Kamis, 19 Maret 2009

Say No To Racialism

AAAAAARRRRGGGGHHHHHHHHHHH!!!!!!!!!

I HATE WHEN PEOPLE CALL ME JAPAN OR MISS JAPAN...

Bukannya Mia ga suka ma Jepang, kalo dibilang suka, ya Mia menyukai Jepang sama kayak Mia menyukai Indonesia. Tapi sukanya secara alami aja. Ga fanatik atau apapun itu. Malah Mia lebih suka ma Indonesia (terlepas dari caleg-caleg kita yang aneh and pemimpin2 kita yang tukang makan uang rakyat. Huh)
But I dont like when people call me like that. Because I have my own name!!! Panggilan ini selalu melekat sejak Mia kecil gara-gara wajah Mia yang kata orang wajah Mia Jepang banget. HAH!!!! ampe sekarang Mia masih suka ga percaya kalo muka Mia kayak Jepang. soalnya wajah Mia sama kayak manusia lainnya kok, ga berbentuk pulau Jepang gkgkgkgkgk... Ya, pokoknya, bagi Mia, diriku ga Jepang gitu deh. Biasa aja, iyakan... *ancem pake pisau dapur*. Ini karena bokap masih ada darah Jepang, from my grandpa. Tapi kan mama aye Minang asli geto loh. Mia juga ga suka kalo di hubung-hubungkan dengan sesuatu berbau Jepang. Padahal Mia ga ngerasa sebagai orang Jepang, I am Indonesian. Mia juga ga suka ikut-ikutan trend anak muda sekarang yang harajuku atau shibuya gitu. Euuuhh... please deh. Style Mia itu style gothic-rock. Tapi kenapa sih orang selalu bilang gene. "Wah, kamu anak Harajuku ya...".
WHAAAT!!!! HARAJUKU DARI HONGKONG?!?! THIS IS ROCK STYLE, MATE!!! Sok tau de loe.... Kalo soal selera musik, Mia ga milih-milih musik itu dari negara mana atau genrenya apa. Mia menyukai semua musik dari semua negara dan semua genre (termasuk Metal, Dark or gothic, hard rock, pop, etc) Mia menilai sebuah lagu itu dari lirik, warna suara en irama nya. Kalo enak didengar di telinga Mia, Mia pasti suka.

back to topic. Dari Mia kecil, Mia udah dapat diskriminasi dari lingkungan tempat Mia tumbuh besar dan berkembang (mangnya pohon). Its very sad you know, if people around you judge you that you are different with them. But you never ever felt that you are different. Seperti waktu Mia masih batita, setiap orang yang ketemu Mia (baik yang udah kenal atau yang ga kenal) they always call me Oshin. You know Oshin... drama dari Jepang yang populer tahun 80-an yang di tayang di TVRI dulu. Atau kadang-kadang mereka manggil Mia boneka Jepang. Hey... I am a human, not a doll. And I am Indonesian, not a Japanesse. Yang nyebelinnnya, bokap Mia tuh tau Mia ga suka dipanggil Oshin, but he always call me Oshin. Just to make me piss off. He like watching me when I got crying. Hah... bokap Mia mang aneh. Suka banget bikin anaknya nangis termehek-mehek, kalo dah nangis pasti di poto2. Makanya Mia suka panik kalo temen maen kerumah. Sibuk sembunyiin foto-foto Mia kecil dulu. Banyak foto nangisnya. Mana kalo dah nangis tu bibir ga kontrol. mencong sana sini wakakakakak ga banget pokoknya.

Tapi, ternyata masih mending sih panggilan Oshin or Japanesse doll. Realita dunia yang kejam, baru Mia rasain pas masuk TK and SD. Waktu TK Mia sekolah di TK kuntum mekar, TK kristen gitu. Sistem pendidikan TK ini lebih bagus daripada TK lainnya di kota Mia. TK aja udah diharuskan bisa perkalian, minimal perkalian angka 5. Disana banyak orang Cina daripada orang Minang asli. Nah... disinilah, Mia mengalami krisis identitas. Namanya anak kecil, mereka rasis banget. Temenannya berdasarkan agama atau suku. Kayak yang kristen, maunya maen ma kristen aja. Yang Islam maennya ma yang Islam aja. Atau yang Cina maennya ma yang Cina, yang Minang maennya ma yang Minang. Disinilah... gue terdampar. Gue ga diakui dimana-mana. T________T

