkali menjadi amat sulit untuk mereka bersosialisasi
9. Tidak berespons terhadap aturan-aturan kaku (Misalkan: “tunggu sampai ayahmu pulang”)
10. Tidak malu untuk meminta apa yang dibutuhkannya.
Berikut ini adalah 10 besar ciri khas bocah Indigo menurut Lee Carrol :
1. Mereka bertingkah seperti raja sejak lahir, dan kerap memanifestasikannya (seperti mempunyai harkat dan martabat yang diri dalam setiap gerak gerik, perkataan dan tingkah laku sehingga terkesan angkuh)
2. Mereka memiliki rasa “ini adalah tempat saya semestinya” dan akan merasa sangat ganjl bila melihat orang lain tidak berpikir demikian
3. Mereka kerap memberitahu orang tua tentang "siapa mereka"
4. Mereka tidak akan melakukan hal yang spesifik, misalnya berbaris berurutan adalah suatu hal yang sulit bagi mereka
5. Iia merasa tidak terbiasa terhadap hal yang kaku dan tidak memerlukan kreatifitas,
6. Baik di rumah atau sekolah, biasanya mereka dapat menemukan cara kerja yang lebih baik, sehingga mereka dianggap sebagai perusak tata tertib yang sudah berjalan
7. Biasanya mereka introvek (menyembunyikan perasaan), merasa tidak ada orang di dunia ini yang dapat memahami mereka
8. Mereka tidak pernah pelit terhadap kebutuhan pribadi
9. Kemampuan mata batin mereka secara umum sangat kuat, bisa langsung mengetahui permainan orang dewasa
10. Mudah hanyut dalam kecanduan dan kebiasaan jelek lainnya.
Anak-anak ini memiliki kesadaran yang lebih tinggi daripada kebanyakan orang, mengenai siapa diri mereka dan tujuan hidup mereka. Seringkali anak indigo tidak mau diperlakukan seperti anak kecil dan tak mau mengikuti tata cara maupun prosedur yang ada.
anak indigo bisa ditandai cerdas dan kreatif, karena dia sudah melalui cakra leher yang berwarna biru. Dalam kondisi sudah melewati biru, maka dia masuk dalam kategori indigo, baik secara mental maupun spiritual. Bila difoto aura, seakan-akan tampak memakai serban dengan warna biru. Hanya saja, saat ia lahir, jasmaninya kecil, tidak sematang mental dan spiritualnya. Pertumbuhan fisik anak-anak indigo tak jauh berbeda dengan anak lainnya. Hanya batinnya saja yang condong lebih dewasa. Anak-anak indigo sering memperlihatkan sifat orang dewasa, sangat cerdas, dan memiliki indera keenam yang sangat tajam. Anak indigo pada umumnya tidak menginginkan diperlakukan sebagai anak-anak. Tidak jarang mereka sering memberi nasehat pada orangtua masing-masing.
Anak-anak Indigo memang sering dianggap aneh.Mereka suka berbicara sendiri, dapat melihat masa lalu dan masa depan serta cenderung lebih matang dari usianya. Kecerdasan anak-anak Indigo juga di atas rata-rata dan mereka mampu melakukan hal-hal yang bahkan belum pernah mereka pelajari sebelumnya. Karena sering bicara sendiri, banyak orangtua anak Indigo menyangka anak mereka menyandang autisme atau hiperaktif.
Ciri-ciri lain yang mudah dikenali adalah punya kemampuan spiritual tinggi. Anak indigo kebanyakan bisa melihat sesuatu yang belum terjadi atau masa lalu. Bisa pula melihat makhluk atau materi-materi halus yang tidak tertangkap oleh indra penglihatan biasa. "Kemampuan spiritual semacam itu masuk dalam wilayah ESP (extra-sensory perception) alias indra keenam. Kemampuan ESP, bisa menjelajah ruang dan waktu. Ketika tubuh anak indigo berada di suatu tempat, pada saat bersamaan ia tahu apa yang terjadi di lokasi lain. Itulah yang disebut kemampuan menjelajah ruang.
