Ditengah hampir hilangnya dan ketengah putusasaan kepercayaan rakyat terhadap sosok orang yang akan maju sebagai pemimpin yang benar-benar tulus melayani rakyat, mungkin, ketiga sosok berikut ini mungkin bisa terus memberikan kita harapan untuk mendapatkan pemimpin yang tulus, adil dan menjalani tanggungrakyatnya sbg pelayan rakyat.
1. AHMAD DINEJAD
TV Fox (AS) menanyakan pada Presiden Iran Ahmedi Nejad; "Saat anda melihat di cermin setiap pagi, apa yang anda katakan pada diri anda?" Jawabnya: "Saya melihat orang di cermin itu dan mengatakan padanya:"Ingat, kau tak lebih dari seorang pelayan, hari di depanmu penuh dengan tanggung jawab yang berat, yaitu melayani bangsa Iran ."Siapa yang tidak kenal sosok pemimpin yang unik ini. Beliau benar-benar bisa dikatakan sebagai pemimpin idaman para rakyat, teladan untuk para pemimpin lainnya dan inspirasi bagi calon pemimpin generasi mendatang. Betapa tidak, walaupun telah menjadi orang nomor 1 di negaranya, akan tetapi gaya hidupnya yang sederhana tetap tidak pernah berubah. Bahkan, godaan kekuasaan, kilauan uang yang akan didapatkannya sbg presiden tidak bisa membutakan mata hatinya.
Ahmedi Nejad, adalah presiden Iran yang membuat orang ternganga, karena pada saat pertama kali menduduki kantor kepresidenan, ia menyumbangkan seluruh karpet Istana Iran yang sangat tinggi nilai maupun harganya itu kepada masjid2 di Teheran dan menggantikan karpet kantornya dengan karpet biasa yang mudah dibersihkan.
Ia mengamati bahwa ada ruangan yang sangat besar untuk menerima dan menghormati tamu VIP, lalu ia memerintahkan untuk menutup ruang tersebut dan menanyakan pada protokoler untuk menggantinya dengan ruangan biasa dengan 2 kursi kayu, meski sederhana tetap terlihat impresive.
Di banyak kesempatan ia bercengkerama dengan petugas kebersihan di sekitar rumah dan kantor kepresidenannya.
Di bawah kepemimpinannya, saat ia meminta menteri2 nya untuk datang kepadanya dan menteri2 tsb akan menerima sebuah dokumen yang ditandatangani yang berisikan arahan2 darinya, arahan tersebut terutama sekali menekankan para menteri2nya untuk tetap hidup sederhana dan disebutkan bahwa rekening pribadi maupun kerabat dekatnya akan diawasi, sehingga pada saat menteri2 tsb berakhir masa jabatannya dapat meninggalkan kantornya dengan kepala tegak.
Langkah pertamanya adalah ia mengumumkan kekayaan dan propertinya yang terdiri dari Peugeot 504 tahun 1977, sebuah rumah sederhana warisan ayahnya 40 tahun yang lalu di sebuah daerah kumuh di Teheran. Rekening banknya bersaldo minimum, dan satu2nya uang masuk adalah uang gaji bulanannya. Gajinya sebagai dosen di sebuah universitas hanya senilai US$ 250. Hanya itulah yang dimilikinya sebagai seorang presiden dari negara yang penting baik secara strategis, ekonomis, politis, belum lagi secara minyak dan pertahanan.
Dan sampai saat ini ia masih tinggal di rumah pribadinya. Dan sampai saat ini (masa kepemimpinannya 2x di Iran) ahmadinejad masih tidur di lantai tanpa aksur sebagaimana ia tidur ketika ia masih dalam keadaan susah dahulu. Walau ia telah menjadi presiden, ia tidak membeli perabotan mahal dan kasur mahal untuk dirinya dan keluarga. Sebagaimana yang pernah ia katakan, ia tidak akan pernah tidur dikasur sampai tidak ada satupun rakyat Iran yang tidur di lantai.
