Jadi, inilah tempat-tempat Miaw ninggalin jejak (dan utang hakhakhakhak) selama berada disana
PADANG
Inilah Pantai Muaro Bungo di Padang. Miaw pergi mainnya sama temen deket Mia dari SMU, si Ingriani Arshal atau panggilan bekennya Cuing hehehehe. Berhubung Mia ga tahan ma udara panas, jadinya kita ke pantai jam stengah enam sore. Lumayan sejuk meski rame banget waktu itu. Maklum, lagi malam minggu.
ini di ambil dari tampak atas siang hari
Karena Mia males lama-lama di padang (ga suka panas booo... hontou ni atsui desu >_<) jadi eike langsung terbang ke Bukittinggi, salah satu kota wisata di Sumatera Barat yang berjarak 3 jam dari kota Padang.
Bukittinggi
Aaaaaaaahhhhhh.... at least but not the last, I arrived in Bukittinggi. My home sweet home. Hari pertama
Benteng ini didirikan oleh Kapten bauer tahun 1825 sebagai kubu pertahanan pemerintah Hindia Belanda dalam menghadapi perlawanan dalam Perang paderi yang di pimpin oleh Tuanku Imam Bonjol. Ketika itu Baron Hendrick Markus De Kock menjadi komandan de Roepoen dan wakil Gubernur Jenderal pemerintah Hindia Belanda menduduki Bukittinggi. Oleh karena itu benteng ini dinamai Fort De Kock
ini adalah salah satu dari sekian banyak meriam yang digunakan Belanda untuk memborbardir pasukan paderi (do you see how our nation hero to struggle for our freedom??? bambu runcing + keris VS senapan+meriam)
Btw, sosok yang tampak kayak yang sedang memerintah meriam di tembakkan (nembakkin meriam kok didudukin seh???) ini adalah temen Mia yang bernama Cuing, bukan mumi dari tentara Belanda yang diawetkan *di tembak ma cuing*
PASUKAN!!! FIREEEEE
Ini nih...tempat pusat komandonya. Tempat bangunan paling tertinggi di benteng ini. Di sini orang Belanda neropong ma teropongnya (ya iyalah, mangnya pake microskop. Mangnya kita kuman apa?!?!) dan tempat membuat planning perang mereka
di benteng ini juga terdapat bangku-bangku taman. Sehingga kalo lagi capek kita bisa duduk-duduk sambil melepas lelah *ini mah bukan duduk namanya, tapi tidur. DODOL!!!*
Karena benteng ini di kelilingi oleh pohon-pohon yang gede... jadi sangat nyaman buat tamasya bareng temen, keluarga dan ehem...ehem... ma hewan peliharaan maksudnya alias doggy hakhakhakhak en for the couple of course.
neng...neng... bangun. di sini bukan hotel
Nah... ini ada di jalan entrance benteng for de kock (miaw tadi lewat melalui jembatan limpapeh yang nyambungi antara kebun binatang dan benteng)
Lampunya asli dari peninggalan zaman Belanda. So artistic isn't it?
Di awal-awal entrancenya ada 4 ekor burung beo dan dua ekor burung kakaktua yang di tarok kiri-kanan sepanjang jalan. Sayang, lupa mia putu T_T
Lagi menunggu Gackt chan
Dibawah ini, adalah jembatan Limpapeh yang dibangun tahun yang menghubungkan antara kebun binatang dan benteng fort de kock.
Selanjutnya.... Ini lah icon dari Bukittinggi. JAM GADANG
Jam Gadang di siang hari
Di sekitar jam gadang ini adalah taman tri arga (di antara balai sidang Hatta dan pasar atas). Kalo lagi liburan, males ke sini mah. Penuh sama bulem lokal maupun internasional. pokoknya manusia pada bertebaran disini. Ga asik banget mainnya, jadi sesek karena pengunjung ngebludak. Mia saranin, kalo datang ke Bukittinggi, hindari saat-saat liburan, bulan puasa, dan lebaran. Males banget. Mana jadi macet banget. Jadi ga asik deh acara jalan-jalannya
Simbol khas Bukittinggi dan Sumatera Barat ini memiliki cerita dan keunikan dalam perjalanan sejarahnya. Hal tersebut dapat ditelusuri dari ornamen pada Jam Gadang. Pada masa penjajahan Belanda, ornamen jam ini berbentuk bulat dan di atasnya berdiri patung ayam jantan. Pada masa penjajahan Jepang , ornamen jam berubah menjadi klenteng. Sedangkan pada masa setelah kemerdekaan, bentuknya ornamennya kembali berubah dengan bentuk gonjong rumah adat Minangkabau.
Jam Gadang dibangun pada tahun 1926 oleh arsitek Yazin dan Sutan Gigi Ameh. Peletakan batu pertama jam ini dilakukan putra pertama Rook Maker yang saat itu masih berumur 6 tahun. Jam ini merupakan hadiah dari Ratu Belanda kepada Controleur (Sekretaris Kota). Ketika masih dalam masa penjajahan Belanda, bagian puncak Jam Gadang terpasang dengan megahnya patung seekor ayam jantan. Namun saat Belanda kalah dan terjadi pergantian kolonialis di Indonesia kepada Jepang, bagian atas tersebut diganti dengan bentuk klenteng. Lebih jauh lagi ketika masa kemerdekaan, bagian atas klenteng diturunkan diganti gaya atap bagonjong rumah adat Minangkabau.
