Tiba-tiba aja teringat kenangan waktu kecil dulu. Hmm,,, jadi bernostalgila deh. Hmmm,,, pengalaman paling dini yg masih Mia ingat itu apa aja ya. Banyak sih hahahaha,,, Mia batasin saat Mia belom TK aja deh,,, sekitar umur 1-4 tahun^^
1. Dengan nenek buyut
Nenek buyut Mia meninggal ketika Mia berumur 1 tahun 3 bln. Jadi ini kenangan sebelum beliau meninggal, ketika beliau masih sakit-sakitan. Mungkin umur Mia masih 1 tahun. Ga tau lebih pa kurang. Mia memanggil beliau dengan panggilan Iyak.
Waktu itu, Mia baru pulang menginap dari rumah nenek (ibunya papa). Ketika kami pulang ke rumah (nenek buyut tinggal bersama kami) Mia langsung berlari-lari kekamar beliau. tanpa melepaskan sepatu langsung merangkak naik ke atas ranjang beliau (masih ingat si mama ngedumel nyuruh lepasin sepatu) lalu bertanya
"iyak dah sehat?"
Beliau orang yang mudah terharu, walau kata nenek Mia (anak iyak, ibu dr mama) beliau waktu muda adalah seorang wanita yang galak dan tegas bgt, cowok aja takut ma beliau karena galak (nurun ke cicitnya hahahaha) tapi beliau mudah tersentuh. Masih teringat dalam ingatan, beliau menangis terharu hanya karena pertanyaan asal lewat Mia.
"Aduh,, kamu memang cicit Iyak yg paling perhatian ma Iyak."
Trus aku dicium oleh beliau berkali-kali. Mia kala itu ga ngerti, kenapa beliau bisa menangis seperti itu hanya karena pertanyaan yg sederhana. Ternyata, mungkin itulah terakhir kalinya aku menanyakan keadaan beliau. Ga lama beberapa minggu setelah itu, beliau meninggal :'(
2. Dengan kakek (Ayahnya mama)
Kebiasaan keluarga Mia dulunya ketika kakek masih hidup yaitu kita sekeluarga mesti berkumpul terlebih dahulu dipagi harinya sebelum beraktifitas. Jadinya, si papa yang paling disiplin diantara semuanya untuk berangkat kerja pagi-pagi buta, menunda setengah jam keberangkatannya untuk bisa menghadiri pertemuan pagi akbar ini (titah mertua gitu loch wkwkwkwkwk)
Kami berkumpul hanya sebentar, cuma minum teh bersama dan para orang dewasa saling berbincang-bincang. Perbincangan yang tidak menarik dan tidak Mia mengerti di kala itu (Mia kira-kira berumur 2 tahun. Karena Kakek Mia di bawa ke rumahsakit Caltex -yg skrg bernama Chevron, waktu Mia berumur sekitar 2,5 tahunan. Dan beliau meninggal ketika Mia berumur 3 tahun)
Satu-satunya yang menarik perhatian Mia adalah busanya teh telur, yang selalu disiapkan untuk kakek dan nenek Mia. Teh telur yang baru jadi, mempunyai busa yang manis dipermukaannya. Jika teh nya mendingin, maka busanya akan menghilang. Jadi mesti diminum selagi panas, karena busanya itu sangat manis and yummy *ngiler*
Stiap pagi itulah, ritual Mia dan abang 'mengemis' ke kakek dan nenek minta jatah busa teh nya. Dan suatu hari itu, si papa tiba-tiba menegur kami (lbh tepatnya memarahi hehehehe)
"Kalo kalian ambil busanya terus, ga akan manislah teh telur pakdang ma ibuk!! (panggilan kami ke kakek dan nenek). Jangan diminta-minta lagi!." Titah si papa
"Ga apa-apa, namanya juga anak-anak, apsti suka yg manis2. janganlah dimarahi." Ujar kakek Mia.
