Minggu, 05 Juli 2009

Debat Capres FInal; SBY Dipojokkan Kalla

Huaduhhhhh...

Gara-gara komputer mia tiga hari yang lalu udah Inalillahi wa inailahi raji'un alias game over alias tewas menyusul Michael Jackson (dengan penyebab unknown. sekarang jenazah monitor Mia sedang diteliti di rumah sakit service computer deket kostan untuk mengetahui penyebab kematiannya. Hiks T_____T) Jadi ga bisa bikin review tentang debat capres putaran final tepat waktu deh. Mana sekarang Mia dah banyak yang lupa tentang isi debatnya

kesimpulannya... debat capres putaran ketiga kamis, 2 Juli 2009 kemaren lumayan seru deh. Lagi-lagi Pak Jusuf Kalla kembali beraksi nyudutin SBY (kenapa mesti SBY doang pak?). Di saat session pertama, yaitu tentang penyampaian misi dan misi, Jusuf Kalla dah mulai meng-upper cut SBY tentang iklan pemilu satu putaran yang dianggapnya sebagai tindakan menilai demokrasi dengan uang. Karena di Iklan pilpres satu putaran tersebut menyebutkan, jika kita bisa melaksanakan pilpres hanya dengan satu putarab, maka negara akan menghemat uang (uang rakyat. CATET!!!) sebesar 4 trilyun HEEEEEEEKHHHH... mangnya kotak suara buat pilpres nanti dari emas ya?

ckckckckck... sesi debat belom dimulai udah mencetak skor duluan beliau.....

Sewaktu di sesi kedua, yaitu saat sesi debat dimulai mengenai wilayah NKRI, SBY menyempatkan diri membalas upper cut dari JK. Beliau mengatakan bahwa iklan pilpres satu putaran tersebut bukan dari pihak beliau, setidaknya iklan tersebutdi buat tanpa sepengetahuan beliau. JK ga kalah cepat mengcounterattack serangan upper cut SBY dengan hook-hook yang tajam dan menyengat (ni membahas politik apa tinju sih???)

"Jadi... iklan itu bukan milik bapak atau dari team sukses bapak?" Tanya JK balik

"Bukan!" Jawab SBY tegas

"Kalo iklan itu bukan milik saya, bu Mega dan Bapak SBY. Brarti itu adalah iklan ilegal dong namanya...Harap KPU mencabut iklan itu dari media televisi secepatnya". Ujar JK penuh kemenangan.

Diengah riuh rendahnya tepukan tangan pihak JK dan Mega SBY menjawab. "Ya... ilegal"

Tak hanya itu, JK juga menyindir tentang kasus 'kesalahan Andi mallarangeng' saat ia berkampanye di Makasar beberapa hari yg lalu. Jk menyindir, bagaimana seorang pemimpin bisa menjaga NKRI jika ia rasis terhadap salah satu suku di Indonesia. SBY tampak sedikit berubah mimik mukanya ketika mendengar sindiran JK. Dan Megawati tampak mengulum senyum.

3-0 atas JK

Sangat disayangkan. tujuh hari menjelang pilpres di adakan, SBY terjerumus kasus yang dapat mencemarkan citra beliau. Apalagi salah ucap (atau salah tafsir) atas ucapan Andy sewaktu berorasi di sulawesi, telah menyulutkan kemarahan orang Sulawesi. Bahkan, Andy di usir dan tidak dianggap sebagai orang Bugis Makasar lagi. Situasi ini menjadi hal yang menguntungkan bagi Jk, bahwa beliau hampir 99% mendapat dukungan dari orang sulawesi karena kesalahan penafsiran ucapan Andy yang dinilai rasis dan melecehkan orang Makasar.

Di tambah mengenai tidak diakuinya iklan satu putaran tersebut oleh SBY sebagai milik dari teamnya, hembusan angin black propaganda semakin kencang melanda kubu SBY. Beberapa pengamat politik juga menyayangkan tindakan SBY yang membantah iklan tersebut sebagai miliknya. SBY bisa tercitra sebagai pemimpin yang lepas tangan atau tidak bertanggungjawab atas apa yg dilakukan oleh team suksesnya. Pengakuan tersebut dianggap sebagai langkah SBY untuk cuci tangan agar citranya tetap terlihat bersih.

"Karena SBY tidak ingin mendapatkan serangan balik. Sebab kalau iklan itu diakui miliknya, maka akan kontra produktif dengan perolehan SBY nantinya" ujar pengamat komunikasi politik UI Ibnu Hamad.

