Senin, 31 Agustus 2009

Sebuah Kebenaran Yang Menyakitkan

Sore ini, Mia menerima sebuah pesan "perang dingin" di shoutmix dari seorang warga Malaysia. Mungkin ada beberapa teman-teman yang menerimanya juga. Id-ya Indon Tengik. Ya Mia meluncur deh ke TKP, dan terkejut melihat isi websitenya adalah bentuk penghinaan terhadap Indonesia. Awalnya pengen marah juga, tapi mengingat banyak juga website-website dari Indonesia yang mengandung penghinaan terhadap Malaysia, ya Mia mengurungkan niat untuk membalasnya. Ini yang mungkin dinamakan hukum sebab akibat. Kita menghina, mereka juga menghina. Trus kita balas menghina mereka, mereka juga ngebales balik. Kalo kayak gitu terus, kapan selesainyaaaaaaa.... Kayak lingkaran setan aja. Jadi, mari hentikan perbuatan hina menghina ini, ga bakalan bisa mecahin permasalahan kalo kayak gini terus. Dikit2 ngomong ganyang Malaysia... omong doang deh. Daripada sibuk hina menghina sehingga mengaburkan permasalahan yg makin keruh, Mari kita lihat apa penyebab permasalahan ini sehingga kita tau letak permasalahnnya dan memperbaiki diri kita agar dimasa depan ga akan terjadi lagi seperti ini.

Jika kita menghina mereka atas kasus pencurian mereka baik dari segi Politik dan budaya. Dan mereka menghina kita atas penghinaan kita dan merasa apa yg mereka klaim itu adalah milik mereka
Berikut kutipannya: http://arezeo.blogspot.com/2009/08/indonesia-makin-kuat-menyalak.html
"Dalam berita di atas, ternyata media Indonesia melakukan provokasi dengan penuh fitnah terhadap Malaysia. Kononnya Malaysia mengklaim batik tujuh tahun yang lalu. Terbukti ini adalah provokasi dan adu domba. Kain batik Malaysia telah wujud sejak ratusan tahun lalu. Nenek aku pun pakai kain batik Malaysia. Kain batik Indonesia hanya digunakan sebagai kain basahan, kain lap lantai dan paling terhormat pun sebagai kain menutup mayat kerana warnanya yang kusam.

Begitu juga angklung dan kuda kepang. Sudah ada di Malaysia sejak beratus-ratus tahun lampau. Paling melucukan, kerana isu remeh macam ni, mereka hendak menghalau Duta Besar kita dari Indonesia. Sungguh keanak-anakan sikap mereka. Dalam klip video di atas juga seorang mat salleh mengakui angklung itu berasal dari Malaysia. Sudah terbukti ke seluruh dunia, Indonesia pula membuat ulah dan fitnah."

Dan mengenai tarian pendet, mau ga mau Mia mengakui kalo bangsa kita ini kemakan bulat-bulat berita provokasi dari media. Seperti halnya pemberitaan media mengenai kematian Noordin M Top kemaren, betapa hebohnya media menggembar-gemborkan berita itu tanpa melakukan cek dan ricek terlebih dahulu. Padahal kepolisian tidak ada memberikan pernyataan bahwa mayat yang ditemabk itu adalah mayat Noordin, tetapi media udah mengklaim terlebih dahulu secara heboh. Ampe presiden pun percaya ma berita itu dan memberikan ucapan selamat kepada pihak kapolres. Dan lebih memalukannya lagi, ternyata berita yang digembar-gemborkan media itu SALAH. Ternyata itu adalah mayat Ibrahim, bukan Noordin. Dan menyebalkannya, media tidak meminta maaf kepada masyarakat atas kesalahan pemberitaan mereka. Dengan arogansinya media tetap muncul dengan wajah "sok innocent" seolah-olah salah pemberitaan itu ga pernah terjadi.

Kesalahan ini kembali terulang, ketika media menggembar-gemborkan pemberitaan "Pengklaiman Tarian Pendet Oleh Malaysia". Dan apa yang terjadi? Rakyat kembali menelan bulat-bulat isi berita itu dan melancarkan sumpah serapah ke Malaysia. Beberapa minggu dari berita itu, terungkaplah bahwa yang membuat iklan itu dari pihak ketiga yaitu Discovery Channel yang berpusat di Singapura.

Kutipan dari: http://www.suarakarya-online.com/news.html?id=234471






Asisten Khusus Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Ketut Wiryadinata menjelaskan, dalam klarifikasi itu, Norman Abdul Halim mengakui bahwa Kru Studios memang membuat enam film dokumenter (bukan iklan) "Enigmatic Malaysia", yang ditayangkan di Discovery Channel. Pembiayaan pembuatan film dokumenter itu murni produksi swasta dan tidak dibiayai pemerintah. Walaupun demikian, keenam seri "Enigmatic Malaysia" itu telah melalui proses skrining yang dilakukan Pemerintah Malaysia, dalam hal ini Kementerian Penerangan, Komunikasi dan Kebudayaan melalui Perbadanan Kemajuan Film Nasional Malaysia (FINAS).