Hari pertama masuk, udah kerasa aura-aura diskriminasi semenjak waktu hari pertama. Temen sebangku Mia waktu itu namanya Nisa (Yap, I still remember my playground buddies names). Dia orang Minang asli. Namanya juga temen sebangku, ya berakrab-akrab ria dunk. Dan cintapun bersambut (halahhh) Nisa pun mau berteman ma Mia. Waktu kami istirahat siang, kamipun PDKT (baca: memperluas pergaulan) dengan temen-temen yang lainnya. Entah siapa yang memulai ide ini, tiba-tiba seorang temen sekelas Mia, namanya Caroline tiba-tiba narik Mia menjauh dari Nisa, en parahnya dia marah-marahin si Nisa ampe Nisa pergi sambil nangis ala India. Ya Mia bingung aja, napa kok dia kayak musuhin Nisa. Jawabnya gini;

Caroline : Dia kan pribumi. Jangan berteman ma dia.
Mia : *Jadi bengong. Soalnya waktu itu kosakatanya masih terbatas. Pribumi itu artinya apa sih??? Orang tinggal di bumi?Makanya Mia jawab gini* Lah, emang kita semua tinggal dibumi kok.
Caroline : *Mandang Mia dengan tatapan lo-goblok-apa-idiot?* Artinya, dia orang Minang asli
Mia : Lah, Mia juga orang Minang kok.
Caroline : *bingung* apa?
Mia : *nunjuk diri sendiri* Mia orang Minang
Caroline : Kok wajah kamu kayak orang Cina.
Mia : Bukan, papa Mia turunan Jepang. Bukan Cina. Tapi mama Minang. Makanya, Mia orang minang juga dunk.
Caroline : Jadi kamu bukan Cina?
Mia : Bukan
Caroline : *langsung ngeloyor pergi ninggalin Mia. Nah loh. Mia jadi tmabah bingung)

Masa bodolah, pikir Mia. trus Mia nyari-nyari Nisa. Ternyata dia lagi ditenangin ma temen-temen dia (geng Minang asli). Pas Mia baru datang, mereka langsung ngusir gitu.

Inka : Hei, kamu kan orang Cina. Sana kamu, kumpul aja ma temen-temen kamu. Jangan maen ma kami.
Mia : Mia bukan orang Cina. Mia orang Minang kok.
Inka : Boong. Wajah kamu sama kayak mereka.
Mia : Bukan. Papa Mia keturanan Jepang, bukan Cina.
Inka : *terdiam. trus nanya ma temen-temen gengnya* Jepang itu apa sih?
Temen2nya: Ga tau...
Mia : GUBRAKS... (Yap, waktu zaman Mia anak-anak dulu ga segaul anak-anak sekarang hahahaha)
Inka : Pokoknya kamu bukan dari kami. Kamu masuk aja geng sana (nunjuk temen-temen yang Cina) pokoknya kalian sama-sama sipit (ughhh... gue benci banget orang ungkit-ungkit masalah mata. Sensi bo')

Maka, resmilah hari itu, Mia ga diterima oleh dua geng itu. Di geng Minang, Mia bukan bagian mereka because my face not like them. di geng Cina juga ga diterima, karena I am not a chinesse but Japanesse (btw anak-anak Cina lebih tau tentang Jepang daripada anak-anak Minang pada waktu itu). Karena bingung, akhirnya Mia gabung sama gengnya anak cowok. Enaknya, mereka ga diskriminasi. Semua bermain dengan aman dan damai sentosa en bisa gabung ma mereka asal kita punya skill maen bola, kelereng en berantem. Well, thanks to my brother that have teach me everything about boy's games. Sejak mia umur empat tahun, Mia resmi diterima di dalam gengnya abang mia dalam kesatuan team bola mereka. Mia jadi kipernya hahahaha mana kita maennya diatas kuburan orang Belanda yang mati waktu zaman penjajahan dulu. Kalo diinget-inget sekarang suka merinding juga. Kita maen bolanya diatas mayat orang Belanda. hiiiiii..... Tapi, its worth it, we have a lot fun at there. Masa bodo dengan kuburan yang kita injak2, yang penting bisa maen bola. Apalagi waktu itu kita kan masih anak-anak hehehehehe. Mia yang tomboi, jadi semakin cowok aja karena temen-temen Mia cowok semuanya.