Pro dan Kontroversi Terhadap Kehadiran Anak-anak Indigo.
Saat ini, diperkirakan ada sekitar 10.000 anak indigo yang lahir di Indonesia dan itupun hanya beberapa ratus diantara mereka baru berhasil di'temukan'. Tetapi kehadiran mereka yang masih sedikit ini ternyata memicu beberapa pro dan kontroversi didalam masyarakat. Ada beberapa orangtua dan masyarakat yang tidak dapat menerima ‘keanehan’ anak mereka. Hal ini senada dengan pernyataan beberapa psikologi yang berpendapat bahwa lebih baik kemampuan anak indigo ini di normalkan kembali seperti manusia biasa lainnya. Seperti yang dituturkan oleh Psikolog dari Universitas Padjadjaran, Bandung, Dra. Sawitri Supardi Sadardjoen, menyarankan kepada para orangtua untuk "menormalkan" anak-anak istimewa ini. Sawitri menyarankan untuk "menumpulkan" kemampuan si anak. Caranya? "Dengan memberi pengertian bahwa apa yang diketahui si anak itu semata-mata faktor kebetulan," katanya.
Mereka yang berpendapat untuk ‘menormalkan’ atau ‘menumpulkan’ kelebihan dari anak indigo ini berdasarkan atas rasa khawatir si anak akan tersiksa dengan kelebihan yang dimiliki, Sawitri beralasan bahwa kemampuan itu akan membuat anak menjadi tidak realistis dan malas. "Kalau mereka konsentrasi dengan memusatkan energi, mereka bisa membayangkan soal-soal yang akan keluar dalam ujian. Ini bisa membuat mereka jadi malas belajar," tutur Sawitri.
Lain lagi pendapat Prof. Dr. dr. H. Soewardi, MPH, SpKJ. Spesialis penyakit jiwa di Rumah Sakit Sardjito, Yogyakarta, ini mewanti-wanti bahwa anak-anak indigo mesti disikapi secara hati-hati, terutama oleh lingkungan sosial dan keluarganya. "Sebenarnya gejala tersebut adalah gejala ketidakwajaran," kata Soewardi. "Kejaiban" anak indigo itu terjadi, menurut Soewardi, karena ada kesalahan dalam kinerja otaknya. "Lebih tepat dikatakan bahwa sistem kerja otaknya terganggu," ujarnya. Hal inilah yang menimbulkan ketidakwajaran. "Dalam sistem limbik otak, terutama neurotransmiternya, terganggu. Ini yang harus diupayakan kesembuhannya," Soewardi menambahkan. Oleh sebab itu, masih kata Soewardi, anak indigo jangan terlalu diistimewakan. Ia menyarankan agar mereka diperlakukan secara wajar supaya perkembangan jiwanya tidak terganggu. Perlakuan itu, menurut Soewardi, juga bisa mempercepat kinerja otak anak indigo agar berfungsi seperti sedia kala. "Anak indigo itu tidak normal alias sakit," katanya. Untuk kesembuhannya, antara lain, dilakukan melalui terapi, termasuk terapi religius. "Terapi melalui agama juga bisa dilakukan," kata Soewardi. "Jangan disembuhkan melalui cara-cara pengobatan yang aneh-aneh atau di luar medis," Soewardi mengingatkan.