(seputar Indonesia 28/08/09)
Selain itu dengan tegas, pihak Malaysia menjelaskan tidak pernah mengklaim tarian pendet tersebut sebagai budaya mereka seperti yang menjadi pemberitaan di media.Untuk pendet sendiri, Malaysia sendiri mengkonfirmasi, "Kami tidak pernah sekalipun mengklaim itu budaya kami karena itu bukan budaya kami. Film documneter enigmatic itu adalah buatan swasta yaitu Kru Studio, bukan dari pemerintah. Film documenter itu memang telah melalui proses skrining dari pemerintah.Film aslinya dari pihak kru studios, tidak pernah memasukkan still gambar tarian pendet didalam iklan mereka. Dan bahwasanya kesalahan dari pihak ketiga yaitu discovery channel yang melakukan editing picture tanpa sepengetahuan pihak kru studio. Dan pihak Discovery Channel yang merupakan pihak Singapura sudah kami layangkan teguran untukperbaiki dan menghapus still gambar tersebut." (konfirmasi kedubes Malaysia kepada deplu dan Menteri Kebudayaan) />

Dan, iklan tersebut bukan iklan pariwisata. Akan tetapi iklan untuk film documenter budaya untuk discovery cahnnel. Semunculnya iklan promo program tersebut yang menampilkan still photo beberapa ikon dari seri program "Enigmatic Malaysia", seakan-akan menggambarkan bahwa tayangan tersebut adalah iklan promosi pariwisata Malaysia, meski hal tersebut tidak dimaksudkan demikian. Terkait dengan kontroversi yang ditimbulkannya, pihak Discovery Channel telah menarik iklan promo program film documenter "Enigmatic Malaysia" seri batik. Pihak Discovery Channel pun menyatakan bahwa still photo tari pendet dalam iklan promo program tersebut merupakan kesalahan yang dibuat oleh staf promosi on air Discovery Channel, dan untuk itu pihaknya akan mengirimkan surat permohonan maaf secara resmi. Alasan pihak discovery memasukkan gambar gadis penari yg menjadi kontroversi itu adalah dimaksudkan untuk salah satu film documenter untuk seri batik maka mereka memasukkan penari yang meamkai corak batik yang diakui oleh mereka tidak diteliti lebih dahulu dari negara mana gambar itu berasal.


Skemanya kayak gini: Pihak swasta yaitu PH Kru Studio membuat 6 film documenter enigmatic Malaysia, (seri yg kontroversi ini adalah seri documenter batik) ---> 6 iklan di setujui dan lulus dari screaning dari pemerintah ---> Pihak swasta yang tersebut menjual film documenter mereka kepada pihak Discovery Channel (kayak Production House kita menjual film mereka ke pihak RCTI atau TV swasta asing dinegara lain) ---> Pihak Discovery Channel bagian Staff Promosi On Air, melakukan editing terhadap salah satu seri documenter yaitu seri batik tersebut tanpa sepengetahuan pihak Kru Studio, karena 6 iklan itu sudah menjadi milik Discovery channel, bukan milik Kru Studio lagi ---> Media Indonesia memberitakan Malaysia mengklaim tarian pendet karena melihat iklan promo film documenter yang disangka sbg iklan Pariwisata ---> Masyarakat terpengaruh (seperti halnya pemberitaan Noordin) dan bertindak heboh dengan memaki dan menyumpah ---> Setelah ditelusuri lebih jauh, ternyata pihak yang bersalah disini adalah pihak media Discovery Channel di Singapura, bukan pihak Media Malaysia.

Film dokumenter versi asli (versi dari PH Kru Studio sebelum di retouch oleh pihak Discovery) disaksikan kembali oleh KBRI Kuala Lumpur bersama Asisten Khusus Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Ketut Wiryadinata tidak ditemukan apa pun yang menyatakan bahwa Malaysia melakukan klaim terhadap salah satu budaya Indonesia. Dalam narasi dokumenter Batik tersebut juga dijelaskan fakta bahwa batik berasal dari Pulau Jawa, Indonesia, dan kemudian berkembang juga di Malaysia dengan ciri khas tersendiri. Di salah satu tayangan seri Batik itu ditampilkan sebuah tarian Indonesia, yang setelah diamati merupakan tarian yang berasal dari Jawa. Tari pendet tidak digambarkan dalam seri dokumenter Batik tersebut.

Dan permasalahan tari pendet ini, malah tidak mendapatkan tanggapan di Malaysia, karena mereka memang merasa tidak punya kebudayaan seperti Tari Pendet dan tidak pernah mengklaimnya sama sekali seeprti pemberitaan yang ada di media kita. Kutipan dari Okezone:

JAKARTA - Kasus klaim negara Malaysia atas tari pendet, Bali yang menuai banyak kontroversi di Indonesia ternyata tak sedikitpun diberitakan di Malaysia.