Nah, waktu SD, dunia semakin kejam ma Mia T_______T. Waktu TK setidaknya Mia punya temen, walaupun cowok semua. Tapi waktu SD, baik dari cewek, maupun dari cowok jadi musuhin Mia. Ini gara-gara pelajaran sejarah. Waktu belajar tentang masa-masa penjajahan, sampailah kita pada masa penjajahan di masa Jepang. Yang pada awalnya Mia berteman ma cowok-cowok (karena yang cewek-cewek masih rasis. Sedih deh...) tiba-tiba mereka jadi musuhin Mia juga. Alasannya, ya itu. I have Japanesse blood. so they call me colonizer alias penjajah (padahal my grandpa seorang pedagang, pengusaha lebih tepatnya, bukan orang militer. Apalagi, kakek Mia kalo ga salah ada turunan dari Jerman gitu. Jadi ga Jepang murni juga. Masih ada bule-bulenya. Sayang ga gitu nurun ke Mia gen bulenya. Kalo kakek masih ada keliatan wajah-wajah bulenya dikit T______T. Tapi kadang-kadang, waktu Mia pulkam, ada juga orang bilang Mia kayak bule. Hohohohohoho bukan bu lele kan maksudnya hahahaha).

Karena gara-gara pelajaran sejarah itulah, setiap hari sepulang sekolah mia selalu dilemparin ma batu dari anak-anak cowok. Mia yang sifatnya tomboi banget ya ga mau dong cuma pasrah en nangis pulang. If they make some mess with me, so I'll beat them down so hard as I can. Jadilah, tiap pulang Mia selalu bawa oleh-oleh luka babak belur abis kelahi :P
But I felt that day I am so tough enough than now. Kalo sekarang mungkin Mia udah nangis hahaha soalnya sekarang sifat Mia udah banyak ceweknya daripada cowok. Kalo waktu kecil, sifat Mia lebih banyak cowoknya daripada ceweknya (malah ga ada cewek2nya). Tapi bersyukur juga Mia tomboi waktu kecil, jadi Mia bisa melalui hari-hari yang rasis itu dengan selamat (walo babak belur dikit).

Keadaan mulai membaik waktu memasuki dunia SMU. Mungkin kita udah dewasa semua, jadi sifat rasis udah mulai ilang. Bahkan ga ada sama sekali. Anak-anak cowok yang semula jahatnya kayak monyet jadi lebih jinak waktu SMU. Akhirnya, I can found my peace when I entered High school. Walau ada yang geng-gengan gitu tapi setidaknya geng nya berdasarkan dari keakraban dan kecocokan satu sama lain, ga dari masalah SARA lagi. Tapi semuanya bisa berteman dengan baik walo dari beda geng. Thanks God^^. And, ga ada lagi yang nyinggung-nyinggung about my bloodline. And they don't even care about that. Now, I same with them and they same with me. Peace at last.

Nah... problemnya dimulai saat kuliah. walo ga separah waktu masa-masa TK and SD sih, tapi ini malah kebalikannya. Ini gara-gara anak-anak Bandung lagi di landa demam Taiwan, Korea and Japan. jadi mereka suka bergaya Korean or Japan style. Waktu setiap ada pertama kali kenalan ma Mia mereka selalu nanya, "Mia, kamu masih ada keturnan Jepang?" Ampe entah dari siapa yang nyebarin gosipnya kalo Mia student exchange dari Jepang. Makanya waktu ospek, ada beberapa orang yang nyapa Mia pake bhasa Inggris. "Can you speak Indonesia?". Respon Mia>>> Bengong. Ya iyalah bisa. Wong eike orang Indonesia.

Trus, ada juga pertanyaan dari temen akrabku si Rangga waktu kita masih baru-baru kenal dulu.(en sebenanrnya ini adalah pertanyaan hampir dari semua temen yang baru kenal ma Mia)

Rangga : Mi, kamu keturunan Jepang ya?
Mia : Engga. Mia minang asli kok *dah trauma kena perbedaaan rasis yang dialami dari kecil. Jadi suka males kalo ada orang nyinggung2 soal bloodline*
Rangga : Ah, ga mungkin.
Mia : beneran
Rangga : Kok muka lo Jepang banget? Ga ada Minangnya.
Mia : Mene ketehe, tanya aja ma Tuhan
Rangga : Kalo gitu, apa ibu lo diperkosa ma orang Jepang?
Mia : %!!^$**$$$#!??!@#*!!*langsung ngamuk en menghajar Rangga ampe masuk rumah sakit wakakakkakak ga deng*