Bahkan ia TIDAK MENGAMBIL GAJINYA, alasannya adalah bahwa semua kesejahteraan adalah milik negara dan ia bertugas untuk menjaganya. betapa kontrasnya ini dengan para pemimpin lainnya (termasuk pemimpin kita) dimana baru memimpin udah mulai menaikkan gajinya dan gaji para menteri ditengah kemiskinan rakyat yang dicekik oleh pajak hidup yang tinggi di negeri tercinta ini
Satu hal yang membuat kagum staf kepresidenan Ahmadinejad adalah tas yg selalu dibawa sang presiden tiap hari selalu berisikan sarapan; roti isi atau roti keju yang disiapkan istrinya dan memakannya dengan gembira, ia juga MENGHENTIKAN kebiasaan menyediakan makanan yang DIKHUSUSKAN untuk presiden.
Hal lain yang ia ubah adalah kebijakan Pesawat Terbang Kepresidenan, ia mengubahnya menjadi pesawat kargo sehingga dapat menghemat pajak masyarakat dan untuk dirinya, IA MEMINTA TERBANG DENGAN PESAWAT TERBANG BIASA DEGAN KELAS EKONOMI. Bandingkan dengan pemimpin lainnya yang meminta perlakuan khusus dan isimewa dengan menyediakan pesawat khusus kelas VIP dan menghambur-hamburkan uang negara (yang di dapat dari pajak rakyat).
AHmadinejad kerap mengadakan rapat dengan menteri2 nya untuk mendapatkan info tentang kegiatan dan efisiensi yang sudah dilakukan, dan ia memotong protokoler istana sehingga menteri2 nya dapat masuk langsung ke ruangannya tanpa ada hambatan. Ia juga menghentikan kebiasaan upacara2 seperti karpet merah, sesi foto, atau publikasi pribadi , atau hal2 spt itu saat mengunjungi berbagai tempat di negaranya
Saat harus menginap di hotel, ia meminta diberikan kamar tanpa tempat tidur yg tidak terlalu besar karena ia tidak suka tidur di atas kasur, tetapi lebih suka tidur di lantai beralaskan karpet dan selimut.bahkan dia hanya makan setiap paginya hanya roti dan nasi putih . dia pernah berkata " biarlah dia makan seadanya asalkan rakyatnya makan yg enak , biarlah dia yg kelaparan daripada rakyatnya yg kelaparan "
Sepanjang sholat, anda dapat melihat bahwa ia tidak duduk di baris paling muka. tdk sperti pemimpin lain yg jika sholat berjamaah HARUS sholat di barisan paling depan. Kalo dapat belakang dikit, berarti ga ngormatin.
dan ia tidak segan-segan mendirikan sholat di tepi jalan sekalipun jika di dalam perjalanan kenegaraannya ia tidak menemukan masjid atau mushola untuk sholat.
Dan ketika putra beliau menikah, ia melaksanakannya dengan sangat sederhana, layaknya pesta yang diadakan para kaum buruh disana, yaitu makanan pestanya hanya dari roti tradisional di Iran dan buah-buahan.
2. FERNANDO LUGO MENDEZ
PARAGUAY adalah negara paling miskin di kawasan Amerika Latin. Pendapatan utama negara ini bersumber dari produk-produk pertanian, terutama kedelai dan produk turunannya yang menyumbang lebih dari setengah hasil ekspornya, yang pada tahun 2007 tercatat 2.390 juta dolar AS. Tingkat pertumbuhan ekonominya sebenarnya cukup bagus, yaitu 6,4 persen per tahun.Dengan jumlah penduduk “hanya” 6,5 juta jiwa, negara dengan luas wilayah 406.762 km persegi ini seharusnya bisa memakmurkan rakyatnya. Namun karena negara salah urus; sempat dikuasai oleh kediktatoran selama 39 tahun, korupsi dan nepotisme merajalela, dan lebih dari sepertiga penduduknya adalah petani tanpa tanah; maka label negara termiskin di kawasan itu terpaksa disandangnya.