"Tidak ada berita tentang begitu di sini, memang di sana (Indonesia) sedang ramai ya," ujar Nabil Ahmad Fauzi, mahasiswa di Univeritas Kebangsaan Malaysia kepada okezone, . Penelusuran okezone di beberapa media seperti Berita Haria, Utusan Malaysia, Bernama, dan Malaysia Kini juga tidak ditemukan pemberitaan yang menyangkut kontroversi klaim budaya ini.Selasa (25/8/2009)

Jadi sudah jelas, media kita terlalu menggembar-gemborkan suatu permasalahan yang dimana mereka tidak menyelidikinya secara teliti akan kebenarannya (keingat kasus Noordin m top lagi en plus kasus Manohara yang dulunya semarak di media kita dan sekarang dah padam sendirinya karena media mulai tidak mempercayai Manohara lagi.) dan rakyat kita juga, termakan begitu saja atas pemberitaan media sehingga kitanya ribut-ribut sendiri kepada pihak yg salah, yang harusnya protes ke pihak discovery channel di Singapura.

Seperti yang dikatakan oleh blogger Malaysia (yg mana cukup menampar kita dengan keras...)
http://arezeo.blogspot.com/




Aku rasa lucu apabila membaca berita Indonesia bahawa negara Malaysia mengklaim tari Pendet. Aku sendiri pun tak pernah dengar tari pendet tu apa. Yang pasti, rakyat Indonesia hanya menyalak-nyalak. Lebih memalukan mereka umpama anjing menyalak bukit kerana di Malaysia, isu tari pendet ini tidak pernah diberitakan.Budaya pendet yang penarinya berpakaian seksi (hanya berkemban) pasti bukan budaya Malaysia. Tuduhan Indonesia bahawa Malaysia mengklaim tari pendet adalah lucu dan satu fitnah. Bagi aku, biar saja rakyat Indonesia terus menyalak dan menyalak isu klaim budaya ini. Kita di Malaysia tidak rugi apa pun. Ini hanya satu provokasi dari media Indonesia.

Ya memang benar, dari mengurusi salakan Indonesia tentang itu dan ini, lebih baik kita meraikan hari Merdeka yang hampir dekat. Yang pasti, negara Malaysia lebih maju dari Indonesia walaupun baru 52 tahun merdeka. Selepas 64 tahun merdeka, rakyat Indonesia masih menjadikan kolong jambatan sebagai rumah mereka. Lihat gambar sebelah. Bukan itu saja, rakyat mereka sendiri menghina bendera Indonesia dengan menjadikannya alas meja. Bukan saja penduduk bawah kolong jambatan menjadikan bendera Indonesia sebagai alas meja, sebuah hotel terkemuka di Jakarta dengan penuh patriotisme menghasilkan alas meja yang berunsurkan si Sang Saka Merah Putih itu. (Lihat gambar). Alas meja dan kerusi itu dibuat sempena HUT RI ke-64. Jika Indonesia menganggap ini adalah cara patriotik mereka, bagi aku, ini adalah satu penghinaan apabila bendera dijadikan sekadar alas meja. Di atas meja bendera Indonesia itu nantilah akan tertumpah kuah dan makanan. Bayangkan rupa bendera Indonesia yang penuh dengan kuah rendang, belacan (terasi), kunyit dan tempe.

Bukan itu saja. Mereka turut menghasilkan kerusi berunsurkan bendera yang diakui sendiri rakyatnya sebagai tidak laku [sumber] sebagai simbol hari kemerdekaan. Terlalu hina bagi sebuah bendera apabila ia dijadikan alas punggung.

Salam 1 Malaysia untuk semua. Sama-sama kita doakan semoga Malaysia terus maju dan makmur.

PS: Aku sendiri rasa malu kalau tari pendet ini adalah tarian Malaysia. Sudah lah berpakaian hanya menutup buah dada, pergerakannya pulak meniru dewa Hindu. Biarin saja si negara miskin itu. Anjing kalau menyalak panjang, lama-lama senyap juga. Tak pun, mati terus.



Memang bikin naik pitam ngebacanya, akan tetapi... Mia ga bisa memungkiri ada beberapa kenyataan yang disampaikan oleh blogger tersebut, seperti kita terlalu menerima pemberitaan media mentah-mentah, negara kita yang duluan merdeka tetapi ga semaju di Malaysia, dan yang terpenting sikap kita yang kurang menghargai negara kita, lambang, simbol dan warisan budaya kita sendiri. Coba kesampingkan emosi kita terlebih dahulu, gunakan logika untuk menilai kebenaran dibalik penghinaan ini. Lebih jelasnya, silahkan teman-teman baca sendiri blog dari salah satu blogger Malaysia tersebut. Kata-katanya menyakitkan memang, tapi apa yang diungkapkannya memang itu yang terjadi di negeri tercinta kita.

Dan hmmm... mengenai budaya seperti batik, reog, tari pasambahan dan lain-lainnya, sudah berusia ratusan tahun di kedua negara tersebut. Karena budaya yang sama itu sudah tumbuh selama beratus-ratus tahun di dua negara ini makanya tak heran jika kita merasa budaya itu adalah milik kita krn kita mengenalnya udah sekian generasi begitu pula dengan malaysia yang udah mengenalnya selama selama sekian generasi juga. Tak heran kedua negara ini mempunyai rasa memiliki atas budaya tersebut. Walau ada terdapat sedikit perbedaan spt batik. Walau sama-sama batik tetapi mempunyai ciri kekhasan yang berbeda, dan tradisi reog, walau sama-sama reog tetapi ada sedikit perbedaan dengan bentuk muka reognya.