Selain itu kecenderungan Psikologi atau Psikiatri memberi label "anak indigo" sebagai manusia dengan gejala ADHD (Attention Deficit Hyperactive Disorder) jelas-jelas memberi kategori Mental Disorder seperti judul D kedua pada sindrom ADHD tsb. Karena sakit jiwa tentunya harus ditangani oleh seorang Psikiater dan bukan oleh seorang Psikolog. Ironisnya justru seorang Psikiater tidak mampu menyembuhkan penyakit ADHD tersebut sampai sekarang ini. Bahwa dalam kurun penanganan oleh seorang Psikiater kemudian gejala ADHD tersebut mulai tampak berkurang belum tentu menunjukkan efektivitas daripada terapinya. Mungkin juga terjadi secara alamiah justru karena atrofi daripada kelenjar pineal itu sendiri yang menjadi "biang keladi" semua fenomen yang tampaknya abnormal tersebut
Pandangan Soewardi itu berbeda dengan Dr. Erwin yang menilai anak indigo adalah anugerah Ilahi. Dalam pandangan Erwin, anak-anak indigo pada dasarnya seumur hidup akan indigo terus. Di usia anak-anak, mereka kerap "berontak". Tapi ketika dewasa, karena sudah bisa menyesuaikan diri, sikap pemberontakannya berkurang. Artinya, "pendampingan" terhadap anak indigo sangat diutamakan, agar mereka bisa tumbuh secara wajar. Menurutnya anak indigo pada dasarnya punya cita-cita berbuat baik dalam menjalani kehidupan di masyarakat. Modalnya sudah di tangan: punya indra keenam, IQ-nya di atas rata-rata, dan bijaksana. Tinggal memolesnya saja. Dan, itulah yang kini tengah getol dilakukan di Barat. Sekolah untuk anak indigo sudah banyak bertebaran. Di Indonesia? Itulah yang tengah dipikirkan oleh mereka yang sangat peduli pada indigo, termasuk Dr. Erwin. Jumlah anak indigo di Indonesia mungkin belum mencapai ratusan. Tapi dari yang sedikit itu, jika mendapat bimbingan yang sempurna, diharapkan mereka kelak menjadi pemimpin masa depan yang arif bijaksana, humanis, dan cinta damai.
Sekarang ini banyak bermunculan sekolah khusus untuk-untuk anak indigo yang dikelola oleh Organisasi Indigo Indonesia. Karena dengan kemampuan dan kecerdasan mereka melebihi dari anak seusia mereka lainnya (bahkan melebihi generasi Magenta dan Violet) biasanya sering menyebabkan mereka malas bahkan memberontak. Untuk mengatasi hal tersebut perlunya sistem pendidikan yang sesuai dengan mereka. Para psikiater seperti Dr. Erwin bersama psikiater Indonesia lainnya yang tertarik menangani kasus kemunculan anak-anak Indigo, bersama, mereka mencoba merangkul para orangtua dalam menghadapi anak-anak indigo sebagai suatu anugerah yang sangat istimewa dan bukan suatu hal yang ahrus ditakuti . Jika orangtua tak mengerti bahwa anaknya indigo, umumnya si anak cenderung memberontak, agresif, dan nakal.
Tak sedikit yang kemudian bentrok dengan kehendak orangtuanya. Jika orangtua masih otoriter membatasi aktivitas spiritual anak indigo, si anak pasti akan berontak. Oleh karena itu perlunya pendidikan yang harus diketahui oleh orangtua dalam menghadapi anak mereka yang tentu saja berbeda dengan anak-anak biasa lainnya. Selain itu, spiritualis Leo Lumanto juga tertarik dengan generasi indigo ini. Dia sebagai orang yang juga mempunyai six sense lebih tajam dari orang lain menyatakan kekagumannya terhadap generasi baru ini. Ia sudah beberapa tahun ini berinteraksi dengan banak-anak indigo. Saat ini, dia membimbing tiga anak indigo. Bimbingannya tidak berbentuk terapi khusus. Bocah itu hanya sering diajak berdialog saat mengikuti orangtuanya dalam acara pengajian di kediaman Leo, di kawasan Bintaro, Sektor IX, Tangerang, Banten.
Orangtua mereka berkonsultasi ke Leo, umumnya setelah melalui perjalanan panjang dari psikiater sampai ke paranormal. Sikap anak indigo yang terbilang unik menyebabkan orangtua mereka kerap menyangka anak-anak ini hiperaktif sehingga perlu dibawa ke psikiater. Ada juga yang beranggapan anaknya jadi "aneh" karena gangguan dari alam lain. "Dianggap ada yang nempel," kata Leo. Berhubung sudah dipersepsikan seperti itu, si anak biasanya dibawa ke paranormal untuk "dibereskan" dari urusan dengan dunia lain yang diakrabinya. Dalam pandangan Leo, anak indigo bukanlah bocah yang ketempelan jin atau sejenisnya. "Ini merupakan kehendak Allah yang tidak bisa kita sangkal," Leo menyimpulkan.