Krn kakek udah bersuara membiarkan kami mengambil jatah busa di teh beliau, si papa pun mingkem. Asiiiiiiiiiik,,,
Tapi kebiasaan kami berkumpul pagi hanya berlangsung selama kakek Mia masih hidup. Ketika beliau jatuh sakit dan kemudian meninggal, kami ga pernah mengadakan ritual kumpul pagi-pagi seperti itu lagi. Semuanya sibuk dengan aktifitas masing-masing lalu pergi. Dan tinggal lah diriku sendirian (kan masih 3 tahun, blm sekolah T.T)
3. Dengan para kucing
Semenjak bayi, Mia sudah berteman akrab dengan para kucing. Maklum, tante mia penyayang kucing sejak beliau remaja. Dan rumah Mia bersambungan dengan rumah tante. Dan bisa dibilang, masa kecil sampai masa remaja Mia, lbh banyak dirumah tante daripada dirumah sendiri hahahaha. Jadinya, dah terbiasa 'berteman' dengan kucing sejak bayi. Apalagi jumlah kucing-kucingnya tante Mia sangat banyak. Bisa mencapai 15 ekor, bahkan lebih. Kadang-kadang suka diminta oleh kerabat kami, sehingga populasinya jadi berkurang menjadi 7 ekor, tapi ga lama kemudian beranak lagi. Weleh-weleh,,,
Semenjak kakek Mia meninggal, nenek pun jatuh sakit. Jadinya beliau di bawa oleh om Mia (anak tertua dr nenek Mia) ke Riau, untuk berobat di rumahsakit Caltex, yang kala itu rumahsakit paling modern, karena diperuntukkan untuk para karyawan Caltex yang notabene 40% orang bule dari Amerika yg kerja disana.
Jadilah, ga ada yang mengurus Mia. Papa, mama dan tante pegawai. Jadinya pasti tugas tiap harinya. Sedangkan si abang sekolah. Untuk cari pembantu, si mama dah kapok. krn dah 3x suka dapetnya pembantu yang ga bener kerjanya. Malah ada aja barang-barang yang hilang. Sejak itu, si mama males memperkerjakan pembantu.
Untuk menitipkan Mia ke tetangga juga ga mungkin. karena tetangga juga kebanyakan pedagang dan pegawai. Jadi sama aja sibuknya. begitupun ke saudara, mereka juga pedagang. Mau ga mau, Mia ditinggal sendiri di rumah. Mia sih ga masalah, krn ada kucing-kucing yang nemenin hohohoho
Berbekal dengan Roti kesukaan Mia (namanya Roti Malabar) yang berwarna hijau dan merah dan didalamnya terdapat mentega yang enak banget dengan segelas besar air teh lengkap dengan segerombolan kucing-kucing yang nemenin, daku pun resmi ditinggalkan sendirian sampe sore (makanya ampe sekarang benci dengan kata 'dadah'. Karena mengingatkan Mia akan ditinggal sendiri >.<) Tapi siang harinya si abang dah pulang. Jadinya bisa main kalo si abang dah pulang, karena Mia dikunci dr luar biar ga bisa keluar main dijalan. Takut diculik alasannya hahahaha (untung aja ga ada kebakaran. Wewww,,,)
Kegiatan Mia waktu ditinggalkan, yaa bermain ma kucing. Permainan favorit hide and seek atau main kejar-kejaran. Setelah capek main, trus makan roti. Sambil makan, sambil ngelus kucing dan berbagi roti dengan kucing-kucing yang duduk menanti pembagian jatah roti mereka. Sehabis kami kenyang, kami sama-sama tidur bergulung di atas karpet (ampe skrg gaya tidur Mia jadi kayak kucing. badan, melingkar/bergulung gitu >.< walau pas awalnya tidur lurus. Pasti bangun-bangun badan dah melingkar kyk kucing. Can't help it =.=)
Mungkin karena inilah, Mia akhirnya jadi asma. Makan dan tidur bareng ma kucing terus hahahaha
4 . Kelereng palsu
Kejadian ini Mia ga ingat umur berapaan. tapi masih belum sekolah. Kira-kira 3-4 tahunan lah. Di hari minggu paginya, Mia main di pekarangan depan bareng papa dan mama. Aktifitas kami : mencari kelereng.
teman-teman si abang banyak bermain kelereng didepan pekarangan rumah kami. jadi kadang-kadang ada kelereng mereka yg ga bagus lagi atau ga sengaja jatuh di pekarangan kami yang ditumbuhi berbagai macam jenis bunga-bunga bonsai atau tanaman besar lainnya.