Fernando Lugo Mendez bukan konglomerat atau politisi bergelimang uang. Mantan uskup ini hanya pekerja sosial yang miskin. Tapi, godaaan uang dan materi ternyata tidak menyilaukan matanya ketika ia berhasil menjabat sebagai presiden di sebuah negara miskin paraguay. Ia penganut sosialisme yang mendalami ajaran Pancasila ini malah menolak mendapat gaji selaku Presiden Paraguay, yang diumumkannya pada malam sebelum pelantikannya. Keputusan Lugo ini adalah keajaiban terbesar di dunia politik, sepanjang sejarah demokrasi di jagat raya ini. Dia melawan arus besar yang berlaku di semua negara, termasuk di AS, di mana jabatan presiden memberikan privilese serta kesempatan memperkaya diri dan kelompok.
Keputusan Lugo yang mencengangkan itu disambut gembira oleh ribuan pendukungnya. Namun, Presiden Ekuador Rafael Correa mengingatkan dengan cemas,”Begitu Lugo mulai mengubah berbagai hal, serangan akan dimulai.” Serangan dimaksud bakal berasal dari kalangan kapitalis, termasuk kekuatan politik yang berkiblat ke AS.
Bukanlah kebetulan jika semua pemimpin sosialis Amerika Latin hadir dalam acara pelantikan Fernando Lugo, yang berlangsung sederhana di ibukota Asuncion. Mereka dipersatukan oleh semangat anti-Amerika Serikat, atau setidak-tidaknya berani melawan dan mengatakan TIDAK terhadap negara adi kuasa itu. Sebaliknya negara-negara yang dipimpin para politisi konservatif yang pro Amerika, yaitu Meksiko, Kolumbia, Peru, hanya mengirim utusan.
Para presiden beraliran sosialis yang hadir dalam pelantikan “presiden kaum miskin” itu antara lain Hugo Chavez dari Venezuela, Luiz Inacio Lula da Silva (Brasil), Cristina Kirchner (Argentina), Michelle Bachelet (Cili), Evo Morales (Bolivia), dan Rafael Correa (Ekuador). Kehadiran mereka membuat acara pelantikan tersebut menjadi semacam perayaan kebangkitan sosialisme gaya baru di bumi Amerika Latin.
Fernando Lugo, 56 tahun, memenangkan pemilu presiden Paraguay pada tahun 2009 April lalu. Sebelumnya dia bekerja sebagai uskup Katolik di wilayah-wilayah miskin negara yang bertetangga dengan Brasil, Argentina, dan Bolivia itu. Dia mendapat izin cuti sementara dari Vatikan, memenangkan pemilu, dan menjadi uskup pertama di dunia yang berhasil memenangkan pemilihan presiden.
Gaji presiden Paraguay lebih kecil dibanding gaji anggota DPR-RI. Menurut kantor berita Associated Press, gaji presiden Paraguay adalah sebesar 4.000 dolar AS atau sekitar Rp.37 juta per bulan. Sangat kecil dibandingkan gaji anggota DPR-RI, yaitu sebesar Rp.49 juta per bulan. Dan makin kecil lagi dibandingkan gaji Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sekitar Rp.150 juta per bulan.
Dengan menolak mendapat gaji, pengagum pemikiran Bung Karno ini akan benar-benar menjadi relawan di tampuk kekuasaan Paraguay. Lugo akan menjadi pimpinan negara di dunia yang murni volunteer alias bekerja tanpa mendapat upah. Luar biasa!
Memang, dia naik ke puncak kekuasaan di negara itu, berkat dukungan kaum miskin, terutama para petani tanpa tanah dan serikat buruh. Mungkin keputusannya itu adalah wujud solidaritas paling nyata kepada kalangan miskin, yang mencapai 35,6 persen dari total populasi.