Akan tetapi, sekarang adalah era hukum. Jika kita memang merasa itu adalah budaya kita, seharusnya kita bertindak cepat untuk mengklaimnya, seperti yg dilakukan oleh pemerintahan Malaysia. Karena mereka merasa memiliki, jadinya mereka segera mengklaim dan mempromosikannya. Walaupun sebagai bangsa Indonesia, kita merasa marah atas "pencurian" budaya tersebut (karena budaya itu udah tumbuh juga beratus-ratus tahun di Indonesia). Tapi... kita ga bisa juga menutup mata dari penyebab kenapa budaya tersebut juga tumbuh beratus-ratus tahun di sana, hal ini dikarenakan:

1. Kedua bangsa (Indonesia-Malaysia) Berasal Dari Satu Nenek Moyang
Hal ini mungkin karena dahulunya (jauh dari zaman penjajahan) Indonesia dan Malaysia termasuk dalam satu kesatuan dan satu ras yaitu Melayu-Mongoloid. Makanya bahasa kita, budaya kita mirip satu sama lainnya karena kita memang satu nenek moyang. Mungkin dahulu kita adalah satu bangsa yang kemudian orang-orang didalam bangsa itu melakukan "perantauan" dan menyebarkan diri ke pulau-pulau lainnya bahkan ampe ke Thailand (liat aja baju adat thailand dan tariannya mirip ma baju adat dan tarian Bali dan Jawa-Majapahit. Sedangkan Malaysia lebih banyak mirip dengan Sumatera Barat) dan Philipine, makanya bangsa di empat negara ini mirip satu sama lainnya dan diakui dalam penelitian Anthropologi, keempat negara ini berasal dari satu ras yaitu Melayu-Mongoloid). Cuma, karena kita lebih dekat dengan Malaysia beredekatan Jadi ga heran jika kedua bangsa ini mempunyai kemiripan satu sama lainnya. Ga heran sih, kenapa empat negara ini bisa berasal dari satu bangsa atau satu ras. Kalau kita mundur lagi jauh kebelakang, sebenarnya kita semua berasal dari satu bangsa dan enenk moyang, yaitu Nabi Adam hehehehe yang kemudian para anak cucu Adam dan Hawa "merantau" dan mendirikan bangsa yang dilengkapi dengan kebudayaan masing-masih, dimana semakin deket letak geografisnya, maka kebudayaannya akan mirip satu sama lainnya.

Alquran Surat Al Hujuraat: 13 : "Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal".

2. Indonesia dengan Malaysia dahulunya pernah bersatu (dimasa Majapahit)

Sewaktu zamannya Raja Adityawarman ( Raja yang berdarah campuran, sang ayah adalah raja Majapahit- Raja Adwayawarman dan sang ibunda adalah putri raja dari kerajaan Minang- putri Dara Jingga dari kerajaan Dharmasraya, bersama-sama gabungan dua kerajaan itu pernah meluaskan wilayahnya hampir keseluruh nusantara (bersama dengan patih Gajah Mada menaklukkan hampir seluruh daerah Jawa, Sumatera dan Bali) bahkan sampai ke wilayah Malaysia atau negeri sembilan (Rantau nan Sambilan). Oleh karena itu hubungan antara Minang-Jawa-Malaysia (nagari sambilan) menjadi semakin dekat dari sebelumnya bahkan untuk mempererat hubungan bangsa yang satu nenek moyang ini, para anggota kerajaan (mungkin rakyatnya juga) melakukan pernikahan satu sama lainnya, agar hubungan kekerabatan itu tidak terputus.

Pada akhirnya hubungan kekerabatan itu diputuskan oleh penjajahan Belanda dan Inggris. Belanda menguasai daerah Jawa, sedangkan Inggris yang awalnya menguasai Malaysia dan Sumatera Barat yang menjadi pusat kerajaan di wilayah Sumatera. Dan akhirnya kekuasaan Inggris atas Sumatera diambil alih oleh Belanda dengan menandatangani traktat London dengan Inggris tahun 1842. Sejak itulah, hubungan kedua negara (Indonesia-malaysia) merenggang dan menjadi bangsa yang berbeda seperti sekarang ini. Makanya ga heran banyak pertukaran budaya dan pembauran yang terjadi diantara ketiga kerajaan ini (Minang-Majapahit-Nagari Sambilan) karena hubungan mereka dimulai sejak tahun 1347- sampai Inggris menguasai Sumatera Barat ditahun 1795. Jadi, kita pernah hidup berdampingan hampir selama 500 tahun booo.

Di lihat dari dua sejarah itulah, mengapa kebudayaan kita dan Malaysia sangat mirip dan keduanya sama-sama ngotot menyatakan bahwa itu adalah budaya mereka masing-masing. Cuma... kita kalah cepat untuk me-hak patenkan tradisi budaya kita, karena...