Jadinya, minggu itu si papa pengen hunting kelereng 'nyasar' disana. jadinya kami bertiga sibuk mencari tu kelereng disana sini.
Lalu, si mama membawa kelereng aneh. Berwarna hitam dan permukaannya berbuku-buku. Tidak licin seperti kelereng biasanya.
ih, aneh deh kelerengnya. Ga spt biasanya. kata mama sambil menyodorkan tu 'kelereng' ke mia.
Akupun memainkan kelereng aneh itu dengan jemariku yang masih mungil. Untung aja papa lebih teliti memperhatikan tu kelereng. Setelah beliau mengamati tu kelereng, beliau seperti yang panik gitu dan langsung membuang kelereng aneh itu dari tangan mia dan memarahi mama.
"itu laka-laka (red: sejenis nama insecta yg masih family dg kaki seribu, tetapi laka-laka ini mempunyai cangkang yang keras dan mengkilat dan bisa bergulung menyerupai sebuah kelereng jika dia merasa terancam. Dan laka-laka ini juga mempunyai bisa seperti kaki seribu. Mia ga tau apa nama hewan ini di bhs Indonesianya. Di tmp kami namanya laka-laka). Hati-hati kalo ngasih sesuatu, kalo Mia tersengat gimana. Kan berbisa!!"
Si mama cengengesan innocent aja. Habisnya dikirain kelereng ma beliau hahahaha
5. Ke kebun binatang dan Seaworld di Jakarta
Kami jaraaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaang banget bisa pergi bareng papa. Maklum, sibuk mulu. Jadinya, suatu hari, ga tau ada acara paan, si papa ngajak ke Jakarta, lengkap beserta Om dan Tante (adik si papa) tempat Om kami (kakak sepupu papa) yang tinggal disana. Kami perginya waktu itu dengan bus. Mia ga begitu ingat perjalanannya karena kata si mama, Mia tidur terus hahahaha,,, Kayaknya dah kebiasaan waktu kecil, kalo pergi jauh-jauh pasti tidur. Soalnya kalo ga tidur, bisa mabok darat @.@
Dan hal yang paling Mia benci selama diperjalanan, adalah memakai rok!!! Paling benci pake rok karena aneh aja rasanya ga ada kain yang nutupin kaki. Dah kebiasa pake calana panjang sih hahahaha. Tapi berhubung kalo pergi ma papa, mesti pake rok. Ga bisa bilang engga. takut soalnya ma si papa. Kepaksa nurut deh T.T
Waktu di Jakarta, kami banyak foto-foto. Salah satunya Mia difoto-in bertiga (abang, Mia dan salah satu sodara sepupu kami, Sony) di jejerin duduk di atas lemari. Ya elaaaaaaah, dah kayak boneka aja kaminya =.= dan kala itu Mia ingat banyak nangisnya, tapi ga ingat, nangis karena apa. Apa mgkn karena takut ma ketinggian saat di tarok di atas lemari kali atau lagi-lagi kesal karena dipaksa pake rok hahahahaha ga ingat alasan nangisnya krn apa =.=!