Salah satu juru bicara Mega mengatakan, satu persatu topeng SBY mulai terkuak. Capres Megawati Soekarnoputri juga dengan lantang menyayangkan sikap Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang tak menarik iklan Pilpres 1 putaran yang dibuat oleh timnya. Padahal, iklan tersebut sudah diakui SBY dibuat di luar sepengetahuannya alias ilegal (lah.. bu Mega ini gimana sih? kan katanya tu iklan bukan milik pak SBY. Komplain ma pemilik iklannya dunk).

Kubu SBY tidak berdiam diri menanggapi 'tuduhan' tersebut. Mereka merasa jengah karena getah atas sesuatu yang bukan dari pihak mereka. Apalagi, Denny JA, Direktur Eksekutif Lingkaran Survei Indonesia sebagai pelaku pembuat iklan tersebut sudah mengklaim bahwa iklan itu adalah pure atas idenya sendiri dan dibiayai oleh seseorang. Namun, demi alasan etika, ia enggan mengungkap siapa orang tersebut. Tapi orang itu bukanlah SBY atau dari orang team sukses SBY sebagaimana yang telah ditegaskan oleh SBY.

Denny JA menjelaskan, iklan itu dibuat dari lembaga demokrasi yang bernama Lembaga Studi Demokrasi Indonesia (LSD). Organisasi yang dibuatnya ini bukan merupakan bagian dari tim sukses SBY-Boediono.

"Jadi benar itu Pak SBY. ini iklan bukan dari tim sukses," kata Denny JA di Gedung Mahkamah Konstitusi di Jakarta.

Iklan itu adalah murni, ajakan dari Denny JA kepada masyarakat agar anggaran APBN bisa di hemat 4 trilyun. Toh... dia sebagai rakyat yang memiliki hak berpendapat dan berpolitik sah-sah aja mengemukakan pendapatnya. Rakyat mau mengikuti atau tidaknya ajakan dia, dikembalikan lagi kepada masyarakat.

Mengenai pernyataan capres M Jusuf Kalla yang mengatakan bahwa iklan tersebut adalah ilegal karena bukan berasal dari tim sukses SBY-Boediono, Denny membantahnya. "Itu tidak benar karena ini gerakan dan iklan yang legal. Kenapa? Karena ini bagian hak dari masyarakat untuk berdemokrasi, dan tidak ada satu pasal pun dalam Undang-Undang Pilpres yang melarang masyarakat untuk berpartisipasi dalam pilpres, termasuk melakukan iklan," ujar Denny.

Denny JA menjelaskan, iklan itu dibuat dari lembaga demokrasi yang bernama Lembaga Studi Demokrasi Indonesia (LSD). Organisasi yang dibuatnya ini bukan merupakan bagian dari tim sukses SBY-Boediono.

"Jadi benar itu Pak SBY. ini iklan bukan dari tim sukses," kata Denny JA di Gedung Mahkamah Konstitusi

Hmmmm... Bagaimana pendapat temen-temen. Apakah kita harus mengadakan pilpres dalam satu putaran dengan pertimbangan menghemat uang negara 4 trilyun rupiah tapi mematikan demokrasi rakyat karena menilai demokrasi dengan nilai sebuah uang atau haruskah dengan menjalankan pilpres dua kali putaran yang menghabiskan 8 trilyun rupiah (jika satu kali putaran 4 trilyun. dua kali bisa jadi 8 trilyun dunk) tersebut, dapat menunjukkan level demokrasi di Indonesia sudah berjalan baik?

Kalo mia sih, milih satu putaran aja. Toh, walo satu putaran rakyat juga kok yang milih. Siapa memperoleh suara yang terbanyak, dialah yang menang. Simple kan, tanpa harus menghambur-hamburkan 4 trilyun rupiah lagi hanya untuk memenuhi ego para capres dalam selubung kata DEMOKRASI...???

Pilihan ada tangan anda...

14 komentar:

  1. mampir nih sob ..
    btul tuh ...
    JK emang jago menekan capres lainnya ..
    hehehe ...
    hidup JK ..
    :D :D :D

    BalasHapus
  2. yaaah.... kalo sayah sih,,, berhubung sayah ini goblok... jadi udah gak mau lagi tambah digoblogkin ama statement statement para polikucing polikucing di televisi... biarkan mereka berstatement... biarkan mereka berucap... toooh sayah juga punya mata... dan sayah juga bisai merasakan sendiri... ketiga capres tersebut masing2 pernah berada di kedudukan tertinggi... SBY dan MEga pernah jadi presiden.... JK walau cuma jadi Wapres.. tapi katanya dia lebih berjasa dari CApres... jadi kita semua sebenernya sudah bisa menentukan pilihan jauh hari sebelum mereka saling serang.... hehehehehe....

    eh omomg2 monitornya di pipisin tora yaah...??? makanya jadiin tora asem manis ajahhhhh... hihihihih...