1. Pemerintah kita sendiri menganak tirikan seni budaya daerah
Selama ini mslh kebudayaan kita lebih dibebankan oleh sipelaku seni. Teman-teman bisa lihatkan, bagaimana sangat memprihatinkannya fasilitas untuk para seniman kita dalam mengembangkan budaya Indonesia. Di Malaysia, seni budaya mereka punyai diberikan fasilitas yang memadai sehingga manarik perhatian turis mancanegara dan terkesan sangat mewah dan elegan. Lah... kitanya, malah dipraktekkin di jalan-jalan oleh para seniman daerah demi menyambung hidup mereka. Sangat ironis banget, satu kebudayaan yang sama tetapi mendapat perlakuan yang berbeda.

Di Malaysia budaya itu bagaiakan aset berlian yang mana para senimannya di fasilitasi dan ditampilkan dengan kemasan yang "wah". Di Indonesia, hanya sekedar budaya kesenian jalanan rakyat untuk menyambung hidup.

2. Pemerintah lebih sibuk mengurus kekuasaan

Mereka lebih sibuk mengurus kursi kekuasaan dan bagaimana mencari-cari celah untu memperkaya diri. Lihat aja keadaan rakyat kita, yang miskin semakin miskin dan yg kaya... dah hampir bangkrut kecuali bagi yg masih berpraktek KKN. Dan lihat aja perlakuan pemerintah dalam mensejahterakan rakyat Indonesia. Dimana pemerintah berhutang sana-sini yang katanya buat dana pembangunan tapi kok masih adanya sekolah yang tidak layak pakai, masih banyak rakyat yang tinggal dikolong jembatan dan lain-lain. Pajak kita juga termasuk pajak yang tertinggi, sehingga harga barang yang seahrusnya murah tapi karena pajak yang diberlakukan di indonesia menjadi mahal. Udah gitu, kita juga dikenai pajak penghasilan, pajak jalan tol, pajak bangunan, pajak kendaraan, pajak makanan, pajak usaha dan pajak-pajak lainnya mati dililit pajak deh kitanya) dengan pajak sebanyak itu, kemanakah aliran pajak itu dialirkan? Katanya pajak akan dialirkan kembali untuk kesejahteraan rakyat. Kenapa masih banyak rakyat kita yang kelaparan? Kita adalah negara yang kaya atas sumber daya alamnya, dan tanah yang sangat subur, apaapun yang ditanam pasti tumbuh. Akan tetapi kenapa rakyat kita banyak yang berada digaris kemiskinan? Kemanakah uang negara dari hasil pinjaman atau bantuan luar negeri, hasil dari pajak-pajak yang sebanyak gaban itu dan hasil dari pengolahan sumber daya kekayaan alam Indonesia??? ya... kekantong penjahat pejabat dong dan kronco-kronconya... Jadi boro-boro perhatiin budaya, perhatiin perut rakyat kosong apa kagak aja ga keurus ma pemerintah

3. Rakyat Indonesia yang tidak menghargai budaya sendiri

Yang ini ga usah dibilangin, kita semua bisa menilainya. Apalagi semakin mudanya generasi, mereka semakin melupakan budaya daerah mereka masing-masing. Hal ini pernah Mia alami ketika chating dengan salah satu kenalan di blogger lewat YM. Ternyata dia juga berasal dari Sumatera Barat. Sebagai orang Minang, tentu Mia senang ketemu dengan orang yang satu daerah ma Mia. Ternyata kenalan Mia ini sejak kecil tinggal di Jakarta dan dia sama sekali ga minat untuk mengetahui (jgnkan mempelajari, mengetahui aja ga minat) asal-usul budayanya. Ketika Mia tanyain ma dia, "kamu Minangnya dari suku apa?" (di dalam Minang, terdiri dari berbagai macam suku, setidaknya ada 7 suku terbesar di Minang) Coba, apa jawabannya. "Hare gene masih ngomongin suku dan budaya daerah? Ga jamannya lageeee..."

Sumpah... empet banget Mia bacanya. Gimana kita gembar gembor LESTARIKAN BUDAYA KITA!... Jika banyak generasi sekarang yang pola pikirnya kayak gitu. Warisan budaya daerah sendiri ga dihargai, gimana engga di ambil ma orang lain coba. Kita sendiri ga bs menjaga dan menghargainya dan dengan sok gaul ngomong "GA JAMANNYA LAGEEEE..." masih pantaskah kalo kita berkoar-koar jika budaya yang ga kita hargai itu dirampas orang lain???

Jangan salahkan kucing nyuri ikan kita kl kitanya sendiri teledor dalam menjaga ikan itu. Apalagi kita ma kucing itu sama-sama suka ikan, cuma bedanya, si kucing tau nilai pentingnya tu ikan sehingga dia mati-matian pengen mengambilnya, sedangkan kita butuh tu ikan tetapi ogah-ogahan menjaganya dan malah tertarik melirik ikan yang lain. Ya tentu aja si kucing bergerak mengambilnya, karena kitanya lengah dan malah sibuk melirik ikan yang lain, sehingga ikan yang kita punya di ambil deh...