Tapi, karena itu. Semenjak Mia ga mau ngaku, orang-orang sering bilang kayak Rangga bilang gitu. Sialan. Makanya, dengan pasrah, akhirnya ngaku juga, kalo bokap mang ada darah Jepang. Alhasil... setiap temen ketemu Mia suka bilang konnichiwa dengan cara bikin Mia terkena serangan jantung tiba-tiba. Kayak gini nih

*waktu mau menuju kelas, Mia ngeliat temen-temen lagi kongkow-kongkow di lorong kelas gitu. Dengan wajah sumringah Mia mendekati mereka sambil melambai-lambai kayak lambaian pulau kelapa)
Mia : *Sambil ngelambai* Hi guys...
Temen2 : *Pas Mia berjarak 1 meter dari mereka, tiba-tiba mereka serentak ngebungkukin badan and teriak kenceng* KONNICHIWA MIA-SAN
Mia : *langsung ngeloncat tinggi kayak kucing kaget* ................................... *speechless karena kaget * ........................ nggg... halo juga semua *lalu ambil langkah seribu masuk ke kelas*

Hampir selama semester 1,2 dan 3 Mia hidup dan bernapas di lumpur (mangnya kuda nil) diralat; di kampus maksudnya, setiap ketemu temen-temen mereka pasti ngasih salam ala Jepang gitu ke Mia. Suka bikin kaget tau. bayangin, pas kamu jalan dikampus dengan tenang, eh ujug-ujug ada orang yang tiba-tiba membungkukkan badannya dan dengan keras bilang. "KONNICHIWA MIA SAN!!!". Bikin aye serangan jantung aja. Apalagi, kadang Mia suka geli sendiri liat temen-temen Mia. Ga pagi, ga siang, ga malam, kalo ketemu pasti bilang Konnichiwa mulu. hoi.... kalian salah, dudul. Mangnya di Jepang cuma ada ucapan selamat siang aja apa!!! Yang lebih mengesalkannya, temen-temen itu memperlakukan Mia kayak kamus bahasa Jepang. contohnya;

Temen 1 : Mia.. apa sih bahasa Jepangnya terima kasih?
Mia : Arigato gozaimasu
Temen 2 : Kalo sampai ketemu besok?
Mia : jaa mata ashita
Temen 3 : Kalo I love you?
Mia : *mulai kesal *Aishiteru
Temen 4 : Kalo I hate you
Mia : Daikirai *udah kesel*
Temen 5 : kalo ngajak jalan2?
Mia : Jaa, shanpo shimashou *kesel banget*
Temen : Kalo nawar biar harga murah?
Mia : TAKASHIMURA!!!! (plesetan dari; tak kasih murah) Nanya lagi, gue kebiri kalian semua *ngamuk mode on*

Tapi, ancaman tinggal ancaman. Mereka tau, kalo Mia itu orangnya baek, ga tegaan, penuh kasih sayang (hoooeeekkk!!!!) jadi mereka dg cueknya selalu tanya ini tanya itu lagi. kata orang sunda, teu kapok-kapok sia. Yang lebih menjengkelkannya, terkadang ada yang ngesms dari nomor yang ga mia kenal. Isi dari SMS nya itu. "Mia, bahasa Jepangnya 1,2,3 ampe 10 apa sih?". GUBRAAAAKSSSS... Bete banget. Apa belum kenal yang namanya kamus??? Beli sono gih....

Trus, nama panggilan Miapun jadi banyak (en mostly dari hasil karya, karsa dan cipta temen2 yang seenak udelnya aja manggil2 gitu) kayak, Miss Fuji (mangnya gua gunung Fuji apa?), Ninja (emangnya mulut gue kayak knalpot motor ninja?), Batosai (hah! Sejak kapan gue jadi pembunuh? kan baru niat aja.) muka komik (mangnya muka gue abstrak?) ampe Samurai (Mangnya wajah gue kayak pisau. gue emang kurus, tapi bukan pipih kayak pisau. Huh) en panggilan terbaru akhir-akhir ini Godzilla, karena Mia suka ngamuk2 kalo Mia di panggil selain nama Mia or Miaw. Cialan *tendang semuanya ke sarang Hiu*

Malah yang lebih parahnya, ada temen yang nanya gini dengan muka nepsongnya.