Trus, kami kekebun binatang. Ada lucunya, pas mama dan tante mau foto di kandang gajah, tau-taunya tu gajah melemparkan bom molotov-nya alias pup nya ga jauh dari si mama dan tante berfoto. Ga ayal, mama dan tante jerit2 takut kena hahahahaha
Trus, kami ke seaworld. Mia kala itu ga ngerti. kenapa kami duduk di dalam sebuah ruangan besar, mana rada gelap lagi. Dan orang-orang memandang ke atas kaca raksasa yang ga tau pada ngeliat paan. Ga jelas, ga menarik, dan membosankan. Menurut Mia kala itu (setelah gede sekarang baru mengerti, ternyata kami dikala itu berada didalam perut Aquarium raksasa, yang dari dalam bisa melihat lumba-lumba apa ikan hiu apa paus. ga ingat liat ikan paan dari dalamnya =.=)
Yang Mia ingat, Mia karena bosan, lari sana sini sambil teriak2 gajebo lalu di "sssssssstttt" sama om Mia karena berisik. Makanya dulu Mia nyangka kami ada di dalam rumah sakit waktu itu. Karena waktu menjenguk kakek Mia di rumah sakit, Mia jg ga boleh lari-larian dan berteriak-teriak dan di "ssssssssssttt"-in juga. LOL
6. Swimming phobia
Ini juga masih kejadian waktu umur 3 tahun lebih. Soalnya waktu itu si papa baru beli mobil dikala umur Mia 3 tahun lebih gitu deh. Suatu hari, si papa ngajak kami mandi-mandi ke ngarai Sianok. Ngarai yang terkenal sebagai tempat wisata di negeri kami. Jaraknya hanya setengah jam lebih dari tempat kami jika pake mobil. Dan di sana, ada aliran sungai yang jika di musim panas maka airnya akan mengalir tenang, sangat jernih dan tidak begitu dalam (dibawah lutut orang dewasa). Kalo di musim hujan, bisa diatas lutut bahkan sepinggang orang dewasa. Sekarang tempat itu banyak diadakan kegiatan off-road bagi pecinta off-road mobil2 gede kayak Jeep.
Karena dikala itu musim panas, jadi alirannya ga gitu deras dan aman untuk anak-anak bermain. Waktu itu, ada seorang tetangga kami yang ikut, namanya Suri, karena dia lebih tua 2 tahun dari si abang, kami memanggilnya Uni Sur. Saat kami sampai, kami langsung terjun berenang di aliran sungai Sianok yang jernih. Sedangkan papa dan mama menggelar tikar untuk menyiapkan makan siang, Piknik kata lainnya :P
Tapi, di kala kami asik bermain, tiba-tiba terasa ada yang menarik pergelangan kaki Mia dengan kuat yang kemudian Miapun hanyut terbawa arus yang semulanya tenang seakan-akan menjadi liar. Mia berteriak meminta tolong, tapi apa daya,,, ketika itu udah tenggelam di bawah permukaan air sehingga suara Mia hanya keluar dalam bentuk gelembung-gelembung udara. Mia masih ingat, berjuang untuk mendapatkan udara dengan berusaha menggapai-gapai kepermukaan air. Tak kala berhasil mencapai permukaan walau hanya beberapa detik, teriak-teriak meminta tolong, tetapi jarak ma si abang ternyata udah cukup jauh dan jadi tidak kedengaran ma dia. Selain itu, dia lagi asik bermain dengan Ni Sur.
Sesuatu itu terus menarik Mia ke dalam air tak kala setiap Mia berhasil mencapai kepermukaan air. Timbul-tenggelam, timbul-tenggelam. Seperti itu terus berulang-ulang kali. Dan akhirnya benar-benar tenggelam karena airnya semakin dalam. Mia menggapai-gapai apa saja yang ada didalam sungai itu. Mencoba bertahan agar tidak semakin terseret oleh arus. Tapi batu-batu tersebut kebanyakan batu-batu kecil yang licin oleh lumut. Sehingga tidak mampu menahan beban dari badan Mia dan akhirnya batu-batu kecil itu tercongkel lepas dari tanah sungai tsb. Dan, syukurlah pada akhirnya ada sebuah batu besar didalam sungai itu yang berhasil Mia gapai lalu mencengkeramnya erat-erat.
Berhasil!