Baginya, hidup adalah melayani…
3. PANGERAN WILLIAM
Pangeran Willian, adalah anak dari Pangeran Charles dan Lady Diana, yang kelak akan menggantikan ayahnya menjadi Raja di Inggris. Meskipun sekarang ini kerajaan merupakan simbol dan bukan kepala negara dalam pemerintahan di Inggris, akan tetapi mereka masih mempunyai kekuasaan dan keagungan tersendiri di mata rakyat Inggris. Dalam urusan politik luar negeri, mungkin memang lebih dominan ditentukan oleh perdana menteri, akan tetapi dalam pembangunan dalam negeri dan berhubungan langsung dengan rakyat masih di pegang oleh keluarga kerajaan.Dalam posisinya sebagai pangeran, William tetap rendah hati seperti mendiang ibunya. Ketika ia diwajibkan wajib militer, William tidak meminta perlakuan khusus dan berbaur dengan para prajurit lainnya selama masa pelatihan.
Ditambah lagi, diantara sejarah kerajaan, mungkin kali inilah adanya seorang pangeran yang rela tidur dijalanan ditengah dinginnya udara di musim dingin hanya untuk bisa merasakan penderitaan rakyatnya khususnya para gelandangan. Selama semalam, William benar-benar tidur di pinggir jalan bersama para tuna wisma di dekat Jembatan Blackfriars, London. Kejadian itu sudah berlangsung seminggu yang lalu, Selasa 15 Desember 2009. Namun, kabar itu baru boleh dipublikasikan ke kalangan media massa, Selasa 22 Desember 2009.
Dalam acara tidur bersama para gelandangan, William didampingi oleh Seyi Obakin, yang merupakan ketua yayasan tuna wisma Centrepoint. William juga merupakan pelindung yayasan itu sejak 2005 seperti ibunya, Putri Diana yang juga dikenal aktif dalam berbagai kegiatan amal dan menaruh perhatian besar bagi kalangan tuna wisma. Sebelum wafat pada 1997, Diana pun juga menjadi pelindung bagi Yayasan Centrepoint.
Putra sulung Pangeran Charles berusia 27 itu mengaku merasa sedih setelah merasakan tidur di pinggir jalan. "Setelah menjalaninya selama semalam, saya tidak bisa membayangkan bagaimana rasanya tidur di pinggir jalan Kota London setiap malam," kata William, Selasa 22 Desember 2009.
"Kemiskinan, gangguan mental, dan ketergantungan minuman beralkohol serta memiliki keluarga yang selalu ribut menyebabkan mereka menjadi tuna wisma dan tetap demikian," lanjut William.
Pewaris tahta nomor dua kerajaan Inggris itu berharap, dengan merasakan tidur di pinggir jalan, dia bisa memberikan peran yang lebih besar lagi untuk membantu kaum yang rentan di pinggir jalan.William bergabung dengan para tuna wisma dengan mengenakan celana jeans, kaus biasa, dan sweater serta topi kupluk. Sementara itu, Obakin mengungkapkan bahwa William sudah menyatakan niatnya untuk tidur bersama tuna wisma sejak Maret lalu. "Dia punya keinginan kuat untuk memahami berbagai masalah kaum muda yang menjadi tuna wisma," kata Obakin.
"Bagi saya, tidur di pinggir jalan] itu adalah pengalaman yang mendebarkan. Di luar sana, cuaca dingin sangat menyengat dengan suhu hingga minus 4 derajat celcius. Pangeran William pun merasakan situasi yang sama," kata Obakin.
Mereka berdua harus mencari tempat senyaman mungkin untuk tidur, yaitu berada di balik sejumlah bak sampah. Mereka tidur selonjor dengan hanya dilapisi kantung tidur.
Setelah merasakan jadi tuna wisma selama semalam, William kini menjalani latihan sebagai pilot helikopter penyelamat (SAR) milik Angkatan Udara Inggris agar ia bisa menolong rakyatnya jika terjadi bencana alam.
Sekali lagi, inilah cerminan dari (calon) pemimpin yang mengabdikan dirinya untuk rakyat...
Semoga, profil-profil tealdan para pemimpin tersebut bisa menajdi inspirasi bagi pemimpin dan calon pemimpin kita, bahwa jabatan yang mereka pegang saat ini adalah amanah dari rakyat dan digunakan untuk melayani rakyat. Bukan untuk memperkaya diri bahkan merugikan rakyat.