Temen Dg Wajah Nepsong (TDWN): Mia, salam ya sama Miyabi.
Mia : *bingung.* Hah! siapa itu?
(TDWN) : Masa kamu ga tau?
Mia : Engga!!!
(TDWN) : *nyengir kuda* Itu... pemain film porno Jepang
Mia : ANJ**G BUDUK, KAMPRET, SONTOLOYO (dan banyak binatang dari kebun binatang lainnya mia absen satu-satu)

Yang lebih betenya, sekarang ada anak baru di kostanku tercintah. Mereka suka maksa-maksa Mia ngomong bahasa Jepang. Maksa banget pokoknya. Awalnya, karena ga enak dibilang sombong, ya Mia ngomong bahasa Jepang beberapa patah kata. Tapi lama-lama setiap ketemu, mereka selalu maksa Mia ngomong bhs Jepang lagi. Karena kesal, akhirnya Mia ngumpat mereka pake bahsa Jepang ampe puas dengan segenap esmoni di jiwa. En lucunya, mereka malah bilang. "Kereeeeen!!!". BUAKAKAKAKAKAK... mati-matian Mia nahan diri biar ga guling-guling ketawa dilante *ketawa setan*

Trus juga ada yang bikin kesalnya nih, setiap daku pulkam ke Bukittinggi nan tercinta, Mia kan selalu belanja oleh-oleh dari sana buat anak-anak kostan. Tapi, belajar dari pengalaman, Mia ga mau belanja oleh-oleh secara langsung. Pasti Mia nitip ma nyokap. Soalnya, setiap apapun suvenir yang Mia beli di sana, pasti di mahalin oleh pedagangnya. Mereka nyangka Mia turis dari Jepang, so mereka mahalin harga dagangan mereka ma Mia (Bukittinggi kota Wisata, jadi banyak turis dari manca negara datang kesana. Makanya toko-toko suvenir suka ngasih mahal barang dagangan mereka kalo turis yang beli.). Walau Mia udah make bahasa ibu alias bahasa Minang, mereka tetap setengah tidak percaya kalo Mia orang Minang. Atau mereka buat asumsi baru. "Kamu Cina?". hmmm... bagus. Awalnya di tuduh sebagai turis Jepang eh berakhir dituduh jadi orang China. Dan bagi yang percaya Mia orang Minang (cuma wajah aja kebetulan 'aneh') baru harganya mereka turunin lagi ke harga normal. Krisis identitas banget gua T_____________________________T

Pokoknya,Mia ga suka di rasiskan (baik dalam artian negatif atau positif) karena Mia adalah Mia. Mia ingin dinilai dari pribadi atau personality Mia sebagai individu bukan dari bloodline, suku, religion, atau apapun itu. Mungkin perasaan Mia ini sama dengan orang-orang yang punya darah campuran atau keturunan dari suku bangsa manapun. Baik keturunan Sunda-jawa, Keturunan Jerman, keturunan Cina, keturunan Inggris atau keturunan tahu dan tempe sekalipun. Lihatlah kami dari personality kami, bukan dari mana asal-usul kami. karena sebenarnya kita semua sama. Dari satu moyang yang sama. Dari nabi Adam and Siti Hawa. SOO, LET'S SAY HELL NO TO RACIALISM!!!!!

11 komentar:

  1. Ajiiiip..
    Kagak nyangka ni..
    Kawand gw yg satu ni trnyata doyan nulis..

    Heuheuheuh..

    Gud gud..
    Gokil tuh artikel nyaa..
    Setuju gw,
    Say no to racism..

    Sual nya suka ada olank2 aneh yg bilank kalo gw tuh keturunan arabh ato pakistan,
    Padahal kan gw sunda aslee..

    Heuheuh..

    BalasHapus
  2. woy masa SMP nya mana...

    mana ada system SD langsung SMU sytem curicullum bikin sendiri yah hahahaahha....

    * F *

    BalasHapus
  3. Salam kenal Mia, thx dah mampir ke blog muntahan aku. Oia, besok2 klo disuruh ngomong jepang lagi kasi bahasa padang aja biar mereka takjub hohoho

    BalasHapus
  4. Oh..what a life...
    ASli keren banget postingannya..memang hidup itu penuh perjuangan...jadi kasihan kalo baca postinga ini..sabar aja ya...^_^
    Btw, manggie nyo uni..amak..atau inyiak?? heheh,bagarah nyo..sesama urang awak harus akur..
    keep posting yo...
    Lam knal...

    Negeri Paman Sam

    BalasHapus
  5. hai... salam kenal!

    lo kan keturunan jepang, jadi pantes dong klo orang" banyak yg bilang lo itu japanese. itu mnurut gw sih.

    BalasHapus
  6. keturunan kan keturunan. bukan murni. apalagi kan aye WNI, bukan Warga negara jepang hahahaha

    BalasHapus
  7. Gw stuju banget tuh! Untungnya, di skul gw dulu ampe skarang, anak2ny ga perna ngebeda-bedain ras/agama/suku bangsa..