Oleh karena itu, sebelum kita berkoar-koar menyumpahi orang lain atau bangsa lain, perbaiki dulu deh attitude kitanya. Udah bener belom sikap kita dan pemerintah kita selama ini? Jadi, hentikan sikap caci memaki yang banyak kita gembar gemborkan selama ini.

Malahan ada juga dengan seenak udelnya ngomong... "Udahlah... mari kita perang aja ma Malaysia secara langsung." Itu pernyataan yang BEGO banget. Kalo misalkan beneran perang, paling orang yang dengan mudahnya ngomong "perang" atau "ganyang" yang lari duluan. Ingat, tong kosong nyaring bunyinya, orang yang dengan mudahnya menyuarakan suatu perbuatan yang menuntut pertanggungjawaban yang besar, biasanya orang itu yang tidak mempunyai nyali untuk memikulnya (ingat para caleg kita yg gampang minta sebuah kekuasaan dari rakyat dengan janji ini itu, skali rakyat ngasih tanggungjawab berupa kepercayaan buat dia memegang kekuasaan dan amanat rakyat eh malah lari merekanya dari apa yg mereka janjikan ketika mereka dah jadi pemimpin atau wakil rakyat.) Dan lagi... walaupun Indonesia lebih besar daripada Malaysia, kekuatan dan peralatan militer mereka lebih elngkap daripada kita yang mana pesawat tempur kita cuma 6 dan hanya tiga yang berfungsi dan mana ga da pelurunya lagi. Keadaan kita sekarang bener-bener seperti Harimau kehilangan taringnya. Kuat tapi ga berbahaya karena ompong.
Agar menjadi bangsa yang benar-benar kuat, bukan hanya kuat untuk melindungi negara kita dari pihak luar tetapi juga kuat untuk melindungi dan menjaga apa-apa yang telah diwariskan kepada kita dengan sebaik-baiknya. Melindungi itu ga harus melindungi dari pihak luar bukan? Tetapi pihak dari dalam juga perlu kita perhatikan dahulu. Jangan sampe kayak tulang yang keropos dari dalam.

Jadi stop caci maki negara lain, mari perbaiki diri kita dahulu. Mencaci itu pekerjaan mudah dan udah banyak orang Indonesia yang melakukannya. Jika kita semua ikut larut dalam caci maki seperti lainnya, kapan kita akan melakukan perubahan kearah perbaikan didalam diri kita?

Jadilah bangsa yang berbesar hati dan mengakui kekurangan kita jika apa yg mereka sampaikan itu benar adanya. Menyakitkan memang untuk mengakui sebuah kekurangan apalagi jika itu adalah kebenarannnya. Tetapi jika terus men-deny nya atau menolak kebenaran itu, maka bersiap-siaplah untuk menghadapi permasalahan yang sama untuk kedepannya. Jika ingin keluar dari sebuah permasalahan, instropeksi diri kita apa penyebab munculnya masalah ini, terima dan akui kesalahan kita dan terakhir berusaha untuk merubahnya sehingga kita bisa menjadi bangsa yang lebih baik.

Bukankah sebaik-baiknya bangsa adalah bangsa yang belajar dari kesalahannya dan berusaha untuk memperbaikinya demi perubahan dimasa depan yang lebih baik.


36 komentar:

  1. yay pertamax!!!!! http://us.i1.yimg.com/us.yimg.com/i/mesg/emoticons7/35.gif

    BalasHapus
  2. jadi mana yang salah?? haddoh hadoh...

    BalasHapus
  3. media massa di indonesia memang seperti provokator. tidak ksatria. tidak mau mengakui kesalahan. beritanya pun kebanyakan gosip. kabar burung. terbang.........:D:D:D

    BalasHapus
  4. Pusing juga yah, kok bisa kayak gini kondisinya. Kayaknya (maaf) kedua pihak salah dan mudah terprovokasi...

    BalasHapus
  5. @All>>> Sekali lagi Mia tegaskan, jika kita terus mencari siapa yang salah siapa yang benar, kita ga akan maju2. Sekarang, mari kita perbaiki diri kita biar ga berlarut2 dalam permasalahan siapa yang beanr siapa yg salah. Kalo kayak gitu juga, kapan bangsa kita bisa maju. Orang lain dah melangkah, kita sendiri masih ributin siapa benar siapa salah terus.

    BalasHapus
  6. malaysia spertinya tidak mencari ribut tapi say atakut kan ada pihak2 yang mengadu domba..
    smoga pihak2 tersbut di beri hukuman dah dari TUHAN :)

    BalasHapus
  7. @Koko James>> salah satu pihak yg patut di tegur itu media kita tuh. Terlalu menggembar-gemborkan suatu hal tanpa melakukan cek dan ricek kebenarannya dahulu dan terkadang "dilebbaykan" hanya untuk mendapatkan rating yang tinggi dalam pasar. Pas kebenaran beritanya terkuak (dg sendirinya pemberitaan awal mereka salah) mereka dg cueknya ninggalin kesalahan mereka tanpa permintaan maaf karena telah memberikan berita yg salah kpd masyarakat. Dan terus2an membuat berita yg simpang siur tanpa melakukan fit and proper test test kebenaran beritanya dahulu. Lama2 berita kita berubah jadi sosok berita infotainment deh. Mengutarakan gosip dahulu, dan digosok2 terus biar makin sip beritanya. Soal kebenaran beritanya belakangan aja.