Menurut Leo, ciri lain anak indigo adalah suka menyendiri. Begitu berada pada suatu situasi atau lingkungan baru, anak indigo akan mencermati keadaan sekelilingnya dengan sangat teliti. Kemampuan mereka mengenal suasana dan individu luar biasa. "Walaupun terkadang mereka terlihat acuh tak acuh, sebenarnya di balik itu mereka paham apa yang sedang terjadi," papar Leo
Tugas Dan Misi Generasi Indigo
Generasi Indigo adalah Generasi Spiritual. Sebuah generasi yang terlahir memiliki kekuatan rohani dan menjalani kehidupan berdasarkan “kebenaran dalam” yang dipahami tanpa diajarkan lebih dulu.
Orang-orang Indigo adalah generasi supranaturalis yang mampu memadukan teori-teori sains dan teknologi informatika dengan kemampuan supranatural mereka. Teori-teori fisika seperti mekanika kwantum, gelombang elektromagnetik (cahaya dan listrik), medan magnit, dan teori relativitas dipadu dengan teori biokimia seperti genetika, biologi molekuler, sistem hormonal tubuh dan diolah dengan kemampuan supranatural mereka seperti kekuatan pikiran, perasaan dan kehendak. Dan kemampuan ini benar-benar kemampuan mandiri di mana semakin sedikit peran dari “kekuatan lain”.
maksud dan tujuan dari kehadiran orang Indigo adalah tugas yang diembannya di muka bumi ini. Orang-orang Indigo (orang ungu, indigo) secara umum mempunyai tugas-tugas:
1. Menjaga harmonisasi alam nyata dan alam supranatural beserta penghuninya, serta manusia dalam hubungan dengan Tuhan.
2. Membantu penumbuhan kesadaran pada manusia akan kebenaran yang mulai ditinggalkan.
3. Membantu pengeliminasian penyebab ketidakseimbangan harmonisasi dan penumbuhan kesadaran, terutama manusia yang jahat dan buruk akhlaknya dan mahkluk lain yang berusaha menggagalkan misi ini.
4. Saling berkoneksasi dan berinteraksi antar Indigo dan makhluk di dimensi lain, dalam rangka tugas-tugas di atas.
5. Membantu pengembalian kekuasaan di bumi kepada manusia yang berhak memegangnya.
6. Membantu pelaksanaan kekuasaan tersebut sampai tiba masanya berakhir.
Setelah misi dari generasi Indigo ini tercapai, maka perjalanan selanjutnya diserahkan oleh generasi terakhir yaitu generasi kristal. Orang-orang kristal sangat sensitif terhadap listrik, bisa mengakibatkan bohlam meledak, komputer mati sendiri sejenisnya, dan tidak mengenal rasa takut serta mereka sangat sensitif dengan hal berbau kekerasan apapun caranya dan ketidakpedulian manusia akan sekitarnya (bikin mereka marah besar).
Diperkirakan oleh orang psikik, generasi Magenta, generasi Ungu dan generasi Indigo, mungkin ketika generasi kristal telah bermunculan boleh jadi kiamat akan segera tiba, karena orang kristal adalah generasi terakhir dari warna-warna yang pernah muncul. Warna ini tidak pernah muncul di masa-masa sebelumnya, dan muncul hanya di bagian akhir dari semua generasi Indigo. Kristal yang berwarna bening menurut teori spektrum cahaya adalah perpaduan semua warna cahaya yang sudah menyatu dalam satu frekuensi yang sama, yakni cahaya tunggal tidak berwarna. Suatu lambang kesempurnaan, tujuan akhir penyatuan kepada Yang Tertinggi dan Sumber Utama. Tetapi semua itu kita serahkan kepada Tuhan yang di tanganNya lah pengetahuan tentang datangnya kiamat, yang dimana tidak akan diketahui oleh semua makhluknya kapan hari itu akan tiba, bahkan para Malaikat dan Nabi sekalipun. Wallahu a’lam.