    Great post, indeed!

    Anyway, salam knal ya..

    BalasHapus
  8. Ada sesuatu buat kamu di blog gw.... kalau sempet mampir dan ambil ....
    It's 4 U my sist ....

    BalasHapus
  9. Gkgkgkgkgkgkgkgk ada yang ngamuuuuuuuuuk.....



    ya gt lah indonesia gudangnya campur aduk, tp emg seh mi, Nie benci bgt sama salah satu etnis yg besar dan tggl d Ina tercinta ini *bukan jepang loh* jepang kan jarang2 beranak pinang d Ina, ini mah **** y ada lah. Dah gt yg bikin bete, mereka tajir2 hidup di sini *emg seh berkat usaha keras mereka juga* lah udah tajir balik sono *takuk miskin kali maknya g balik2*


    Sebelnya ma mereka apa? g ngerti juga napa ujug2 sebel, tp g sampe ngusir& mendiskriminasikan mrk lah, soalnya kel Nie jg banyak yg nikah ma mrk, hehehe. Mereka ada di mana2 d belahan dunia manapun udah kaya setan aja ada d mana2, dah gt kl beranak ga nanggung2 kayak kucing beranak aja, gila neh menuh2in negara indonesia aja *dan negara2 lain tentunya*

    Kayaknya kl di kumpulin dari seluruh dunia 40% nya ethik mrk deh ato keturunan2 mereka, wkwkwkwkwk Gerah jadinya, coba mereka pada balik k negerinya, sedikit x y bangsa Ina ini, tp d negrinya aj dah bejumel, wkwkkwkwkwk.

    emg seh mereka g jahat tp ***** y tw sendiri lah karakter mrk gmn, geraaaaaaaaaaaaaah.

    Nie sendiri seh fun2 aja oke2 aja Ina d huni berbagai macam etnik&keturunan2nya, malah jd seru campur aduk kayak es teler tp si etnis yg Nie maksud ini udah over dosis di Ina alias kebanyakan, lah org Papua aja yg asli Inonesiane jarang2 nongol d jawa barat eh si etnis *etnik ap atnis seh?* menjamur kayak di tebarin gt aja.

    Maaf y bwt yg merasa dirinya etnis yg Nie maksud, jangan tersinggung, ga maksud ko santai aja lg toh sodara2 Nie jg sama pd petet semua, huehehehehe *kl kketawa dianya Nie buru2 ngumpet pas beres ketawa heran dia Nie dah g ada, gkgkgkgkgk*

    Yg pasti apapun suku bangsa, budaya dan bahasanya negaranya tetap Indonesia. yg Nie pgn cm 1 siapapun mrk etnis apapun dari keturunan apapun kl mengakui diri sbg org Ina y banggalah jd org Ina, lu kan idup gede disini, sorry2 neh, soalnya banyak jg neh yg udah idup d Ina, lahir d Ina tp dia g bangga jd bangsa Ina & malah ngebangga2in bangsa nenek monyong-nya tp kl Nie omongin "y udah lu balik aja sono, ga rugi tu malah makin lega neh Ina", eh dia g mw. jd maksudnya apa?, huh dasar tdk tw budi *Nie kenalin juga deh sama c Budi, gkgkgkgk*

    Satu nusa, satu bangsa, satu bahasa, Horras bah!!!

    BalasHapus
  10. hahaha.,., cerita_a mia seru bngt tch.,.,
    ktawa_a g' mau brhnti.,.

    seru bngt dech story_a mia.,.,


    hmmmm.,.,. mup ych.,.

    setuju bngt tch.,., bwat ap beda2in ras.,.
    toh qt semua_a sama.,.,
    sama2 manusia.,.

    mnrut vici see.,. org yg bda2in ras it trmsuk org yg sombng,.,
    org yg lpa ma asalnya.,.,
    dr nabi adam-hawa.,.
    dr tanah tntu_a dunkz.,.,.

    BalasHapus
  11. Jadi keinget temenku yg berkulit gelap dan keriting. Ia sering banget digoda sebagai orang Arab. Overall, nice post. Ada nggak enaknya ya berdarah campuran.

    BalasHapus

Mohon berbahasa yang sopan (boleh melawak asal sopan)dan tidak melenceng dari postingan atau memuat iklan. Komentar yang dianggap ga pantas akan di hapus oleh admin Tora^^

Thanks