    BalasHapus
  8. ya sebaiknya kita intropeksi diri juga, dalam hal ini jangan cepat2 meyimpulkan, namun tetap kritis. dan ketegasan pemerintah diuji

    BalasHapus
  9. Media tidak sepenuhnya salah, semua terjadi akibat keterpurukan bangsa ini, andai kita berpikir positif dan tidak emosional semua dapat diselesaikan dengan cara-cara yang lebih layak

    BalasHapus
  10. Setiap ada permasalahan baiknya kita bicarakan baik2, di musyawarahkan baik2 jangan langsung emosi..., kita saring dulu kebenarannya / kesalahannya..., instropeksi diri itu sangat baik. Akhirnya kita serahkan semua kepada Allah SWT, berdoa semoga kita bisa hidup rukun & damai sesama kita & sesama tetangga.

    BalasHapus
  11. postingan yang bagus mi,ini postingan yang melihat segala hal dari berbagai sisi.mudah-mudahan temen-temen bloger baik itu teman-teman bloger dari malaysia maupun Indonesia tidak lagi termakan "hasutan" media yang memanfaatkan emosi untuk menaikan rating semata yang dapat membuat Indonesia dan Malaysia yang Notebene merupakan saudara satu rumpun saling baku hantam.sudah saatnya kita berhenti saling hujat dan mari kita bermaafan ini bulan suci jangan nodai dengan prasangka buruk.ingat pesan rasullulah "amar makruf nahyi munkar"

    BalasHapus
  12. GANYAAAAANGGGG MALINGSIA!!!!!

    BalasHapus
  13. miaw ternyata dirimu betul-betul aktif terus ya..
    ane saja tak sempat buat tulisan tentang hal ini. tapi sepakat dengan media massa arus utama yang banyak memprovokasi masyarakat. seakan ada tangan-tangan jahil yang mencoba mencari keuntungan dari perseteruan dua negara serumpun

    BalasHapus
  14. lebih baik indonesia dan malaysia berteman sajja...
    soalnya sama" negara mayoritas penduduk muslim..
    betul ga mbak :D ?

    BalasHapus
  15. wah... bener juga sampean mbak.. emang perlu data yang valid dulu sebelum menindak sesuatu...

    BalasHapus
  16. DARI PERTAMA KASUS AMBALAT 1 JUGA GITU DEH WARGA DISANA MAH BAHKAN TIDAK TAHU MENAHU BERITA TERSEBUT...PADA MASA ITU AKU DISANA LHO...

    yang perlu kita waspadai ini apakah provokasi ato apa..bahkan warga disana sampe kasus terkini banyak nggak tau kok...buktinya aja kasus tari pendet....pemerintah nya aja bantah soal itu..

    nah yang mesti kita pahami ..ternyata kita emang dijadiin bulan bulanana, oleh sesuatu yang nggak jelas....apakah dari konspirasi bangsa sendiri bangsa sendiri..ato apa emang....tapi aq...juga anti mereka kok...

    dan ingat..pada zaman soeharto....disitu berlaku politik untuk mengalihkan perhatian jika ada peristiwa besar....ingat ambalat 1 terjadi pas pilpres....dan sekarang juga tuh....kan presiden kita juga warisan soeharto.....

    untuk itu kita mesti selektif deh...

    BalasHapus
  17. "Bukankah sebaik-baiknya bangsa adalah bangsa yang belajar dari kesalahannya dan berusaha untuk memperbaikinya demi perubahan dimasa depan yang lebih baik."

    Saya paling suka ama kalimat penutup itu.

    Salut buat Mia. :)

    BalasHapus
  18. hihi posting juga dia masalah ginian, mang tu media dah pada aneh, berita ga jauh beda ma gosip, bukan cuma kasus malaysia, kasus teroris aja ga ketulungan deh berita anehnya, terutama yg sekarang lagi heboh tu masa no rek tersangka teroris aja sampe dites mau ditransfer ma TV jiaaah apa gunanya coba sekalian aja jadi densus 88

    Kalo urusan malaysia haha , ga mungkin juga mereka asal comot/klaim sesuatu kalo ga ada sebabnya, kalau budaya, kekayaan alam bisa dilestarikan & dimanfaatkan bangsa sediri pasti ga bakal ada kejadian gini, yang ada cuma orang2 yang ambik keuntungan buat perutnya sendiri ga mikirin kepentingan bangsa. Huh

    BalasHapus
  19. andai lo tau komeng gw di jengsri.com mi :(

    BalasHapus
  20. Kekasih Sejati yang setia selalu.. DIA rela menunggu walau kita selalu menykiti hatiNYA.. dengan salah dan DOSA.. subhanalllllaaaaah.. DIA MENUNGGUMU.. TANGANNYA SELALU TERULUR MENANTIKAN KITA SEMUA.. YANG MAU KEMBALI KEPADANYA
    SALAM SAYANG