Cara Mendidik anak indigo.
Wendy Chapman, memberikan 10 tips untuk mendidik anak-anak indigo, sebagai berikut:
1. Perlakukan mereka dengan penuh penghargaan. Jika anda tidak menunjukkan penghargaan kepada mereka, mereka juga akan demikian, walaupun anda mempunyai otoritas atau kekuasaan.
2. Dengarkan pendapat mereka. Mereka perlu tahu bahwa anda peduli dan mengenali sistem nilai mereka.
3. Kembangkan kemampuan mereka. Beri mereka pilihan, seperti misalnya tipe produk yang akan dipelajari, apa perintah untuk pekerjaan yang harus dilakukan, pilihan antara dua kegiatan. Memiliki suara yang didengar membuat rasa yang berbeda atas penghargaan diri, biasanya akan mendorong mereka untuk berpartisipasi dalam pilihan yang sudah mereka buat dan konsekuensinya akan memperbaiki sikap mereka terhadap anda dan terhadap pendidikan.
4. Bangunlah sikap koperatif dan hindari memberi perintah. Anak indigo tidak akan peduli terhadap hal-hal yang dimaksudkan untuk mengontrol mereka. Merka akan peduli terhadap perlakuan yang bersifat adil dan baik.
5. Bantu mereka melakukan hal yang berbeda. Jika mereka frustasi, misalnya pekerjaan sekolah, sehingga mereka merasa sendiri di dunia, bantulah mendorong mereka untuk berbuat sesuatu yang positif untuk merubahnya. Seperti menulis surat, karya tulis, puisi, membuat poster, T shirt, mengorganisasi kelompok diskusi.
6. Bantu mereka membangun bakat dan kemampuannya. Dorong mereka untuk kreatif dan berani mengekspresikan kepribadian merka yang unik.
7. Bersikap toleran terhadap emosinya yang ekstrim. Bantu mereka membuat keseimbangan menggunakan aromaterapi, ijinkan mereka minum air putih di kelas, bersikap tenang, atau latihan visualisasi.
8. Dorong mereka untuk menjadi sumber kedamaian bagi orang lain. Indigo dilahirkan untuk menjadi sumber kedamaian. Dorong mereka untuk melatihnya. Hal ini akan membangun komunikasi dan welas asih. Jadilah pembimbingnya dalam hal ini.
9. Jelaskan MENGAPA untuk semua hal. Mengapa ada aturan, mengapa mereka perlu untuk mengerjakan pekerjaan rumah/sekolah. Mengapa dunia seperti ini? Jika anda tidak mempunyai jawabannya, pahami rasa frustasi mereka dan tunjukkan sikap empati.
10. Kurangi obat-obatan untuk ADD. Indigo bukan ADD, tapi indigo secara alamiah memberikan perhatian pada sesuatu secara selektif. Jika mereka dapat fokus pada sesuatu yang mereka pilih untuk jangka waktu yang lama,kemungkinan anak ini indigo, bukan ADD. Walaupun nampaknya ada masalah pada perhatian, carilah alternatif terapi, bukan dengan Ritalin, jangan menekan kreatifitas alamiah dan kepemimpinan indigo, tetapi bantulah untuk mengorganisir.
Sebagai orangtua, anda juga harus membuat anak indigo disiplin, dan membuat mereka belajar tentang perilaku yang bisa diterima atau tidak. Dan belajar untuk tidak melakukan hal-hal yang tidak bisa diterima. Bersikaplah adil, dan berikan batas toleransi yang pantas. Katakan yang sesungguhnya sesuai dengan umurnya, dan jangan bohong karena mereka akan tahu. Katakan bahwa dia dicintai dan peluk sebanyak mungkin.
Indigo juga eksploratif dan banyak energi. Akan sangat menolong jika orangtua membantu menyalurkan energi pada sesuatu yang menyenangkan, produktif dan tidak berbahaya.