    BalasHapus
  3. hahahaha...

    lebih cepat belum tentu lebih baik, yang penting lanjutkan!

    hehehehe

    BalasHapus
  4. hehehe.. pantesan dari kemaren tiap main sini ada bau bangkai yaaaaa.. engga tahunya kompine mbake kucing tooh.. =))
    Salam Sayang

    BalasHapus
  5. yang namanya pemilu emang mendingan cepet sih, tapi demi hasil yang lebih bisa dipertanggungjawabkan, biaya 4 triliun itu bisa dianggap sebagai pengeluaran yang memang perlu. lagian uangnya juga cuma muter di indonesia aja kan?

    btw, IMHO, saya kurang nyaman dengan mp3 yang ujug-ujug nyala begitu saya mampir ke sini... u know, it's kinda annoying. maap, OOT dari postingannya :p

    BalasHapus
  6. @ Bayuthemaniac: idem
    @ Ranggagoblog : lah...bukannya hobi pipisin monitor itu Rangga...
    @ Babigoblog: idem aja ah... daripada dikasih virus flu babi P
    @ KangBoed Yang bau itu bukan monitor mia, tapi mulutnya Kangboed aja yg deket ma idungnya hehehehe peaceee
    @ Harunsaurus: Kalo keganggu ma musicnya, tinggal teken tanda play aja di boxmusicnya, ntar jadi pause sendiri kok musiknya. sip ;;)

    BalasHapus
  7. asty dukung lanjutkan... ay semangat...

    BalasHapus
  8. dahh lanjutkan aja.. pak sby itu serius loh dalam mengurus negara.. liat aja kantong matanya.. tebel banget.. itu karena dia ga tidur2 ngurusin negara.. hehehehehehe..

    pak sby juga orangnya asik.. sante gitu.. sante tapi pasti, secara orang militer gitu.. tapi jarang orang militer kayak sby.. hehehheeh

    BalasHapus
  9. yah, saya gak mau milih yang banyak omongnya mi, yang terbukti aja deh :D

    BalasHapus
  10. ehehhehe.. film korea yang lucu Oh My God 2, Sex is 0.. heuheuheu lucu dan konyol.. gila.. :p

    BalasHapus
  11. mksih yah karena masih mau mampir di blogku. kmu memang pembaca setia yah :)
    mksih juga atas pujiannya yah :)

    BalasHapus
  12. jiajakakakjajka my boss my hero.. yang sarjana cuma 1 orang wkoakoakwoakokao..

    shoutmix saya apus karena banyak spam huh huh..

    BalasHapus
  13. bagaimana pun sby disudutkan di detik2 terakhir akan pemilu... kita sebagai warga negara Indonesia yang makin pintar menelaah masalah yang ada terjadi di indonesia, SBY sudah membuktikan kepada kita, sudah berusaha memperbaiki ekonomi indonesia dari krisis moneter menjadi lebih baik sekarang, memang manusia tidak ada yang sempurna, tetapi dari kelemahan beliau lebih banyak manfaatnya yang kita terima dibandingkan kelemahannya. Dari pengalaman kita tentang presiden-presiden sebelumnya (Gusdur = sering sekali asal jeblak aja kl ngomong kl diminta pertanggungjawabannya beliau hanya bilang itu khan saya bercanda, zamannya Mega = banyak sekali terjadinya korupsi, dari cara beliau menerangkan masalah beliau hanya menerangkan singkat dan padat(belum memuasakan pendengarnya)zaman beliau banyak dikendalikan oleh suaminya.Sedangkan kl JK, beliau adalah pengusaha terkenal di Makasar, lebih dari 50% wilayah di Makasar adalah miliknya. Cara bicaranya mirip dengan Gusdur, ain jeblak aja bicaranya ( siapa cepat dia dapat)....
    sekarang terserah anda sang pembaca... pilihan ditangan anda..... LANJUTKAN

    BalasHapus

Mohon berbahasa yang sopan (boleh melawak asal sopan)dan tidak melenceng dari postingan atau memuat iklan. Komentar yang dianggap ga pantas akan di hapus oleh admin Tora^^

Thanks