    BalasHapus
  21. SAHABATKU RAIH FITRAH DIRI menjadi MANUSIA SEUTUHNYA UNTUK MENGEMBALIKAN JATI DIRI BANGSA
    Salam Cinta Damai dan Kasih Sayang ‘tuk Sahabat Sahabatku terchayaaaaaank
    I Love U fulllllllllllllllllllllllll

    BalasHapus
  22. Memang unik karakter orang2 kita dari mulai kerusuhan Ambon yang dimulai dari hanya perkelahian 2 orang yang konon masalah sepele, fenomena "Nurdin M Top" di Temanggung yang begitu dahsyat 'blow Up' media dan hasilnya kita sudah tahu..memang unik orang kita, memang unik hehehe Asyik ngeliat kelakuan bangsa sendiri.. Asyik ngetawainnya juga.. Bukan orang Indonesia kalo ga bisa memperbesar masalah yang kecil dan mendramatisir keadaan.

    BalasHapus
  23. deuhhhhh panjangnyaaaaaa...., Shin-kun ampe pegel bacanya, hehehe, but anyway, pendapat Shin-kun siy simple saja, daripada tereak2 ganyang sana ganyang sini, mendingan actionnya Mia, pemerintah siy menurut Shin-kun selama ini minim action.... ehehehe...

    BalasHapus
  24. Saya suka sama kalimat di bawah ini, yang menurut saya bisa menjadi langkah awal untuk memperoleh solusi terbaik dari kasus-kasus yang terjadi antara Indonesia dan Malaysia:
    "...mari hentikan perbuatan hina menghina ini, ga bakalan bisa mecahin permasalahan kalo kayak gini terus."

    Hmmm... Kalimat yang sangat bijak, dari seorang sahabat...
    Jadi bangga nih punya sahabat kayak Mia... Ehmmm...

    Makasih sudah berbagi informasi ini... Tetaplah berbagi Mia...

    Sukses Selalu...

    BalasHapus
  25. wah2 mba mia, artikelnya manteb euy, kliatan mba mia punya ketahanan menulis yg hebat(hal yg saya masih pelajari) trlihat dari arah artikel yg jelas dan tidak keluar dari koridor kerangka yang sudah di tetapkan, bisa minta tipsnya mba, gmn menulis dengan mantaaff, o,iya kalo gini namanya bukan kucing tengil lagi, tapi kucing bijak, hhe
    BTW mengenai masalah ini, memang benar mencari siapa yg salah dan benar adalah kurang tepat, lebih baik kita intropeksi dan evaluasi untuk mengeksplorasi dan exploitasi diri kelemahan diri kita agar menjadi suatu keunikan dan keunggulan

    :) o,iya saya bangga banged mempunyai teman, mba mia ini :)
    and, mba jangan lupa tipsnya bocorin yax, hha :D

    BalasHapus
  26. iia bukan apa apa sii.. cuma sekedar buat mendinginkan suasana yg emang di sebagian blogger, dunia maya udah kebangetan panasnya mi... :(

    gmn puasanya??!?!

    BalasHapus
  27. Anyway it's a nice article.. beruntunglah orang yang bisa introspeksi diri sambil tetap tenang dan berpikir untuk mengambil tindakan yang tepat jadi bukan kayak orang2 yang teriak2 ga jelas hehehe...

    BalasHapus
  28. tiada yang lain selain HEBAT!!! buat penulis artikel ini. anda sangat profesional dalam penulisan.
    bangga mengenali anda...

    salam cinta damai

    BalasHapus
  29. Salam Cinta Damai dan Kasih Sayang ‘tuk Sahabat Sahabatku terchayaaaaaank
    I Love U fullllllllllllllllllllllllllllllll

    BalasHapus
  30. @All>>> mari kita selesaikan permasalahan bangsa kita secara beradab :D. Thanks buat yg masih bisa berpikiran dingin dan ga ikut2an panas.

    @Lafa>>> Apa ya... aduh, mia ga ada tips2 nulis. Mia nulis apa yg mau mia tulis. tuangin aja apa yg mau disampaikan. Thanks ya lafa, dah anggap tulisan mia dah bagus, kalo dari mianya sendiri masih menilai tulisan Mia awut2an hahahahaha

    BalasHapus
  31. waduh... pusing dah... hukum sebat akibat uy .. yah emang gitu ada na..

    eh . situs indonesia yg njelekin malaysia mna yak ?

    BalasHapus
  32. capek deh gubris...ama orang malaysia kaya ngomong amam monyet doang.....bisanya cuman cibir....

    biarpun digebuuk dinasehati diajari....paling juga nyibiiiiir....

    dasar monyet...

    BalasHapus
  33. just walking in afternoon ^^

    visit my blog too :) tq.

    BalasHapus

Mohon berbahasa yang sopan (boleh melawak asal sopan)dan tidak melenceng dari postingan atau memuat iklan. Komentar yang dianggap ga pantas akan di hapus oleh admin Tora^^

Thanks