Angka penunjuk jam di Jam Gadang ini memakai huruf romawi smua. Keanehan dari Jam Gadang ini adalah angka 4 di jamnya bukan bertuliskan angka IV romawi lazimnya. Tapi IIII. Ga tau apakah disengaja atau memang sebuah kesalahan. Tapi, itulah menjadi misteri angka 4 di jam Gadang ini. Slain itu, yang lebih mengejutkannya. Bangunan tua yang tinggi dan kokoh ini tetap berdiri tegak ketika gempa hebat melanda Bukittinggi tahun 2006 silam (7,8 skalarichter). Saat bangunan lainnya runtuh, tapi jam gadang masih tetap berdiri kokoh (syukurlaaaaah) padahal bahan yang dipakai untuk pembuatan Jam Gadang ini adalah semen putih yang di campur ma putih telur. Heeeeeeeeekh..... kebayang, berapa telur dipecahkan untuk pembangunan jam yang setinggi 26 meter dengan diameter 80 sentimeter, di topang basement
dasar seukuran 13 x 4 meter.
Selanjutnya... Ngarai Sianok or Sianok Canyon
Di sini, tempat orang bule, pecinta alam, anak-anak pramuka dan PMR suka berkemah (miaw pernah berkemah disini. dingiiiiiiiiiiiiin...) ditengah-tengah ngarai ini, terdapat sungai kecil yang mengalir sangat jernih. Pokoknya, asik deh kalo ngadain kegiatan mendaki ngarai atau berkemah atau hunting foto atau sekedar menikmati pemandangan yang indah.
Trus, miaw ke rumahnya pak Hatta, wakil presiden pertama Indonesia. Sekarang, rumahnya Pak Hatta dijadiin museum. Sayang, Miaw lupa futu2 disini T____________T
Trus, jalan-jalan ke pusat makanan disini. Enak-enak smua, jadi kangen kangen makan kesana lagi huhuhuhuhu... ada pical (kuah kacang atau bumbu kacang terkadang di campur ma kuah lontong juga, yang maknyusss disiramin ke atas lontong, mie kuning dan dikasih lobak atau toge. tergantung selera), ada lotex (mirip ma pical dikit cuma lebih komplit. dicampur ma potongan bakwan, tahu goreng, mie kuning, kalo mau dikasih ketupat lebih nikmat, trus dikasih ketimun dan sayur-sayur lainnya kayak toge, lobak atau selada. sesuai selera. kalo mau ditambah telor lebih nendang deh... di tasa smua bahan itu disiram ma bumbu atau kuah kacang yang maknyusss tadu. sllllrrrrppp...jkadi laper lagi), nasi kapau (ni mia belom pernah nyoba, miaw ga suka pedes sih hehehehe tapi banyak yang ketagihan ma nasi ala minang ini), trus pondok bakso, pondok aneka juice (namanya pondok, tapi gede banget. mana rada mahal huhuhu tapi ga pa2 deh. Nyam nyam nyam banget soalnya), ayam gulai kuning, ayam gulai putih nan manis, rendang ayam yang asli (kalo yang dijual2 di luar sumatera barat, dah ga seenak yg aslinya). Cuma bagi yang gampang gemuk, hati-hati aja icip-icip makanannya. Karena makanannya banyak bersantan-santan, jadi bisa bikin berat badan anda nambah beberapa kilo selama disini. habisnya, di Bukittinggi mang surganya makanan enak (tapi bikin gemuk). Kalo mia seh, ga kuatir makan sebanyak2nya. mang badannya susah gemuk, jadi bisa puas makan sebanyak-banyaknya en spuas-puasnya hohohohohohoho pas kantong jebol aja baru ga jajan kemana-mana lagi hehehehe
wah makasih infonya kapan kapoan maen ke padang bagus bngt tempat wisatanya..........salam kenal aja kawan
BalasHapuswah yang pertamaxxxxxxx rupanya
BalasHapusTakana jo kampuang...induak ayah adiak sadonyao...
BalasHapusJadi pengen muleh kekampung deh jadinya...Mamahku kan dari Bukittinggi.
Miauw Padang nya dimana?
ooooooooiiiiiiiiiii......
BalasHapuspoto daku kok cuma seincit??
yg laen mannnaaahh????
auzora@ tenang cuing... foto2 lainnya daku kirim ke email dikau. ntar kalo daku pampang foto2 dikau disini, ntar dikau bakal dikejar2 orang... buat jadiin dikau asisten rumahtangga huakakakakak *kabur dari amukan cuing*
BalasHapushuhuu...
BalasHapusgue belom pernah ke pulau sumatera :(
miaw,,ada yang kelupaan tuch
BalasHapusdi sumatera barat khususnya bukittinggi juga ada tempat wisata kuliner yang enak. tepatnya di JANGKAK ^_^ hahaha,,,puding..(ini mah bukan kuliner asli minang) hahahahah (^_^)v!!
(ANDA)
weleh... itu kampung gw tuh.. di tebing sebelah kiri ngarai sianok.. Koto Gadang namanya :P cuma ga keliatan di foto.. =(
BalasHapusudah lama juga gw ga pulang kampung nih.. ga ada siapa2 di sana.. jadi iget lagi.. T_T