Setidaknya Mia tidak terseret lebih dalam lagi kedalam pusaran aliran sungai. Tapi, makin lama cengkraman jari Mia semakin melemah karena udara diparu-paru smakin habis. menuntut untuk menggantikannya dengan udara yang baru. Tak kala cengkeraman Mia semakin melemah, tau-taunya tubuh terasa terangkat ke udara. Dan ternyata itu si papa yang mengangkat Mia dari kuburan air tersebut!
Sambil terbatuk-batuk karena menelan banyak air, terdengar suara menggelegar si papa marahin si abang karena lalai menjaga Mia. Si abang ga ngeh, kalo Mia tau-taunya dah ga ada, krn setau dia, Mia bermain dibelakang punggungnya,d an aliran sungai tidak deras. Dia ga nyangka Mia bakal kebawa arus sungai. Tapi tak kala melihat pergelangan kaki Mia, semuanya terdiam. Ada bekas seperti jari tangan berwarna biru gelap di pergelangan kaki Mia.
Memang, dibalik keindahan panorama Sianok, sudah ga aneh lagi bagi orang-orang disana, bahwa setiap tahunnya pasti ada yang mati tenggelam disana. Istilahnya, tempat itu meminta tumbal. Dan kayaknya, tahun itu, tempat itu belum ada mendapatkan korban dan jadilah Mia, korban yang mereka minati di kala itu. Pantesan aja, sewaktu berenang (yang ketinggiannya cuma dibawah pinggang Mia) dengan aliran yang tenang, tiba-tiba bisa terseret jauh hanya dalam beberapa detik saja, seolah-olah ada yang menarik kaki Mia.
Well,, dunia itu memang penuh misteri. Tapi sejak itu, Mia rada trauma berenang. kalo sebatas masuk kedalam air sih, ga apa2. Tapi kalo kepala udah ikutan terendam, Mia suka panik dengan sendirinya. Ingatan disaat tenggelam di dalam air itu, masih teringat jelas sampai sekarang. Selain itu, telinga sebelah kanan rada terluka, karena mgkn disaat Mia bernapas dengan panik didalam air, jadi tekanan udara ditelinga jadi ga stabil sehingga meulkai sedikit gendang telinga. makanya kalo naik pesawat, suka rada terganggu telinga kanannya, menghentak-hentak kayak ditikam ma paku disaat tjd turbulensi udara, atau disaat mau take off =.=
(bagi yang mengalami hal serupa, disarankan melakukan gerakan mengunyah atau kunyah permen karet. Karena dengan gerakan mengunyah bisa meminimalisir sakit ditelinga karena perubahan tekanan udara di pesawat)
7. My favo clothes
Ini jg masih di kala umur 3-4 tahun (belum sekolah). Mia punya baju favo. Walaupun ni baju adalah bekasnya si abang ketika dia berumur 3-4 thn juga, tetapi Mia sangat suka dengan baju itu. Warnanya merah dengan kancing flip-flop berwarna putih mengkilat. Bahannya bajunya sangat enak dipakai. Bener-bener nyaman dhe pokoknya.
Saking senangnya ma tu baju, walau dah kotor sehabis main kelereng, layangan atau gulat ma si abang di pasir (abang mia suka main gulat alias banting-bantingan kyk pemain smackdown gitu, untung aja ga patah tulang Mianya kwkwkwkwk), paling emoh di suruh si mama buka tu baju. Pas dah kena jurus capitan kepiting dr si mama, baru deh, di iringi dengan tangisan bak telenovela, akhirnya tu baju direlain berpisah dari mia untuk dicuci.
Pokoknya, kalo dah pake baju itu, paling sulit nyuruh Mia ngebukanya. Pasti pake adegan capitan kepiting (alia di cubit) dan tangisan yang membahana. Dan ketika Mia dah TK, terpaksa merelakan tu baju ga bisa dipakai lagi. Dah ga muat soalnya. Hiks,,, bye-bye my favo clothes. I will remember every moments that we have been through T.T